Ayah, ibu dan adik-adiknya Chintya sudah pulang karena sudah larut dan adik-adiknya akan sekolah esok pagi. Karena Andrew abang Chintya, esok sedang libur. Dia yang akan menjaga Chintya di rumah sakit, namun Billy belum pulang sedari tadi.
Andrew menghampiri Billy dan menepuk pundaknya. Billy yang menyadari menengok ke Andrew dan mengangkat sebelah alisnya.
"Kenalkan nama gue Andrew, gue abang nya Chintya, nama lu siapa?" Ucap Andrew.
"Nama saya Billy Davidson." Billy mengulurkan tangan nya dan Andrew menjabat tangan Billy.
"Gue udah tau lu yang nabrak adik gue, dan lu yang akan dijodohkan dengan adik gue." Ucap Andrew.
Billy menganggukkan kepalanya.
"Gimana gue bisa kasih adik gue ke lu, belum apa-apa adik gue udah lu tabrak. Gimana kalau nikah nanti bisa sengsara dia." Andrew menekan setiap kata yang diucapkan nya.
"Saya akan menjaganya dan saya akan membahagiakan nya. Soal saya menabrak adik anda karena saya tidak sengaja dan tidak bermaksud menabrak nya." Ucap Billy.
"Baiklah, gue maafin untuk kali ini saja. Tapi jika adik gue meneteskan air matanya karena lu, gak akan segan-segan gue membunuh lu." Ucap Andrew.
"Saya tidak akan membuatnya kecewa dan tidak akan saya biarkan air mata nya menetes." Ucap Billy.
"Panggil gue Andrew saja." Ucap Andrew.
"baiklah Andrew."
"Dan lu gak perlu sungkan jika membutuhkan bantuan, gue tau semuanya soal Chintya lu tanya saja sama gue." Ucap Billy.
"Terimakasih." Andrew menganggukkan kepalanya dan menepuk bahu Andrew.
"Lu gak masuk ke dalam Bil?" Billy menaikkan alisnya dan Andrew menunjuk ruang rawat Chintya.
"Apa saya boleh masuk." Ucap Billy dan Andrew menganggukkan kepalanya.
Billy masuk ke ruang rawat Chintya dengan sangat hati-hati. Chintya sedang memainkan handphone nya. Chintya menyadari kehadirannya Billy, dia langsung terduduk di atas kasur.
"Ngapain lu om, bukannya pulang sana. Nanti cewe lu nyariin aja, gue gak Mao disangka jadi cewe simpanan lu ya!" Chintya menatap Billy dengan tajam.
"Saya hanya memastikan Anda baik-baik saja." Billy mendekat ke ranjang Chintya.
"Eh lu mau ngapain, jangan macem-macem ya. Gue panggil satpam nih." Chintya segera mengambil handphone nya yang tadi diletakkan di atas meja.
Billy mengambil handphone Chintya. "sini gak handphone gue, balikin om es." Chintya menarik-narik kemeja Billy.
"Ambil saja kalau bisa." Billy menaikkan handphone Chintya ke atas.
"Wah lu nantangin gue ya, oke." Chintya mulai mendekat kepada Billy dan tangan nya menggapai di udara. Chintya menarik-narik kemeja Billy, namun tidak berhasil juga mendapatkan handphone nya.
Ketika Billy sedang lengah, Chintya menarik kemeja Billy, alhasil bukannya mendapatkan handphone nya, Billy jatuh di atas Chintya. Bola mata mereka saling bertemu, dan kejadian itu tidak lama karena Chintya segera mengambil handphone nya dan mendorong tubuh Billy. Billy yang belum sepenuhnya sadar, terjatuh di atas lantai.
"Akhirnya! kan gue bilang handphone gue pasti bakalan balik lagi."ucap Chintya sambil menggoyangkan handphone nya ke udara, Billy yang melihatnya hanya tersenyum. "Om ngapain sih kesini, udah tau gue lagi istirahat." Chintya memainkan handphone nya.
"Panggil saya Billy, saya masih muda dan bukan om-om." Ucap Billy menghampiri Chintya.
"Seterah gue dong mau manggil lu om-om kek atau gak kakek tua, mau?" Chintya menatap mata Billy.
"Seterah anda mau panggil saya apa. Tapi ingat umur saya cuma beda tiga tahun dari anda jadi saya masih seumuran dengan anda." Ucap Billy.
