MCvsQJ#16

8.4K 239 1
                                    

Saat mobil Billy mulai membelai ibu kota, Chintya yang tidak tahu akan dibawa oleh Billy kemana.

"Eh, lu mau bawa gue kemana. Jangan-jangan lu mau culik gue ya?" Chintya sudah melayangkan pukulan ke badan Billy dengan tas nya.

"Diamlah gadis cerewet, kuping saya bisa budek mendengar suara anda." Billy menjauhkan wajah Chintya dan mengambil tas yang digunakan untuk memukulinya.

"Eh! Tas gue, sekarang lu mau nyopet tas gue om-om es. Balikin gak, gue bikin jadi perkedel baru tau rasa lu." Chintya mulai mendorong tubuh Billy untuk mendapatkan tasnya.

"Diamlah gadis cerewet, kamu mau kita mati konyol. Gara-gara ulahmu."

"Ok fine! Liat aja lu, tunggu pembalasan gue. Kali ini gue ngalah tapi gak untuk selanjutnya." Billy hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Chintya yang seperti anak kecil.

Billy sengaja tidak langsung ke tempat yang dia tuju, dan Chintya yang sedari tadi ngoceh akhirnya tertidur pulas di kursi penumpang.

"Damai sekali kalau kamu tidak cerewet, aku lebih suka lihat kamu tertidur gadis cerewet." Billy membenarkan posisi tidur Chintya dengan menyampirkan jas nya ke tubuh Chintya.

"Tidurlah gadis cerewet saya tau anda sangat kecapean." Tidak disadari Billy mengelus rambut Chintya dengan lembut agar tidak menggangu tidur Chintya.

Billy terus mengendarai mobilnya ke suatu tempat yang sering dia datangi jika sedang banyak pikiran. Chintya yang menyadari mobil Billy berhenti mulai membuka matanya dan apa yang dia lihat.

Billy membawa Chintya ke sebuah bukit tertinggi dan ditambah lagi dengan pemandangan sunset yang sangat indah di mata para manusia.

Chintya turun dari mobil dan menghampiri Billy yang sedang berada di kedai makan sederhana yang berada di bukit itu.

"Kok lu gak ngasih tau gue sih kalo mau ke bukit gini." Ucap Chintya sambil tertawa melihat pemandangan sunset yang sangat indah. Billy fikir Chintya tidak menyukai tempat seperti ini.

"Kamu menyukainya?" Ucap Billy sambil memandangi wajah Chintya.

"Pake banget malah, tau gak sih gue pernah bermimpi melihat sunset di atas bukit tengah-tengah kota sama pasangan gue, eh malah sama lu ngeliat sunset nya. Tapi gak papa yang penting ada sunset." Chintya mulai memfoto pemandangan sunset dengan handphone nya.

"Saya kan memang pasangan anda." Ucap Billy sambil menghampiri Chintya.

"Idih najong gue punya pasangan om-om es kaya lu, mimpi apa semalem bisa jadi pasangan lu." Chintya masih terus memfoto pemandangan sunset dengan handphone nya.

Sedangkan Billy menuju mobilnya dan dia mengambil kamera yang biasa dia gunakan untuk memfoto pemandangan.

"Mau saya fotoin?" Ucap Billy sambil menunjukkan kamera nya kepada Chintya sontak saja Chintya langsung menganggukkan kepala nya dan mulai bergaya, Billy yang sudah ahli memotret terlihat sangat begitu menikmati kegiatan nya itu.

"Coba lihat." Chintya mengambil kamera yang berada di tangan Billy dan mulai melihat hasil potret nya Billy. "wahgelaseh keren banget fotonya, jago juga lu." Chintya kembali memfoto pemandangan lewat kamera nya Billy. Billy hanya menatap kegembiraan Chintya dan tanpa dia sadari, dia tertawa melihat tingkah lucu gadis cerewet nya itu.

Saat Chintya sedang memotret pemandangan, Chintya tidak sengaja melihat seorang anak laki-laki sedang menangis dan Chintya menghampiri anak kecil itu. Sedangkan Billy yang sedang asyik melihat tingkah Chintya menaikkan sebelah alisnya karena Chintya lari dan dia pun ikut berlari menghampiri Chintya.

"Hai boy! Kenapa kamu nangis?" Chintya bertanya kepada anak laki-laki itu.

"Aku tersesat." Ucap anak laki-laki itu sambil menangis dengan menutup wajahnya dengan tangan mungilnya.

"Hei lihat aku, seorang laki-laki tidak boleh menangis, seberat apapun masalah kamu. Kamu harus menghadapi nya dengan tegar, laki-laki tidak boleh lemah. Kalau lemah gimana nanti kamu melindungi orang yang kamu sayang." Anak laki-laki itu berhenti menangis dan menatap Chintya dengan wajah yang penuh air mata, Chintya menghapus semua air matanya dan memeluk anak laki-laki itu.

"Memangnya laki-laki tidak boleh menangis?" Ucap anak laki-laki itu sambil menatap Chintya, dan Chintya mengangguk.

"Iya, jika kamu menangis kamu akan dianggap lemah dan kamu akan direndahkan. Ayo semangat nanti Kaka bantu cari orang tua kamu." Ucap Chintya sambil menggandeng tangan mungil anak itu.

Billy sedari tadi menyaksikan adegan yang tidak pernah dilihatnya, seorang Chintya bisa berprilaku sangat lembut . Billy segera menghampiri Chintya dan anak laki-laki itu.

"Ada apa?" Billy menghampiri Chintya dan menatap anak laki-laki itu.

MY CEO VS QUEEN JOMBLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang