Chintya terbangun dari tidurnya dan dia tidak menemukan Billy, dengan kepala yang pusing Chintya keluar dan betapa terkejutnya Chintya berada di rooftop hotel sangat cantik pemandangannya.
"Nona sudah ditunggu Mr. Billy," Ucap Pak Supri mengagetkan Chintya dan Chintya langsung menghadap Pak Supri.
"Ya ampun untung saya gak punya penyakit jantung kalo gak bisa mati berdiri, Bapak panggil saya Tya saja tidak perlu pakai Nona," Ucap Chintya dan Pak Supri tersenyum.
"Tidak boleh Nona, karena sebentar lagi kan Nona akan jadi Mrs. Billy. Itu sangat tidak sopan," Ucap Pak supri kepada Chintya dan Chintya hanya bisa menghela nafas.
"Tapi kan bapak lebih tua dari saya, saya juga jengah jika dipanggil Nona. Apakah Billy yang menyuruh bapak?" Ucao Chintya dan Pak Supri langsung menggelengkan kepalanya.
"Tidak sama sekali Mr.Billy sangat baik dia tidak pernah menyuruh saya seperti itu, saya mohon Nona biarkan saya memanggil anda Nona saja, dan Nona sudah ditunggu oleh Mr.Billy," Ucap Pak Supri final.
"Oke deh seterah bapak aja, dimana Billy?" Ucap Chintya dan pak supri menunjuk ke arah helikopter yang berada di depan Chintya.
Helikopter bertuliskan 'Davidson Corp' Chintya berjalan ke arah helikopter itu, dan Chintya yakin itu pasti punya keluarganya, Billy tidak mungkin bisa membeli helikopter sebesar ini apalagi dia baru bekerja di perusahaan ayahnya.
Sesampainya di samping pintu helikopter, melihat dan meneliti bagian helikopter yang di luar.
"Hey, cepat naik aku sudah lama menunggu mu. Kamu seperti kebo tidurnya," Ucap Billy dengan mengulurkan tangannya dan Chintya menerima uluran tangan Billy walaupun dengan wajah tertekuk. "Kamu kenapa? Maaf aku cuma bercanda," Ucap Billy yang melihat wajah Chintya tertekuk.
"Aku kira kamu ninggalin aku pas lagi tidur ditambah lagi ngatain aku kebo," Ucap Chintya dengan membuang muka ke samping.
"Lihat aku, aku ada surprise untuk kamu," Ucap Billy menangkup wajah Chintya dan Chintya dibuat membeku dengan menatap Billy.
"Kita mau ngapain Bill? Aku belum siap untuk mati, aku masih sayang nyawa," Ucap Chintya mencengkram tangan Billy.
"Siapa juga yang ingin mati, aku juga sayang sama nyawa aku. Lagi pula kita belum menikah hahaha," Ucap Billy dengan tertawa.
"Are you ready Princess?" Ucap Billy yang mulai mengendarai helikopter nya, sedangkan Chintya tidak menjawab pertanyaan Billy.
Chintya semakin mencengkram kuat lengan Billy dengan mata yang tertutup.
"Buka mata kamu, aku berada di samping kamu. Jangan takut," Ucap Billy dengan menggenggam tangan Chintya.
Chintya perlahan membuka matanya dengan wajah yang panik, Chintya melihat ke arah Billy dan dia begitu terkejut melihat Billy yang mengendarai helikopter nya.
"Kamu lihat di arah sana," Billy menunjuk daratan yang dipenuhi lampu-lampu yang bersinar.
Chintya mengikuti arah yang Billy tunjuk, Chintya melebarkan matanya dia begitu takjub dengan pemandangan di bawah.
"Kita sedang terbang beneran Bill? Kamu yang mengendarai helikopter nya? Apa helikopter ini punya kamu?" Ucap Chintya yang antusias bergerak menatap Billy kemudian menatap daratan yang berada di bawah.
"Sebelum aku jawab, aku mohon agar kamu duduk dengan tenang. Sabuk pengaman kamu sudah mau copot," Ucap Billy membenarkan sabuk pengaman Chintya dengan tangan yang satunya, tangan yang satunya lagi sedang berada dikemudi helikopter.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CEO VS QUEEN JOMBLO
Teen FictionTidak pernah terpikirkan oleh Chintya akan dijodohkan dengan seorang CEO, Chintya membayangkannya saja sudah sangat menakutkan, dijodohkan dengan om-om yang pasti simpanannya banyak. Chintya Helderman. Entah mengapa pikiran Billy jadi tidak karuan s...