KEESOKAN harinya, Justin terlihat bangkit dari ranjangnya. Dengan senyuman yang mengembang, ia menatap dirinya sendiri di dalam cermin. Entahlah, hari ini rasanya mood Justin sedang bagus. Jadi Justin sepertinya akan menjalani hari ini dengan penuh semangat.
Mungkin ini efek dari jawaban yang diberikan oleh Bella semalam. Gadis itu memutuskan untuk tetap tinggal di sini, dan itu sangat membuat Justin tenang sekaligus bahagia.
Setelah merasa puas bercermin, akhirnya Justin bergerak untuk berenang keluar dari kamarnya. Niatnya sekarang adalah pergi untuk menemui Bella. Dan tidak perlu menunggu waktu yang lama, Justin tiba di depan pintu kamar gadis tersebut.
Dengan perlahan, Justin mendorong pintu itu hingga ia bisa masuk ke dalam ruangannya. Tetapi sedetik kemudian ia terkejut karna tidak menemukan siapapun di sana. Pandangan Justin mengedar ke sekeliling--mencari keberadaan Bella. Namun gadis itu tidak ada di mana-mana.
Lantas, Justin memanggil pengawalnya dan bertanya, "Dimana Bella?"
Pengawal yang baru masuk ke ruangan tersebut kini menundukkan kepalanya--bermaksud untuk hormat kepada Justin. "Dia pergi bersama pangeran Alex tadi malam, Yang Mulia," jawabnya jujur.
Mendengar hal tersebut, membuat Justin sontak kaget. "Pergi? Pergi kemana?"
"Pergi keluar istana. Saya tidak tau jelas mereka akan pergi kemana," balas pengawal tersebut.
"Kenapa kau tidak melaporkannya kepadaku!" Justin kini menampilkan raut wajah cemasnya. Pikirannya mulai memikirkan hal-hal aneh. Justin juga mulai curiga dengan kepergian Alex dan Bella. Apalagi hal tersebut dilakukan di malam hari dan sama sekali tidak memberitahukan apapun kepadanya.
"Jangan-jangan ..."
Justin mengepalkan kedua tangannya. Sepertinya ia mulai bisa membaca situasi.
"Alex ... bisa-bisanya kau menculik Bella dariku," desis Justin kemudian.
Mermain tampan ini sekarang kembali menoleh ke arah pengawal tadi dan berkata, "Siapkan pasukan! Kita akan pergi ke Aera Kingdom secepatnya!"
***
Di sisi lain, Bella dan Alex baru saja sampai di Aera Kingdom. Di sana keduanya langsung disambut dengan tundukan hormat dari setiap merman dan mermaid yang ada di sana. Dan dengan ini, ternyata asumsi Bella tentang Alex yang adalah seorang Pangeran juga--itu benar.
Alex adalah seorang anak tunggal dari sepasang Ratu dan Raja, sekaligus penerus tahta di kerajaan Aera. Dan jika dilihat dari kerajaannya, Bella tidak bisa membanding-bandingkannya dengan kerajaan Aerist yang dimiliki oleh Justin. Karena kedua kerajaan ini sama-sama indah dan megah. Bella bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana para duyung di bawah ini bisa membangun kerajaan sebagus ini.
"Ayo!"
Bella terhenyak ketika Alex tiba-tiba menggenggam tangan Bella lalu mengajaknya untuk bisa lebih masuk ke dalam gedung kerajaan. Di sepanjang lorong istana, setiap pengawal dan pelayan terlihat menundukkan kepalanya ketika Alex melewati mereka. Ini membuat Bella yakin bahwa di sini Alex merupakan sosok yang disegani. Apalagi jabatannya yang sebentar lagi akan berubah menjadi 'Raja' membuat dirinya pasti akan sangat dihormati di kerajaannya ini.
"Nanti kamu akan duduk di singgasana ini, Bella."
