DENTINGAN sendok dengan piring terdengar menghiasi ruangan itu. Di sisi lain, Bella terlihat hanya menunduk seraya mengaduk-aduk makanannya tanpa berniat untuk melahap makanan tersebut.
Justin yang melihatnya hanya menghela nafas pelan. Tadi, Bella sempat memaksanya untuk membiarkan gadis itu pulang ke daratan. Tetapi Justin menolaknya dengan keras. Alhasil, sepertinya sekarang gadis itu tengah marah kepadanya. Lihat saja bagaimana sejak tadi Bella hanya bungkam saja tanpa memperdulikan keberadaan Justin yang duduk di seberangnya.
Lagian ... Setelah bersusah payah membawa Bella ke bawah laut, tidak mungkin Justin mengembalikannya ke daratan. Ditambah keberadaan Bella juga penting di sini. Niatnya, Justin akan segera meresmikan pernikahannya dengan Bella secepatnya.
"Apa kamu tidak suka makanannya? Jika iya, aku akan menyuruh pelayan untuk menggantinya," ujar Justin namun Bella masih saja terdiam.
Sesaat kemudian, Bella meletakkan sendoknya lalu beralih untuk mengangkat wajahnya---membalas tatapan Justin.
"Bisakah kamu menceritakan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi, Jus? Semuanya terlalu mendadak, kau tahu itu. Aku tidak tau apa-apa," jelas Bella dengan nada pelan. Tidak ada ekspresi apapun yang tampil di wajahnya. Gadis ini hanya menatap Justin dengan tatapan datar.
Justin mengangguk. "Tentu. Aku akan menjelaskan semuanya kepadamu. Tetapi sebelum itu, kamu harus menghabiskan dulu makananmu," balasnya.
Hal tersebut membuat pandangan Bella kembali beralih pada piringnya. Di sana, ia melihat sebuah makanan asing yang tentunya adalah makanan yang biasa dimakan oleh para duyung di sini. Ada beberapa tanaman aneh beserta potongan rumput laut yang terlihat tidak dibumbui apapun. Bella tidak yakin bahwa rasanya enak. Apalagi mengingat ia yang makan di bawah air seperti ini. Apa rasanya akan hambar? Dan bagaimana jika Justin menaruh sesuatu di makan ini? Sampai sekarang bahkan Bella masih belum bisa mempercayai lelaki itu.
Bella terhenyak ketika ia sadar bahwa Justin kini telah duduk di sampingnya. Lelaki itu meraih piring Bella, lalu menyendok dan menyodorkannya kepada Bella. "Buka mulutmu," ujarnya.
Bella gelagapan. "Ak-aku bisa sendiri." Saat Bella hendak merebut kembali piringnya, Justin lebih dulu menghindar.
"Jika aku membiarkanmu makan sendiri, mungkin acara makan ini tidak akan selesai sampai besok," jawab Justin seraya menyungging senyum. Ia kembali menyodorkan suapannya ke arah Bella. Namun Bella masih saja menutup rapat mulutnya.
"Jika kamu berpikir bahwa aku akan meracunimu dengan makanan ini--" Justin melahap satu sendok makanan tersebut lalu melanjutkan ucapannya. "Aku juga akan terkena racun itu karna telah memakannya," sambung Justin seraya menyodorkan lagi sebuah suapan ke arah Bella.
"Buka mulutmu," ujarnya lagi.
"Kamu pikir aku akan memakan makanan dari sendok bekas mulutmu?"
Justin terkejut mendengarnya. Lelaki ini terkekeh pelan dan menjawab, "Harusnya kamu senang karna bisa berciuman secara tidak langsung dengan lelaki tampan sepertiku."
Mata Bella melebar lalu dengan cepat gadis ini memalingkan wajahnya. Ia yakin pipinya sedang memanas sekarang. Dan juga ... Bella mengakui ucapan Justin tadi. Ketampanan lelaki itu benar-benar diluar akal. Dengan mata tajam, rahang tegas, kulit putih bersih, dan juga tubuh atletis itu pasti bisa membuat wanita manapun terpesona kepadanya. Apalagi dengan wujud duyung seperti itu--membuat pahatan di perut Justin semakin terlihat dengan jelas.
"Mulai mengagumi ketampananku, hm?"
Bella tersentak lalu dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Tentu saja tidak!" elaknya kemudian.
"Hm, baiklah."
Bella melirik Justin yang kini menyimpan piring di atas meja. Saat lelaki itu kembali menatapnya, Bella langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Justin tersenyum kecil. Merman tampan ini sekarang bangkit dari duduknya. "Lagian, sebentar lagi juga aku akan sepenuhnya menjadi milikmu. Jadi ... nanti kamu bisa mengagumiku sepuasnya. Begitu pun sebaliknya."
Bella perlahan mengangkat wajahnya untuk membalas tatapan Justin. "Apa maksudmu?"
Justin menarik kedua sudut bibirnya. Tangannya kini terangkat untuk menepuk puncak rambut Bella dengan lembut.
"Habiskan dulu makananmu. Setelah itu, datanglah ke kamarku." Setelah mengucapkan itu, Justin membalikkan badannya dan berenang pergi dari sana.
"Ke, ke kamar?" balas Bella gagap. Pikirannya mulai berpikiran macam-macam.
Sementara Justin kini menghentikan laju ekornya. Ia melirik ke arah Bella seraya tersenyum kecil. "Usiamu baru 17 tahun tetapi kamu sudah berpikiran seperti itu," ujarnya, membuat Bella dengan cepat menundukkan wajahnya.
"Tenanglah, aku juga tidak akan melakukan hal-hal yang nantinya akan membuatmu membenciku."
Bella memberanikan diri untuk menatap Justin lagi ketika posisi lelaki itu telah kembali membelakanginya.
"Aku hanya ingin menjelaskan beberapa kebenaran yang harus kamu ketahui. Itu maksudku, Bella."
____________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid Princess [END]
Fantasy[Fantasy-Romance] Kedatangan sesosok Pria tampan di kehidupannya, membuat semua pertanyaan yang selama ini terpendam di benak Bella, akhirnya satu demi satu mulai terungkap. Dari kejadian-kejadian gila yang diluar naluri, hingga kebenaran-kebenaran...