"Emang gue nanya umur lu! Mau umur lu lima puluh tahun kek, itu bukan urusan gue." Chintya menjulurkan lidahnya.
Saat mereka sedang berdebat, orang tua Billy datang dan langsung menghampiri mereka tanpa mengetuk pintu lebih dahulu.
"Nak Chintya kamu gak papa? Ada yang terluka? Maafkan anak Tante ya." Momi Billy menghampiri Chintya dan mencium kening Chintya, Chintya kaget setengah mati. Dia tidak mengenal mereka semua.
"Gue tidak mengenal mereka semua, tapi kenapa mereka mengenal gue." Batin Chintya.
"Maaf anda siapa ya?" Chintya bertanya kepada orang tua Billy. Chintya kaget ada seorang wanita yang sangat cantik dan seorang pria yang tampan dan gagah tetapi dari sorot matanya seperti pria dingin.
"Kami orangtuanya Billy Davidson yang sudah menabrak kamu. Maafkan anak Tante ya, Tante akan memberikan hukuman buat dia." Ucap Momi Billy kepada Chintya dan dia menatap Billy dengan mata melotot.
"Mom, tidak usah berlebihan. Lagi pula dia hanya lecet-lecet." Ucap Billy.
"Apa lu bilang? Cuma lecet-lecet? Badan gue ketiban motor! Dan lu bilang cuma lecet-lecet. Lu juga belum minta maaf sama gue!" Ucap Chintya dengan meta berapi-api.
"Kamu ketiban motor nak? Astaghfirullah. Billy kamu gimana sih kalau nyetir itu hati-hati kasian Chintya udah badannya kecil ketiban motor pula, kamu juga belum minta maaf?" Billy mengangguk. "Minta maaf sekarang!" Lanjutnya.
"Maaf." Ucap Billy
"Tidak segampang itu om-om es." Ucap Chintya.
Momi dan papi nya Billy saling berpandangan, mereka baru menemukan seorang gadis yang sangat cerewet dan bawel itu.
"Memangnya kamu mau apa nak, nanti akan kami belikan." Ucap Momi Billy.
"Chintya hanya punya satu permintaan, buat kalian dan kalian harus menjawab." Ucap Chintya dan mereka menggunakan kepala.
"Sebenarnya kalian ini siapa?" Ucap Chintya.
"Kami orangtuanya Billy Davidson nak." Ucap Momi Billy.
"Chintya juga tau kalian itu orang tua om-om es ini." Ucap Chintya namun dipotong dengan suara Billy.
"Saya punya nama, nama saya Billy bukan om-om es atau apalah itu!" Ucap Billy dengan geram.
"Kan udah gue bilang seterah gue mau manggil lu apaan, dan lu juga setuju-setuju aja." Ucap Chintya sambil menjulurkan lidahnya.
Momi Billy tertawa melihat mereka berdua, sedangkan papi Billy sifat nya seperti Billy seperti es dan dia hanya tersenyum tipis melihat mereka bertengkar.
"Sudah-sudah kalian tidak usah bertengkar. Sepertinya kalian sudah saling kenal ya?" Ucap Momi Billy.
"Iya om-om es nyebelin." Ucap Chintya.
"Gadis cerewet." Ucap Billy.
"Sudah jangan bertengkar lagi! Bisa tuli kuping Momi mendengar kalian bertengkar." Ucap Momi Billy.
"Terus Tante dan om ini siapa, jangan bilang orangtuanya dia" Chintya menunjuk wajah Billy. "Chintya sudah tau jika Tante dan om orangtuanya dia, maksud Chintya kenapa kalian tahu Chintya dan keluarga Chintya?" Chintya menunggu jawaban yang akan dilontarkan oleh orang tua nya Billy.
"Sebenarnya kamu itu yang akan di jodohkan dengan anak saya." Ucap papi Billy. Chintya melongo mendengarnya.
💌💌💌
Maaf ya teman-teman kalau cerita ini kurang menarik, tapi aku bakalan bikin cerita ini menarik dan seru, dan aku bakalan update terus untuk kalian tercinta.
Jangan lupa di vote and comment yaa😘
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CEO VS QUEEN JOMBLO
Teen FictionTidak pernah terpikirkan oleh Chintya akan dijodohkan dengan seorang CEO, Chintya membayangkannya saja sudah sangat menakutkan, dijodohkan dengan om-om yang pasti simpanannya banyak. Chintya Helderman. Entah mengapa pikiran Billy jadi tidak karuan s...