Pandangan Bella kini bergerak untuk melihat sebuah kursi mewah berhiaskan mutiara-mutiara yang kini berada tepat di hadapannya. Di samping kursi tersebut, terdapat juga sebuah kursi lain yang lebih megah dan mewah. Dengan ini Bella bisa menyimpulkan bahwa kedua kursi ini adalah singgasana di kerajaan Aera ini.
"Kita akan menikah, Alex?" tanya Bella, membuat senyuman Alex mengembang.
Alex lalu menarik pinggang Bella agar gadis itu bisa lebih dekat dengannya. "Iya. Kita akan menikah malam ini."
Sontak mata Bella membelalak. "Malam ini?"
Alex mengangguk membenarkan.
"Apa kamu sedang bercanda?" balas Bella, menatap Alex dengan tatapan tidak percaya.
Namun Alex malah semakin mengembangkan senyumannya. Ia kini mengusap pipi Bella dengan lembut, lalu menjawab, "Aku sedang tidak bercanda, Bella. Kita memang akan menikah malam ini. Semakin cepat, semakin baik."
Bella menampilkan raut wajah tidak sukanya. Ia sedikit menjauhkan tubuhnya dari Alex. "Tapi ini terlalu mendadak. Umurku bahkan masih tujuh belas tahun!"
"Itu tidak masalah." Alex bergerak untuk lebih dekat dengan Bella. "Jika kita menunda-nundanya lagi, aku takut Justin akan kembali membawamu," lanjutnya kemudian.
Bella menghela nafasnya. "Tapi, Alex--"
"Sshhht! Dengar, Bella." Alex menangkup kedua pipi Bella dengan tangannya, agar pandangan gadis itu hanya tertuju kepadanya. "Semakin cepat kita menikah, itu akan semakin baik. Tidak ada lagi yang akan menghalangi kebersamaan kita," sambung Alex, beralih untuk mencium salah satu punggung tangan Bella.
Namun Bella semakin tidak nyaman dibuatnya. Untuk kesekian kalinya, ia menjauhkan tubuhnya dari Alex. "Tetapi aku tidak ingin menikah secepat ini!" tukasnya.
Saat Bella hendak berenang pergi, Alex lebih dulu menahan tangannya dengan cepat. Lelaki itu nampak marah saat ia menggenggam pergelangan tangan Bella dengan sangat erat. "Aku tidak mau tau, intinya kamu harus menikah denganku malam ini!" tegasnya kemudian.
Bella yang mendengar Alex membentaknya, kini tersentak. Apalagi Alex sekarang benar-benar seakan memaksanya. "Justin tidak pernah memaksaku seperti ini, Alex. Dia bahkan tidak pernah mempermasalahkan soal pernikahan!"
Alex yang mendengar nama Justin disebut, kini menampilkan raut wajah marah. Ia bergerak untuk memegang kedua bahu Bella dengan sangat erat, sehingga membuat Bella meringis karnanya.
"Sekarang kamu sudah berani membandingkanku dengannya, Huh? Justin sepertinya sudah benar-benar berhasil mencuci otakmu! Aku tidak mau tau, intinya malam ini kita menikah!"
Setelah menegaskan hal tersebut, Alex melenggang pergi dari sana--meninggalkan Bella yang masih diam membisu di tempatnya.
Sekarang tubuh gadis ini bergetar. Setetes air mata yang keluar dari matanya langsung berubah menjadi butiran mutiara yang jatuh ke bawah.
"Apa pilihanku untuk ikut dengan Alex ini adalah keputusan yang buruk, Justin?" cicitnya kemudian.
________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Mermaid Princess [END]
Fantasía[Fantasy-Romance] Kedatangan sesosok Pria tampan di kehidupannya, membuat semua pertanyaan yang selama ini terpendam di benak Bella, akhirnya satu demi satu mulai terungkap. Dari kejadian-kejadian gila yang diluar naluri, hingga kebenaran-kebenaran...