MP-31: Ikatan Persahabatan

2K 70 10
                                    

"LEPASKAN Bella atau kamu akan saya asingkan ke suatu tempat yang sangat jauh dari sini, Alex! Ini bukan perintah, tapi ancaman," jelas Dewa Laut, membuat punggung Alex seketika menegang di tempatnya.

Walaupun begitu, Alex masih enggan untuk melepaskan pegangannya di tubuh Bella. Dan hal tersebut membuat Bella semakin resah karnanya.

"Alex, tolong lepaskan aku. Tolong mengertilah ..." cicit Bella yang akhirnya berani membuka suara. Namun Alex masih terdiam di tempatnya.

"Aku tau ini berat untukmu, tapi ... " Bella menggantungkan ucapannya seraya menundukkan kepalanya. "Tapi jika kamu memang mencintaiku, tolong biarkan aku bersama Justin. Aku ... aku mencintainya, Alex. Aku merasa bahagia dan nyaman ketika bersamanya," lanjut Bella pelan, namun masih terdengar jelas di telinga Alex maupun Justin.

Di sisi lain, Justin yang mendengar hal tersebut sukses tertegun di tempatnya. Apa dirinya tidak salah dengar tadi? Bella ... gadis itu telah mencintainya?

Dan untuk Bella sendiri--gadis itu memang benar-benar mengatakan yang sebenarnya. Entah sejak dari kapan, tapi, Bella merasa bahwa dirinya sudah memiliki rasa yang 'lebih' terhadap Justin. Saat Justin bersikap lembut kepadanya, saat Justin memberikan berbagai macam perhatian kepadanya, dan saat Justin yang selalu ingin melindunginya--membuat rasa di hati Bella ini tumbuh begitu saja.

"Alex, jika kamu ingin aku bisa hidup bahagia, tolong relakan aku bersamanya," lanjut Bella lagi.

Hal tersebut membuat Alex seketika merasakan bahwa ada sebuah belati menancam di relung hatinya. Ia mencintai--sangat--menyayanginya. Alex juga selalu ingin Bella bahagia, karna di daratan sana, kehidupan Bella sangatlah buruk. Saat Bella bercerita tentang betapa pedih hidupnya, Alex jadi ingin mengubahnya menjadi lebih baik. Alex ingin membuat Bella bahagia.

"Aku mohon Alex ..."

Mendengar suara lembut dari Bella sukses membuat pelukan Alex melonggar, hingga akhirnya Bella bisa langsung menepis kedua lengan lelaki itu kemudian dirinya dengan cepat berenang mendekati Justin--membuat Justin dengan segera memeluknya.

Pelukan Justin itu sangat erat. Justin ingin mengutarakan semua rasa bahagianya kepada Bella, saat dirinya tau bahwa gadis itu telah mencintainya. Dan Bella sendiri, gadis itu juga balas memeluk Justin.

Sesaat kemudian, Justin melepaskan pelukannya dan beralih untuk menangkup kedua pipi Bella. "Apa aku tidak salah dengar? Kamu ... sudah mencintaiku?"

Bella tersenyum kecil, sambil sedikit tersipu. "Apakah aku terlalu cepat mengatakannya?" balas Bella balik tanya.

Sontak Justin menggelengkan kepalanya. "Tidak! Ini adalah waktu terbaik untuk mengatakannya. Aku ... aku sangat bahagia sekaligus lega ketika mendengarnya, Bella. Terimakasih," jawab Justin, sembari mengusap kedua pipi Bella dengan lembut.

"Tapi ... apa kamu juga mencintaiku, Jus?"

"Tentu saja," balas Justin cepat.

"Dari sejak kapan?"

Justin bergumam sambil tersenyum kecil. "Dari sejak aku pertama kali melihatmu," jawabnya kemudian.

