PAGI ini, Bella bangun dari tidurnya dengan mata yang sembab. Gadis ini menatap wajahnya dari pantulan cermin, kemudian menghela nafas kasar.
Hal ini pasti terjadi karena dirinya yang terlalu lama menangis tadi malam. Maka dari itu, bekas tangisannya ini masih terlihat jelas di matanya.
Bella sempat merenung sesaat, sebelum dirinya tersadar bahwa ia harus segera bergegas untuk berangkat ke sekolah. Ia tidak mau jika nantinya, dirinya kembali terlambat seperti halnya kemarin.
Tanpa menunggu lagi, Bella segera mandi dan mempersiapkan dirinya untuk berangkat ke sekolah.
Setelah melahap beberapa gigitan pada roti, Bella memutuskan untuk pergi dari rumahnya. Ia tidak berpamitan karena Xeron sudah berangkat pagi-pagi sekali untuk bekerja. Sementara Aurel sendiri, gadis itu memang sering berangkat ke sekolah lebih awal.
Singkat cerita, Bella sudah tiba di sekolahnya. Bella hanya bisa berharap bahwa hari ini bisa lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Bella tidak ingin kejadian kemarin terulang kembali. Gadis ini berniat untuk menjadi lebih baik dari sekarang. Ia tidak ingin membuat Ibunya itu marah lagi.
Dan untunglah, keinginannya untuk tidak terlambat datang ke sekolah itu terkabulkan. Bella datang dengan melenggang bebas melewati gerbang yang masih terbuka lebar.
Bella tersenyum kecil.
Ini adalah awal yang bagus untuk hari ini.Namun, saat kakinya melangkah untuk berbelok lorong, tanpa diduga sesosok pria berdiri di sana--menghalangi jalannya, hingga sukses membuat Bella menubruk tubuhnya hingga kedua sosok ini terhuyung ke belakang.
"Ah, maaf!" ujar Bella cepat, membuat lelaki itu balik menatapnya.
Melihat paras tampan itu, sontak Bella mengernyitkan dahinya. Mata tajam beserta alis tebal itu seperti tidak asing dari pandangannya. Namun, Bella juga tersadar bahwa ini adalah kali pertamanya ia bertemu dengan lelaki tersebut.
Bella berdesis pelan. Pikirannya ini pasti sedang kacau sehingga dirinya memikirkan hal-hal yang tidak penting.
Kemudian Bella menghela nafasnya pelan dan berkata, "Sekali lagi maaf ya? Aku gak sengaja. Permisi." Setelah mengucapkan itu, Bella melangkah melewati lelaki tersebut dan pergi dari sana.
Sementara sosok itu, hanya menarik salah satu sudut bibirnya seraya memasukkan salah satu tangannya ke dalam saku celana.
"Cepet banget ketemunya. Takdir emang mau ngedukung rencana saya ya?"
***
Jam pelajaran pertama telah dimulai. Bunyi bel tanda masuk membuat semua murid memasuki kelasnya masing-masing. Sementara Bella yang sudah siap sejak tadi, hanya duduk menunggu kedatangan guru.
Pletak!
Bella sontak meringis ketika sebuah karet melayang tepat mengenai salah satu bahunya. Refleks gadis ini menoleh ke belakang, dan mendapatkan Alex yang tengah cengengesan di tempatnya.
Dasar Alex!
batin Bella.Karena tidak ingin memperpanjang masalah, Bella hanya bisa pasrah dan kembali memposisikan tubuhnya ke arah depan. Hingga tidak lama kemudian, seorang guru masuk ke kelas tersebut dengan sesosok siswa yang berjalan mengikuti di belakangnya.
Melihat sosok itu, mata Bella sedikit melebar. Ia sadar bahwa siswa tersebut adalah orang yang sempat bertabrakan dengannya tadi di lorong sekolah. Apakah ... apakah siswa tersebut adalah murid baru? Pantas saja Bella merasa belum pernah melihatnya di sekolah ini.
Berbeda halnya dengan Alex yang berhasil mematung ketika melihat sosok itu memasuki kelasnya. Punggungnya menegang ketika ia sadar bahwa matanya tidak salah lihat.
"Justin?" ucap Alex tanpa sadar.
Sementara di depan sana, Justin yang melihat keberadaan Alex hanya bisa tersenyum tipis. Ia menghela nafas pelan lalu mengalihkan pandangannya ke arah Bella.
Bella yang ditatap seperti itu tentu saja gelagapan. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain untuk menghindari tatapan murid baru itu.
"Hari ini, kita kedatangan murid baru. Bapak harap, kalian bisa berteman baik dengannya," seru Guru tersebut, membuka suara. Kini suasa kelas cukup ricuh karna mengingat paras Justin yang memang bukan main-main. Dengan wajah tampan bak dewa yunani, rahang tegas, mata tajam, alis tebal, dan berperawakan tinggi itu membuat beberapa siswi menahan pekikan girangnya.
"Silahkan memperkenalkan diri." Ucapan guru ini berhasil membuat suara di kelas menjadi senyap. Semua orang nampaknya sudah tidak sabar menunggu murid baru itu memperkenalkan diri.
Sedangkan di sisi lain, Justin terdiam sesaat. Tatapannya masih tertuju ke satu titik, yaitu Bella.
Lalu Justin membalas tatapan guru tersebut dan menjawab, "Boleh langsung duduk aja gak, Pak? Saya akan memperkenalkan diri nanti."Mendengarnya membuat guru itu sedikit kaget. Namun, tak lama ia menormalkan ekspresi sembari mengiyakan ucapan Austin.
"Kamu bisa duduk di sebelah Alex," balas Guru itu, seraya menunjuk ke salah satu kursi kosong di sebelah Alex.
Justin tidak bereaksi apapun. Lelaki ini hanya mengangguk sekali lalu melangkah dari sana. Namun bukan menuju kursi yang ditunjukkan oleh gurunya tadi, melainkan ke sebuah kursi kosong yang sialnya berada tepat di sebelah Bella.
"B--bukannya tadi--" Ucapan Bella terpotong ketika Justin kembali bersuara.
"Maaf, Pak. Saya boleh duduk di sini? Kalo di belakang nanti tulisan di whiteboardnya tidak keliatan," ujar Justin, membuat semua orang berasumsi bahwa lelaki tampan ini memiliki masalah penglihatan.
Guru itu mengangguk. Dan hal tersebut disambut dengan senyuman kecil dari Justin yang malah membuat para siswi berteriak histeris karenanya.
Tanpa menunggu lagi, Justin mendudukkan tubuhnya tepat di samping Bella. Dan Bella yang memang sudah tidak nyaman dari sejak tadi, hanya bisa berusaha menormalkan detak jantungnya sambil menatap lurus ke arah depan.
"Nanti kalo kamu gak ngerti sama materinya, kamu bisa nanyain sama saya. Saya pinter soalnya."
Bella dengan cepat menoleh ke arah Austin ketika tiba-tiba lelaki itu mengatakan hal tersebut.
"Apa?" balas Bella kemudian.
Justin tersenyum sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Bella. "Kalo kamu gak ngerti sama pelajarannya, kamu tinggal nanyain sama saya. Jangan sama orang lain, apalagi sama Alex. Oke?"
_________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid Princess [END]
Fantasy[Fantasy-Romance] Kedatangan sesosok Pria tampan di kehidupannya, membuat semua pertanyaan yang selama ini terpendam di benak Bella, akhirnya satu demi satu mulai terungkap. Dari kejadian-kejadian gila yang diluar naluri, hingga kebenaran-kebenaran...