KETUKAN pintu terdengar beberapa kali berbunyi, namun tidak berhasil membuat sesosok gadis yang tengah menangis di pojok kamarnya itu beranjak untuk membukakan pintu tersebut. Keadaan di dalam kamarnya juga terlihat sangat berantakan. Mungkin ini hasil karna dirinya yang tidak keluar dari kamar di beberapa hari ke belakang.
"Aurel, sayang ... ayo cepat buka pintunya! Ibu mau bicara sama kamu!"
Xeron yang masih setia berdiri di depan pintu, tetap kukuh dengan pendiriannya--yaitu ingin berbicara dengan Aurel, anak semata wayangnya. Semenjak dirinya menceritakan tentang asal-usul Bella kepada Aurel, gadis ini menjadi lebih sering menghabiskan waktunya di dalam kamar. Aurel bahkan sama sekali tidak ingin berbicara lagi kepadanya. Wajar saja, seharusnya Xeron juga menceritakan masalah ini kepada Aurel lebih awal. Hanya saja, dulu Xeron terus menyembunyikannya dengan dalih menunggu waktu yang tepat.
"Kenapa Ibu gak pernah bilang kalo Ayah itu sebenernya masih hidup!"
Seruan Aurel di dalam kamar, masih bisa terdengar jelas oleh Xeron. Di sini Xeron bahkan berasumsi bahwa anaknya ini masih dalam keadaan menangis.
"Ibu cuman gak pengen kamu khawatir, sayang. Makanya kamu buka dulu pintunya, Ibu mau bicara sama kamu," balas Xeron lembut.
Namun sebelum mendapat balasan dari Aurel, suara bel rumah yang berbunyi sukses mengalihkan perhatian Xeron. Lantas karena tidak ingin menunggu waktu lagi, Xeron melangkahkan kakinya untuk menjauh dari sana. Di sisi lain, Aurel juga terlihat tertarik dengan siapa yang datang ke rumahnya di pagi-pagi hari seperti ini. Oleh karena itu, gadis ini nampak beranjak dari duduknya dan menyibakkan tirai yang menghalangi jendela kamarnya untuk melihat siapa yang datang.
Sedetik kemudian, mata Aurel seketika melebar ketika dirinya mengetahui siapa yang datang. Dengan gerakan cepat, Aurel berlari untuk keluar kamar menuju ke pintu utama rumahnya.
"BELLA!"
Bella tersentak kaget ketika tiba-tiba Aurel datang dari dalam rumah dan menerjang tubuhnya. Aurel kini memeluk Bella dengan sangat erat, seakan melampiaskan seluruh rasa rindunya kepada adiknya yang telah menghilang dari beberapa minggu yang lalu.
Sementara Bella, gadis ini juga ikut tersenyum haru. Dilihatnya Xeron yang berdiri di ambang pintu--juga terlihat shock melihat kedatangan Bella kesini.
Ya, setelah meminta kepada Dewa Laut untuk membebaskan Ayahnya--David, Bella langsung memutuskan untuk datang ke sini--ke daratan untuk bertemu dengan Xeron dan juga Aurel.
Aurel melepaskan pelukannya dan memandangi Bella dengan tatapan yang cemas. "Kamu kemana saja! Kamu tau betapa khawatir nya aku saat kamu pergi?"
Bella tersenyum tipis. "Maaf, Kak. Aku pergi tidak ijin terlebih dulu sama kakak."
"Intinya kamu tidak akan kakak maafkan!" Aurel mengatakan hal tersebut sambil kembali memeluk Bella. Dengan itu Bella tahu, bahwa Aurel sangat tulus menyayanginya.
Tatapan Bella kini beralih ke arah Xeron yang nampak tengah menatap ke arah sesuatu. Dan untuk kali pertamanya, Bella melihat kedua mata Xeron ini berkaca-kaca. Ibu angkatnya ini nampak ingin menangis.
"Da ... vid?"
Mendengar Ibunya menyebutkan satu nama, Aurel refleks melepaskan pelukannya dan beralih untuk menatap ke arah seseorang yang mampu membuat Ibunya itu terdiam beku di tempatnya.
Kemudian, sontak mata Aurel berbinar. Sambil berlari mendekati sosok itu, Aurel berseru,
"AYAH!"
Sosok lelaki tinggi bertubuh ramping itu kini tersenyum kecil. Di rentangkan kedua tangannya--bermaksud untuk menawarkan Aurel pelukan. Hal tersebut membuat Aurel dengan cepat memeluknya.
"Putriku, Aurel ..." desis David sembari mencium pucuk rambut anaknya tersebut.
Di sisi lain, Xeron juga ikut melangkah untuk mendekati David, membuat David langsung tersadar dengan pergerakannya.
"Apa kamu juga tidak ingin menyambut kedatangan suamimu ini, Xeron?" tanya David, membuat tangisan Xeron pecah dan langsung ikut untuk memeluk David.
Bella yang melihat ketiga sosok itu berpelukan, hanya bisa mengulum senyum. Selanjutnya dirinya dikejutkan oleh tangan Justin yang tiba-tiba menarik pinggangnya agar ia bisa lebih dekat dengan lelaki itu.
"Apa kamu juga butuh pelukan, Bella?" bisik Justin, tepat di telinga Bella.
Bella refleks mencubit perut Justin, disambut dengan desahan kecil dari lelaki tersebut. "Iya, iya ... aku kan hanya bercanda, sayang."
Bella menahan senyumannya dan memilih untuk memeluk sebelah lengan Justin. Matanya tidak beralih dari pemandangan di mana Aurel, Xeron, dan David yang nampak bercanda ria. Mereka nampak sangat senang ketika bertemu satu sama lain. Dengan ini, Bella juga ikut merasakan kebahagiaannya.
"Setelah kita pulang ke bawah laut, kita juga akan membuat keluarga kecil yang bahagia seperti itu kan, Bella?" bisik Justin, membuat Bella refleks membalas tatapannya
Bella menyungging senyum. "Kamu kan tahu bahwa umurku masih-"
"Tujuh belas tahun, kan?" potong Justin. "Aku tahu, Bella. Aku tahu. Maksudku di waktu nanti, saat umurmu sudah cukup, kita akan langsung membangun keluarga yang bahagia," lanjut Justin kemudian.
Bella bergumam. Gadis ini kini melingkarkan kedua tangannya di pinggang Justin dan berkata, "Tentu. Kita akan membuat keluarga kecil yang bahagia, Jus."
"Lalu tunggu apalagi? Urusanmu di sini sudah selesai, kan? Ayo kita pulang ke bawah laut!"
Dengan senyuman yang masih sama, Bella menganggukkan kepalanya. "Ayok!" jawabnya kemudian.
TAMAT
Entah udah keberapa kalinya cerita ini di rombak, di ganti alur dari awal sampai akhir, dan sepertinya ini adalah revisian terakhir dari saya selaku author.
Sengaja chapternya di bikin sedikit soalnya saya pengen ngebikin cerita ini lebih ringan buat di baca dan enggak kompleks kayak cerita-cerita saya yang lain.
Makasih ya buat kalian yang udah mau baca sampai ke chapter terakhir ini. Makasih juga yang udah mau vote, komen, dan juga selalu nunggu update-an dari cerita ini.
Maaf untuk segala bentuk typo yang tersedia di cerita ini. Kalo boleh tolong ditandain biar saya bisa revisi lagi hehehe
Jangan lupa follow my ofc account DevaAryanti121 dan juga baca cerita-cerita fantasy aku yang lain.
See You!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid Princess [END]
Fantasy[Fantasy-Romance] Kedatangan sesosok Pria tampan di kehidupannya, membuat semua pertanyaan yang selama ini terpendam di benak Bella, akhirnya satu demi satu mulai terungkap. Dari kejadian-kejadian gila yang diluar naluri, hingga kebenaran-kebenaran...