Mendengar penjelasan dari Justin, Bella refleks bersemu. Seingat Bella, Justin mengatakan bahwa dirinya pertama kali melihat Bella adalah saat Bella berumur tujuh tahun--lewat sihir yang diberikan dewa laut. Berarti ... Justin telah menyukainya dari sejak dulu?

"Ekhem!"

Suara deheman dari Dewa laut sukses membuat Bella dan Justin terkejut karnanya. Dengan ini, Bella dan Justin sadar bahwa mereka sudah melupakan keberadaan Dewa laut.

"Sekarang masalah kalian telah selesai, kan? Dan untuk kamu--Alex." Dewa Laut mengalihkan pandangannya ke arah Alex yang masih terdiam di tempat yang sama. Merman tampan itu nampak terdiam membisu, dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan.

"Kamu ingin meminta maaf kepada Justin atau ingin terus melanjutkan perkelahian ini?" tanya Dewa laut kemudian, yang terdengar seperti sebuah sindiran kecil.

Tidak disangka, Alex terlihat mengangkat salah satu sudut bibirnya. Lalu, merman ini berenang ke arah Justin, membuat Justin dengan cepat menyembunyikan Bella di belakang punggungnya--takut jika sewaktu-waktu Alex kembali merebut Bella darinya.

Setelah berada tepat di hadapan Justin, Alex sontak membungkukkan sedikit posisi tubuhnya--persis seperti seorang pengawal yang sedang memberikan hormat kepada rajanya.

"Aku mengakui bahwa selama ini sikapku salah, Pangeran Justin. Aku pikir, rasa minta maaf ku kepadamu tidak akan pernah cukup. Jadi, aku tidak akan keberatan jika kamu memberikan aku hukuman--atau sanksi dalam bentuk apapun. Kamu boleh meminta segalanya, tapi tolong-" Alex mengangkat pandangannya sambil melirik Bella yang kini tengah mengintipnya di belakang punggung Justin. "-tolong jangan ambil sahabatku," lanjutnya, sukses membuat Bella mengembangkan senyumannya.

Bella dengan cepat menerjang tubuh Alex lalu memeluknya dengan erat. Ia tau bahwa akhirnya Alex akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya, karna itulah Alex yang Bella kenal dari sejak dulu. "Kamu jahat, Alex," cicit Bella, disambut dengan gelak tawa dari Alex.

"Maaf, Bella," kekeh Alex kemudian.

Di sisi lain, Justin dan Dewa laut yang melihatnya hanya bisa tersenyum kecil. Mereka sadar bahwa hubungan Alex dan Bella memanglah sedekat itu. Walaupun Justin tau bahwa Alex sangat mencintai Bella, tetapi akhirnya lelaki itu juga pasti akan melakukan apapun untuk membuat Bella bahagia. Dan ... cinta memang seperti itu, kan?

Tidak peduli seberapa sakit yang kita rasakan, tetapi jika kita sudah cinta--kita akan melakukan apapun untuk membuat orang yang kita cinta itu bahagia. Dan itu lah yang sedang dirasakan oleh Alex sekarang.

Bella kini melepaskan pelukannya, dan membuat Alex dapat melihat jelas bahwa gadis itu sekarang tengah menangis.

"Hey, kenapa kamu menangis, hm? Siapa yang membuat sahabatku ini menangis?" Alex meracau sambil mengalihkan pandangannya ke arah Justin. "Kamu yang membuat sahabatku ini menangis, Jus?" tukasnya, berpura-pura seperti sedang marah.

Justin tertawa kecil dan menarik pinggang Bella agar gadis itu menjadi lebih dekat dengannya. "Aku tidak akan pernah membuatnya menangis, pangeran Alex. Jika itu terjadi, kamu boleh menghukumku," jelasnya.

Mereka kini tertawa bersamaan. Di samping itu, sosok Dewa Laut mulai lenyap bersamaan dengan hilangnya semburat cahaya yang datang bersamanya tadi.

Karna, Dewa laut tau,
bahwa tugasnya di sini telah selesai.

____________________________________

Mermaid Princess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang