MP-10: Satu Permintaan

3.3K 220 7
                                    

"KAMU mau membawaku ke mana, Alex?"

Pertanyaan yang dilontarkan Bella sukses menghentikan langkah Alex. Keduanya kini berada di rooftop, tempat yang jarang sekali disinggahi oleh orang lain.

"Kalo gue minta satu permintaan, apa lo bakalan ngabulin, Bel?" Alex bertanya seraya membalikkan badannya ke arah Bella.

Hal tersebut membuat kening Bella mengernyit. Kenapa Alex tiba-tiba berbicara seperti itu?

"Minta apa?"

"Lo bakal ngabulin atau enggak?" tanya Alex balik.

Bella menatap Alex dengan tatapan bingung, kemudian bergumam. "Ya tergantung. Kamu mau minta apa dulu."

Alex terdiam sesaat. Lalu ia melangkah untuk lebih dekat dengan Bella dan berkata, "Gue pengen lo jauhin si anak baru itu."

Salah satu alis Bella terangkat. Gadis ini sedikit tidak mengerti dengan perkataan Alex sekarang.

"Justin?"

Alex mengangguk.

"Kenapa?" tanya Bella kemudian.

Bukannya menjawab, Alex malah memalingkan wajahnya ke arah lain. "Lo bakal ngabulin atau enggak?"

"Kenapa aku harus ngelakuin itu? Kenapa aku harus ngejauhin Justin?" tanya Bella beruntun.

Alex mendengkus. Ia balik menatap Bella. "Dia itu berbahaya buat lo," jawabnya.

"Bahayanya karna apa?"

Alex berdesis. Ia sedikit gemas karna Bella terus saja melontarkan pertanyaan kepadanya. "Intinya lo harus jauhin dia. Dia itu bahaya, Bel. Dia mau ngambil kalung itu dari lo," ujar Alex, sambil mengangkat sedikit dagunya--bermaksud menunjuk ke arah sebuah kalung yang tengah dipakai oleh Bella.

Mendengarnya, refleks Bella menyentuh kalung yang terpasang di lehernya. "Kalung ini?" tanyanya yang langsung disambut oleh anggukan kecil dari Alex.

"Kenapa?"

Alex menghela nafas pelan. Sekarang wajah lelaki ini sedikit mendongak ke arah langit seraya memejamkan matanya. Sesaat kemudian, ia kembali membalas tatapan Bella  dan berniat untuk menjawab pertanyaan dari gadis itu.

"Sebenernya udah dari lama gue pengen ngomongin hal ini sama lo." Alex menjeda kalimatnya, membuat raut wajah bingung Bella mulai tercetak jelas. "Tadinya gue mau tahan ini buat beberapa tahun ke depan lagi, di saat lo udah bisa bener-bener ngerti sama keadaannya. Tapi karna kedatangan Justin yang mendadak ini, gue gak bisa diem aja," sambung Alex, menyelesaikan ucapannya.

"Kamu ngomong apa sih, Alex?" tanya Bella yang sudah benar-benar kebingungan. Ia tidak tahu arah perbincangan Alex ini ke mana. Bella tidak mengerti.

Alex terdiam. Lelaki ini hanya menatap Bella tanpa ekspresi. Ia seakan tengah memikirkan sesuatu. Hal tersebut membuat Bella tidak tahan lagi.

"Alex?"

Alex terhenyak. Ia mengusap wajahnya dengan kasar. "Gue yakin sih, lo pasti gak bakalan percaya sama omongan gue sekarang," gumamnya.

"Alex cepetan ish omongin aja! Nanti keburu masuk!" balas Bella yang sudah tidak sabar lagi.

"Lo bakalan percaya?" Tanpa ragu Bella mengangguk.

Alex merapatkan bibirnya. Sekilas, ia memalingkan wajahnya ke kanan dan kiri untuk memastikan bahwa tidak ada orang lain di sana selain dirinya dan Bella. Sementara Bella sendiri, masih dibuat kebingungan dengan sikap Alex sekarang. Sebenarnya apa yang ingin dikatakan oleh Alex sehingga membuatnya bersikap aneh seperti ini?

"Alex, lama ih! Aku balik ke kelas aja ya!" Bella melangkah pergi sebelum dengan cepat Alex menahan lengannya.

"Tunggu!"

"Lagian lama sih!" tukas Bella, kembali menghadapkan tubuhnya ke arah Alex.

"Iya, iya, gue ceritain sekarang," balas Alex, membuat Bella dengan antusias mendengarkannya.

"Sebenernya ..." Alex menggantungkan ucapannya. Hal tersebut malah membuat Bella menjadi gemas untuk mendengarkan kelanjutannya.

"Sebenernya gue itu merman, Bel." Alex mengatakannya dengan degup jantung yang berdetak dengan kencang. Ia sekarang memperhatikan mimik wajah Bella dengan seksama, sekaligus menerka-nerka apa reaksi dari gadis ini selanjutnya.

"mer--apa?" tanya Bella polos, sementara Alex kini menepuk jidatnya pelan.

"Merman," ulang Alex kemudian.

Bella kini menampilkan raut wajah bingung. Kemudian tak lama, mata gadis ini melebar. "Oh ... kamu suka nonton film mermaid jadi terobresi jadi merman, gitu?"

Alex berdecak. "Bukan!" jawabnya seraya menggeleng cepat. "Gue itu merman, Bel. Merman asli!" lanjutnya.

"Merman asli?" ulang Bella, disambut dengan anggukan antusias dari Alex. "Merman itu ... duyung, kan? Bagong?--eh, maksudnya dugong?"

Alex memejamkan matanya dengan rapat. Sungguh, ia sangat benci jika di sama-samakan dengan hewan itu.

"Iya duyung, tapi bukan dugong," koreksi Alex, menahan rasa kesalnya.

"Ohh ..." Bella mengangguk-anggukkan kepalanya. "Jadi kamu suka tokoh merman, ya? Kamu nonton di film the little mermaid jadinya terobsesi sama karakter itu, kan?"

Gigi Alex bergemelutuk. Ia memegang kedua bahu Bella dengan erat sehingga membuat si empunya terkejut. "Gue ini merman, Bel! Merman asli!" serunya, sedikit berteriak.

Bella kembali menampilkan ekspresi bingung. Ia menurunkan tangan Alex di bahunya lalu bertanya, "Kamu lagi bercanda?"

Dengan cepat Alex menggeleng. "Gue gak lagi bercanda. Gue tau lo pasti gak bakalan percaya gitu aja. Jadi gue bakal ngebuktiin semuanya."

________________________________________

Mermaid Princess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang