MP-19: Tentang Kalung

2.4K 186 2
                                    

"KENYATAANNYA adalah ..."

Justin mendekati Bella lalu berbisik,

"Kamu tidak punya Ayah, dan Ibu mu itu juga bukan Ibu kandungmu, Bella." Justin terdiam sesaat. Ia menarik Bella ke dalam dekapannya lalu memeluknya dengan erat. "Dewa laut lah yang langsung membuatmu ada di dunia ini. Dia menitipkan kamu kepada Ibumu."

Bella terdiam beberapa saat, membuat tangan Justin mulai mengusap rambut gadis itu dengan sayang. Namun tak lama kemudian, Bella mendorong tubuh Justin hingga pelukannya lepas.

"Kamu bohong!"

Justin tersentak mendengarnya. Ia refleks berdiri ketika Bella bangkit dari posisinya.

"Kamu pikir aku akan percaya dengan omong kosong seperti itu? Ibu ... adalah Ibu kandungku! Dia lah yang melahirkanku!" bentak Bella kepada Justin. Gadis ini terlihat sangat marah sekarang.

"Dan ini," Bella mengangkat kalungnya untuk diperlihatkan kepada Justin. "Ini adalah kalung pemberian Ayahku! Bagaimana bisa kamu berkata bahwa benda ini adalah pemberian dari dewa laut?" lanjutnya dengan nada tinggi.

"Bella-"

"Cukup!" Bella memotong ucapan Justin dengan cepat. "Dari awal aku memang tidak pernah mengenalmu, Jus. Bagaimana bisa aku akan mempercayai penjelasan tidak masuk akal darimu seperti itu? Kamu hanyalah orang asing. Dan akan tetap seperti itu!"

Tanpa menunggu jawaban dari Justin, Bella langsung berenang pergi dari ruangan tersebut.

Justin yang melihat tubuh Bella menghilang di balik pintu, hanya bisa mematung di tempatnya. Selanjutnya lelaki ini mengerang seraya mengusap wajahnya dengan kasar.

"Orang asing, ya? Orang asing ini nantinya akan menjadi salah satu sosok yang paling penting di hidupmu, Bella."

***

Bella menangis di sepanjang jalan. Gadis ini tidak memperdulikan tatapan bingung dari para duyung yang berenang melewatinya. Rasanya sakit. Bagaimana bisa Justin berkata setega itu kepadanya?

Ibu yang selama ini bersamanya, ternyata bukanlah sosok yang melahirkannya?

Bella menghentikan renangnya. Gadis ini sekarang menyenderkan punggungnya pada salah satu pilar istana seraya memandang ke arah depan.

Matanya kerap kali bergerak untuk melihat beberapa hewan laut yang berlalu lalang di hadapannya. Lalu--

tes

Air mata Bella jatuh dan langsung berubah menjadi mutiara. "Bisa-bisanya merman mesum itu mengatakan hal bodoh seperti tadi," gerutu Bella kemudian.

Bella terisak seraya mengusap air matanya yang hampir jatuh lagi. "Ibu adalah Ibu kandungku. Itulah faktanya," lanjut Bella.

"Dan dewa laut lah yang menitipkan kamu kepada Ibumu. Itulah kenyataannya, Bella."

Bella terpekik kaget ketika tiba-tiba Justin membalas ucapannya. Lelaki itu kini tengah bersandar di pilar yang sama dengan posisi tepat di samping Bella.

Bella berdecak. Gadis ini menjauh dari sana. "Kenapa kamu ada di sini? Kamu mengikutiku?" sentak Bella kemudian.

Justin menyungging senyum. Ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Ini adalah istanaku. Sudah sepantasnya aku ada di sini."

Bella mendengkus. Secara tidak sengaja Justin terlihat ingin menyudutkan Bella. "Kalau begitu pulangkan aku ke daratan!" tukas Bella.

"Harus kukatakan berapa kali, bahwa kamu tidak bisa kembali ke daratan, Bella," balas Justin, tetap tenang.

"Untuk apa juga aku harus berada di sini? Keberadaanku tidak akan berpengaruh apa-apa, Jus. Bahkan jika kamu mau, kamu bisa memilih duyung lain yang lebih cantik sebagai pasanganmu."

"Jika aku bisa, aku pasti akan melakukannya dari dulu," jawab Justin. Merman ini sekarang menegakkan tubuhnya dan menatap Bella dengan tatapan intens. "Tetapi takdirlah yang memilihmu. Dewa laut yang menginginkanmu menjadi ratu di kerajaanku. Dan jika kamu berpikir bahwa keberadaanmu itu tidak penting--kamu salah."

Bella mengernyitkan dahinya ketika Justin berbicara seperti itu.

Justin berenang pelan mendekati Bella. Tangannya terangkat untuk menyempilkan beberapa helai rambut Bella ke belakang telinga gadis itu. "Setelah kamu menjadi istriku nanti, kamu akan menjadi tameng sekaligus kekuatan dari Aerist Kingdom," sambung Justin, membuat Bella tertegun.

"Apa? Tameng dan kekuatan?"

Justin mengangguk. "Kalungmu itu memiliki sihir murni yang diberikan langsung oleh Dewa laut. Sihir itu nantinya akan berfungsi sebagai sumber kekuatan sekaligus penjaga dari Aerist Kingdom."

"Jika begitu, ambil saja kalung ini." Bella melepaskan kalung yang tengah dipakainya, kemudian menyodorkannya kepada Justin. "Dengan begitu kamu bisa mendapatkan apa yang kamu mau, dan aku bisa terbebas dari semua ini. Kamu bisa mengembalikanku ke daratan lagi. Selesai, kan?"

Justin memejam matanya rapat. Sesaat kemudian ia menghela nafas panjang dan mendorong tangan Bella yang hendak menyodorkan kalung tersebut.

"Kalung itu tidak akan berfungsi jika kamu--yang bernoteben sebagai 'pemiliknya', melepaskannya. Ia hanya akan menjadi sampah saja. Tidak memiliki kekuatan," jelas Justin.

Raut wajah Bella mulai berubah. Nampaknya ia mulai mengerti maksud dari ucapan Justin sekarang.

"Jadi dalam arti lain, kamu hanya sedang memanfaatkanku saja, Jus?"

Justin terhenyak. Ia menatap Bella dengan tatapan terkejut. Entah apa yang harus dijawab Justin sekarang, karna kenyataannya ...

Ucapan Bella benar.
Justin hanya 'memanfaatkan' keberadaan gadis itu.

_____________________________

#example of necklace worn by bella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#example of necklace worn by bella

Mermaid Princess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang