"LO tunggu di sini sebentar."
Kalimat itu lah yang terakhir diucapkan Alex kepada Bella. Setelah itu, Alex melangkah pergi dari rooftop dan meninggalkan raut wajah bingung dari Bella.
Lelaki itu berjalan menuruni tangga. Niatnya kini adalah membawa setidaknya seember air untuk membuktikan kepada Bella bahwa dirinya adalah mermaid asli. Dengan begitu, Bella bisa mempercayainya dan tidak menganggap lagi bahwa kebenaran ini adalah sebuah lelucon.
Mengingat toilet yang letaknya kebetulan berada di ujung tangga, membuat Alex tidak perlu bersusah payah lagi untuk berjalan jauh agar mendapatkan air. Setelah mendapatkan seember air di tangannya, Alex kembali berjalan menaiki tangga tadi sebelum seseorang menghalangi jalannya.
"Justin?"
Ya, lelaki itu kini berdiri tepat menghalangi jalan Alex. Bagaimana ia tau bahwa Alex sekarang sedang ada di sini?
Pandangan Justin bergerak untuk melihat sebuah ember yang berada di salah satu tangan Alex. Kemudian, matanya kembali membalas tatapan Alex.
Justin semakin mendatarkan ekspresinya. "Kenapa kamu meminta kepada Bella untuk menjauhiku?" tanyanya.
Tentu saja Alex sedikit terkejut mendengarnya. Ternyata, Justin sudah mengikutinya sejak tadi dan mendengar semua perbincangannya dengan Bella.
Sesaat kemudian, Alex bergumam dan menjawab, "Karna lo emang berbahaya buat dia. Lo pasti bakalan ngelakuin apapun, kan, untuk ngedapetin kalung itu?"
Justin berdesis. "Saya tidak senekat kamu, Alex. Kamu--"
"Ssshhtt, cukup!" Ucapan Justin terpotong ketika Alex menyelanya. "Bisa gak sih lo ngomongnya biasa aja? Kagak usah pake saya-kamu! Geli banget anjing," lanjutnya seraya bergedik ngeri.
Justin berdecak dan membalas, "Cara bicara saya di lautan memang seperti ini. Kamu itu, terlalu lama tinggal di daratan jadi melupakan budaya kamu di dunia bawah laut!"
Alex mendelik dengan malas. Selanjutnya ia mendorong bahu Justin hingga lelaki itu memberi jalan untuknya. "Udahlah, terserah lo. Bella udah nungguin gue dari tadi," ujarnya sambil mengambil langkah dan berjalan melewati Justin.
"Kamu mau membongkar identitasmu kepada gadis itu?" tanya Justin, ikut berjalan mengikuti Alex dari belakang.
Sementara Alex sendiri memilih diam dan terus melangkahkan kakinya. Hingga sampailah ia di ujung tangga dan hendak masuk ke wilayah rooftop sebelum Justin kembali menahannya.
"Lo mau apa sih?" tukas Alex kesal.
"Biar saya yang jalan terlebih dulu." Justin sekarang melangkah melewati Alex dan masuk ke wilayah rooftop terlebih dahulu.
Alex hanya menganga ditempatnya. Lagian, kenapa juga Justin harus ikut dengannya menemui Bella? Menyebalkan.
Alex akhirnya terpaksa memilih ikut berjalan mengikuti Justin hingga keduanya kini sudah berada tepat di mana tadi Bella dan Alex berbincang. Namun, Alex tidak dapat menemukan keberadaan Bella di sana.
"Kemana Bella?" tanya Alex, seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
"Bella ada di genggamanku sekarang."
Perkataan itu sukses membuat Alex secara refleks menoleh ke arah Justin. Matanya kini membelalak ketika ia melihat keberadaan Bella di belakang Justin yang sekarang telah berada di sebuah pangkuan seseorang yang Alex yakini adalah bawahan dari Justin. Pasti Justin telah membuat Bella pingsan hingga gadis itu sekarang tidak sadarkan diri.
"Apa yang lo lakuin sama Bella!" bentak Alex tak terima.
Selanjutnya Justin terkekeh kecil. Ia berjalan mendekati Alex lalu berhenti tepat di hadapannya.
"Lihatlah, tidak sampai satu hari, aku bahkan sudah mendapatkan kalungnya," ujar Justin tersenyum puas, dengan salah satu tangan yang terangkat untuk memperlihatkan sebuah kalung di genggamannya.
Alex semakin terkejut ketika menyadari bahwa kalung tersebut adalah milik Bella. Ia hendak merebutnya namun dengan mudah Justin menghindar.
"Bagaimana denganmu, Alex? Apa yang kau dapatkan setelah tinggal selama tiga tahun di daratan ini?" lanjut Justin, seakan memanas-manasi Alex.
Alex mengepalkan kedua tangannya. Sebenarnya ia juga bisa melakukan hal licik seperti ini untuk mengambil kalung Bella. Tetapi entah kenapa ... rasanya Alex selalu tidak tega, dan ia juga tidak ingin menyakiti Bella dalam hal apapun. Maka dari itu, ia memilih waktu yang tepat untuk melakukannya.
"Lo bilang, lo gak akan nyakitin Bella," ucap Alex penuh penekanan. Matanya sudah menatap tajam ke arah Justin sejak tadi.
Justin berdesis. "Kamu merasa bahwa dengan seperti ini, saya telah menyakiti gadis itu?"
"Tentu aja!" balas Alex cepat. "Lo udah buat dia pingsan kayak gitu!"
Justin tersenyum tenang. Ia membalikkan badannya dan berbalik untuk mendekati Bella. Setelah itu, ia meminta kepada bawahannya tersebut untuk menurunkan Bella dan menyerahkan gadis itu kepadanya. Kini, Bella yang tengah pingsan itu sudah berada di dekapan Justin.
"Aku masih membutuhkannya untuk melakukan sedikit percobaan." Saat Alex hendak menyela, Justin sudah lebih dulu melanjutkan ucapannya. "Dan, terimakasih untuk hari ini, Alex. Selamat tinggal," sambungnya seraya memiringkan kepala, dan tersenyum lebar ke arah Alex.
Sedetik kemudian, lelaki di belakang Justin melemparkan sebuah bubuk kepada Alex hingga membuat lelaki itu secara refleks menutup matanya. "Justin sialan!" umpatnya seraya mengucek-ngucek matanya.
Namun sayang, saat ia membuka matanya kembali, Justin sudah menghilang. Begitupun dengan Bella.
__________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid Princess [END]
Fantasía[Fantasy-Romance] Kedatangan sesosok Pria tampan di kehidupannya, membuat semua pertanyaan yang selama ini terpendam di benak Bella, akhirnya satu demi satu mulai terungkap. Dari kejadian-kejadian gila yang diluar naluri, hingga kebenaran-kebenaran...