Chintya sudah sampai di depan hotel penginapannya, Chintya keluar dari mobil Robert.
"Terimakasih Robert sudah mengantarku, dan aku titip salam untuk Cindy ya. Jangan lupa datang dipernikahan aku," Ucap Chintya dan Robert pun tersenyum.
"Sama-sama, iya nanti aku sampaikan kepada Cindy. Pasti aku dan Cindy datang, kamu main lagi ke sini ke kafe aku dan Cindy. Yasudah lebih baik kamu masuk, sudah sangat malam," Ucap Robert dan Chintya mengangguk sambil melambaikan tangan.
Saat ingin masuk pintu hotel seperti ada yang sedang memata-matai nya, namun saat melihat ke belakang tidak ada orang, Chintya segera berjalan dengan cepat.
Sesampainya di depan pintu kamarnya Chintya segera membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalamnya.
Tiba-tiba pintu kamarnya sudah tertutup dan terkunci. Dan ada seseorang yang memeluknya dari belakang.
"Jangan seperti ini lagi, aku takut kehilangan mu," Ucap Billy.
Ternyata yang memeluknya Billy Davidson, dan Chintya menghela nafas dengan kasar.
"Aturan yang bilang seperti itu aku, kamu yang membela nya. Harus nya aku yang marah," Ucap Chintya.
"Maaf, tadi aku hanya menolongnya. Namun kamu sudah lari duluan," Ucap Billy.
"Sudahlah aku sangat capek," Ucap Chintya melepaskan tangan Billy dari pelukannya namun Billy tidak melepaskannya malah semakin mengeratkan pelukannya.
"Maafkan aku, aku dan pengawalku mencari kamu tapi tidak ketemu. Dan siapa laki-laki yang telah mengantarmu hmm?" Ucap Billy dengan menaruh kepalnya di leher Chintya.
"Kamu cemburu? Sudahlah itu bukan urusanmu," Ucap Chintya dengan tertawa renyah.
"Aku harus tau karena aku adalah calon suami kamu," Ucap Billy dengan membisikkannya di telinga Chintya.
"Oke, dia pemilik kafe yang berada di tengah-tengah kota, ketika aku kabur dari kamu dia dan istrinya yang telah menolongku. Sudah aku sangat capek," Ucap Chintya dengan melepaskan tangan Billy namun gagal lagi karena Billy semakin mengeratkan pelukannya.
"Biarkan seperti ini, aku takut kehilangan kamu lagi, maafkan aku. Aku bersumpah dia bukan siapa-siapa aku dan hanya ada kamu di hati aku dan di kepala aku," Ucap Billy dengan mengguselkan kepalanya di ceruk leher Chintya.
"Iya aku maafin," Ucap Chintya dengan menghela nafasnya dengan kasar.
"Kamu tidak marah lagi kan?" Chintya menggelengkan kepalanya.
Billy membalikkan tubuh Chintya dan dinyalakan nya lampu dengan tangan yang satunya. Mereka dapat melihat wajah masing-masing yang sangat dekat.
Billy menangkup wajah Chintya dengan kedua tangannya, dan Chintya hanya diam.
"Kok hati gue dag-dig-dug gini sih, aneh banget," Batin Chintya.
Billy mengecup kening Chintya setelah itu memeluk Chintya kembali, Chintya bingung dengan sikap Billy yang berubah-ubah.
"Aku mohon jangan seperti ini, jangan pergi lagi seperti tadi. Aku sangat takut kehilangan kamu," Ucap Billy kemudian melepaskan pelukannya dan menyatap wajah Chintya dengan dalam.
Hati Chintya merasa hangat dengan kata-kata Billy dan Chintya pun tersenyum menganggukkan kepalanya.
"Aku tidak kemana-mana, aku selalu ada disamping kamu. Masalah yang tadi lupakan saja anggap itu angin lewat hehehe," Ucap Chintya dengan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CEO VS QUEEN JOMBLO
Teen FictionTidak pernah terpikirkan oleh Chintya akan dijodohkan dengan seorang CEO, Chintya membayangkannya saja sudah sangat menakutkan, dijodohkan dengan om-om yang pasti simpanannya banyak. Chintya Helderman. Entah mengapa pikiran Billy jadi tidak karuan s...