Chintya bergabung dengan kedua adiknya yaitu Noah dan Claudia, yang sedang duduk di taman sambil memakan cemilan.
Noah memberi jarak agar Chintya bisa duduk dan Chintya duduk ditengah-tengah diapit dengan kedua adik kesayangannya.
"Selamat ya kak Tya, akhirnya kak Tya bisa mendapat laki-laki sebaik kak Billy, Cla doakan semoga hubungan kak Tya dengan kak Bill dapat berlangsung sampai hari H. Tanpa hambatan dan kak Tya jangan memendam masalah kaka sendiri, sekarang kan ada kak Bill kaka kalau sungkan bicara dengan kita kaka bisa bicara kepada kak Bill," Chintya tersenyum mendengar penuturan adiknya yang sangat menyayanginya begitupun Chintya juga sangat menyayangi mereka berdua dan keluarga nya.
"Iya adik ku tersayang, kaka beruntung banget punya adik seperti kalian berdua," Chintya memeluk Noah dan Claudia mereka pun mengangguk dan mendekatkan kepalanya masing-masing.
"Kalau kaka ada masalah, kak Tya bisa minta bantuan ke kita, kita berdua pasti membantu kaka dan kaka jangan sungkan cerita ke kita berdua kita selalu ada untuk kaka," Ucap Noah dan Chintya mengangguk dengan senyumannya.
Noah menggenggam tangan Chintya begitu pun dengan Claudia menggenggam tangan Chintya, hubungan adik-kaka yang sangat harmonis.
Tidak jauh dari mereka, Chintya melihat ayahnya sedang memegang dadanya dan terlihat wajah sang ayah yang pucat.
"Itu ayah kenapa ya? Kok pucat banget wajahnya," Noah dan Claudia melihat ke arah ayahnya dan Chintya segera menghampiri ayahnya diikuti dengan Noah dan Claudia.
Ayah Chintya terjatuh namun tubuhnya sudah tertangkap oleh Chintya, Chintya menahan beban ayah nya dan ayah Chintya sudah pingsan tidak sadarkan diri
"Ayah, are you okey? Ya tuhan," Chintya menangkup wajah ayahnya dan dapat terlihat jelas darah mengalir dari hidung sang ayah tercinta. "Ayah, are you okey?" Chintya kembali mengulang perkataannya namun sang ayah tidak menjawabnya.
Mereka semua menghampiri Chintya dan Billy segera membantu Chintya. Billy memegang tubuh ayah Chintya.
Dan Chintya tersadar, "Bawa ayah ke rumah sakit sekarang, gue mohon," Ucap Chintya kepada Billy dan Billy membopong tubuh ayah Chintya menuju mobil untuk membawanya ke rumah sakit.
"Billy kamu antar ayah Chintya ke rumah sakit, nanti biar keluarga Chintya ikut dengan Momi," Ucap Momi Billy. "Aku ikut dengan Billy," Ucap Chintya dan diangguki oleh Momi Billy.
Chintya duduk di kursi penumpang dengan memegang kepala ayahnya dan membersihkan darah yang keluar dari hidung ayahnya.
"Ayah yang kuat ya, Tya gak mau kehilangan ayah. Ayah kan udah janji bakal jagain Tya, ayah juga mau cucu kan nanti Tya berikan untuk ayah. Tapi ayah bangun Tya gak mau ayah seperti ini, ayah kuat kok. Ayah bisa sembuh, Tya jamin ayah bakal sembuh. Ayah kan yang jadi wali Tya, ayah bakal saksiin pernikahan Tya kan? Ayah jawab dong jangan diam aja, buka mata ayah," Chintya menepuk-nepuk pipi ayahnya dan mencium kening ayahnya, Chintya menangis dengan air mata yang tanpa henti.
"Chintya kamu tidak boleh seperti ini, ayah kamu akan baik-baik saja. Lebih baik kamu berdoa agar ayah kamu cepet sadar dan tidak kenapa-kenapa," Ucap Billy menenangkan Chintya dan Chintya mengangguk.
"Iya Bill, lebih cepat lagi ngendarain mobilnya," Billy pun mengangguk dan segera menancapkan gas, Billy mengklakson setiap mobil yang berada di depannya.
Hanya membutuhkan waktu lima menit untuk sampai di rumah sakit. Billy segera membopong ayah Chintya ke dalam rumah sakit.
"Suster tolong ayah saya," Ucap Chintya dengan tangisannya.
Suster membawa tempat tidur rumah sakit, Billy meletakkan ayah Chintya ke kasur rumah sakit.
Suster membawa ayah Chintya menuju ruang IGD untuk ditangani oleh dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CEO VS QUEEN JOMBLO
Teen FictionTidak pernah terpikirkan oleh Chintya akan dijodohkan dengan seorang CEO, Chintya membayangkannya saja sudah sangat menakutkan, dijodohkan dengan om-om yang pasti simpanannya banyak. Chintya Helderman. Entah mengapa pikiran Billy jadi tidak karuan s...