"AKU sebenarnya adalah seorang raja," ujar Justin, membuat Bella terdiam.
"Dan kamu ... " Justin menggantungkan ucapannya, membuat Bella menerka-nerka kalimat apa yang akan keluar selanjutnya.
"Ratuku," lanjut Justin, sukses membuat Bella terdiam di tempatnya.
"Ratu di hatimu?" tanya Bella polos, yang malah membuat Justin tertawa di tempatnya.
"Bisa jadi," kekehnya, disambut dengan tatapan bingung dari Bella. "Bagaimana bisa kamu semenggemaskan ini?"
"Hah?" sahut Bella.
Lagi, Justin tertawa. Sepertinya berdekatan dengan Bella akan menjadi hobynya nanti.
"Dengar, Bella. Sebenarnya aku sedang tidak ingin bercanda. Tetapi kamu selalu saja mempertanyakan hal bodoh seperti itu," ujar Justin.
Sementara Bella kini merubah ekspresinya menjadi datar. "Sekarang kamu pun akan memanggilku dengan sebutan bodoh?"
Justin terdiam, hingga Bella kembali bersuara. "Tidak Ibu, tidak kamu, kalian menganggapku sebagai seorang gadis yang bodoh. Kenapa?" cicit Bella, sukses membuat Justin tertegun di tempatnya.
Bella menundukkan kepalanya. "Kenyataannya ... hanya Alex saja yang peduli dan mengerti dengan keadaanku."
Mendengar kalimat itu, Entah kenapa Justin tiba-tiba mengepalkan kedua tangannya. Ia terlihat tidak suka ketika Bella mengucapkan nama itu.
"Bella--"
"Bisakah kamu mengembalikanku ke daratan, Jus?" Bella memotong ucapan Justin seraya membalas tatapan lelaki itu. "Aku akan menganggap semua yang kualami ini hanyalah mimpi saja. Lagian, aku juga yakin bahwa semua ini hanyalah mimpi," Bella tertawa hambar. Gadis ini menyempilkan beberapa helaian rambutnya ke belakang telinga.
"Sebentar lagi pasti aku akan terbangun karna teriakan Ibu," sambung Bella sambil tersenyum tipis.
"Bella dengarkan aku-"
"AKU TIDAK INGIN MENDENGARKAN APAPUN!" Justin tersentak ketika Bella menghentikan ucapannya seraya berteriak.
"Kau," Bella mendekat ke arah Justin dan memandang lelaki itu dengan tatapan tajam. "Kau bilang bahwa aku ini bodoh, kan? Memang benar. Aku memang bodoh, Justin. Tetapi kenapa sekarang kamu malah memilih si gadis bodoh ini untuk masuk ke dalam duniamu?"
Justin membeku di posisinya ketika ia melihat bahwa gadis ini mulai menitikkan air mata yang langsung jatuh dan berubah menjadi butiran mutiara. Apakah, apakah ucapannya tadi benar-benar menyakiti perasaan Bella?
"Ayo katakan, sampai kapan takdir akan membiarkanku tinggal di kehidupan seperti ini, Justin? Kenapa dia menempatkanku pada posisi seburuk ini? Apa aku membuat kesalahan yang fatal sehingga Ibu kandungku sendiri membenciku?" Bella terisak. "Aku capek ... Aku capek, Justin," sambungnya kemudian.
"Bella ..."
"Kenapa? Kenapa kau membawa gadis bodoh ini ke duniamu? Mau apalagi? Mau nambah beban hidup gue lagi?"
Justin benar-benar tidak bisa berbicara lagi. Bella sukses membuatnya terdiam seribu bahasa. Apalagi ketika mengingat bahwa gadis itu terlihat marah sekarang ... membuat Justin merasa sangat bersalah. Sebenarnya bukan itu yang ia maksud. Justin hanya menggunakan kata bodoh itu sebagai lelucon. Tetapi ... hal itu malah membuat Bella seterpuruk ini.
"Aku minta maaf. Aku tidak bermaksud--"
"Aku ingin pulang," ujar Bella, memotong ucapan Justin untuk kesekian kalinya.
"Tidak bisa," jawab Justin. Bibir lelaki itu kini merapat, menjadi sebuah garis tipis.
"Kenapa?" balas Bella cepat.
Justin menghela nafasnya pelan. Ia masih menatap Bella dengan intens, lalu mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi gadis itu dengan lembut.
"Karna kamu adalah ratuku. Jadi, mulai sekarang kamu akan tinggal di sini bersamaku."
________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid Princess [END]
Fantasy[Fantasy-Romance] Kedatangan sesosok Pria tampan di kehidupannya, membuat semua pertanyaan yang selama ini terpendam di benak Bella, akhirnya satu demi satu mulai terungkap. Dari kejadian-kejadian gila yang diluar naluri, hingga kebenaran-kebenaran...