MCvsQJ#11

11.5K 270 11
                                    

Chintya tercengang mendengar pernyataan yang diberikan oleh Momi nya Billy kepada nya, tanpa disadari dia meneteskan air mata nya dan Chintya menyadari air mata nya turun langsung dia hapus air mata nya dan segera menstabilkan suasana seperti semula.

"Kenapa gue nangis sih, padahal baru dijodohkan belum menikah. Tapi kenapa perasaan gue jadi gak enak ya" batin nya.

"Hmm" Chintya bedehem untuk menstabilkan suasana seperti semula.

"Kamu gak papa nak." Momi Billy mengelus rambut panjang Chintya.

"Chintya gak papa kok." ucap Chintya.

"Kenapa? Anda terkejut ketika tahu bahwa saya tunangan anda." Billy menaikkan sebelah alisnya.

"Terkejut? Ngapain harus terkejut, gue bukan anak alay kelez. Lu kali yang terkejut dijodohin sama gue, dan gue yakin lu bakalan nolak untuk dijodohkan dengan gadis cerewet." Ucap Chintya, Billy baru ingin menjawab ucapannya Chintya namun Momi nya sudah memotong nya.

"Billy setuju kok, kalau dijodohkan dengan kamu. Tante malah seneng punya menantu yang cerewet, biar rumah Tante rame belum lagi kalau nanti kalian punya anak. Tante pasti seneng banget, bahagia punya kalian." Momi Billy memeluk tubuh Chintya dan mengecup kening Chintya. Billy dan papi nya terlihat tersenyum menyaksikan orang yang di sayangnya tertawa bahagia.

Duarr

Mereka semua menengok ke arah pintu, dan ternyata Andrew yang mendobrak pintu hingga terdengar suara dentingan keras dan Andrew terjatuh di lantai.

"Abang ngapain sih? Kurang kerjaan banget sih lu!" Chintya menyilangkan tangan nya di depan dada.

"Eh, maaf saya gak sengaja." Andrew tersenyum kikuk setelah itu keluar dari ruangan Chintya dan menutup kembali pintunya.

"Baiklah kami pulang dulu ya Chintya, besok kita datang lagi untuk menjenguk kamu, sekalian Tante juga ada janji sama mama kamu." Chintya mengangguk dan mencium punggung tangan Momi Billy dan papi Billy.

"Ok lah Tante." Ucap Chintya sambil tersenyum lebar dan melambaikan tangannya ketika mama Chintya ingin keluar dia baru menyadari jika Billy sedari tadi menatapnya. "Tante anak nya gak dibawa, ini si om-om es." Chintya menunjuk Billy dan orang tua Billy menengok kembali.

"Dia masih mau disini katanya." Ucap papi Billy. "Gak papa nak, Billy disini. Kalau kamu mau sesuatu bilang aja ke dia, nanti di kabulkan olehnya." Setelah itu orang tua Billy pergi dan menghilang dari ruangan Chintya.

Chintya memainkan handphone nya dan Billy sedari tadi hanya menatapnya dan Chintya merasa risih jika ditatap intens.

"Lu ngapain sih ngeliatin gue kaya gitu, emang gue pisang apa!." Chintya mendengus kesal.

"Memangnya saya tidak boleh jika melihat pasangan saya sendiri." Billy tersenyum jahil.

"Lu jangan macem-macem ya! Sentuh dikit gw bacok lu." Chintya memeluk tubuhnya sendiri.

"Emang kenapa? Mau ngapain aja juga gak papa kan dikit lagi juga saya Halalin." Billy mendekat ke arah Chintya.

"Laki-laki memang sama aja semua nya bastard!!" Chintya mendengus kesal.

Billy semakin mendekati Chintya, namun Chintya hanya membiarkannya. Billy semakin dekat, baru saja ingin menyentuh kepala Chintya, Chintya sudah menendang perut nya dan Billy mengaduh sambil memegang perut nya di lantai.

"Saya hanya ingin menghilangkan kotoran ya ada di kepala anda, kenapa anda tendang saya." Ucap Billy geram.

"Masa sih? Bilang aja mau nyentuh gw! Pake alesan segala dasar bastard!" Chintya melemparkan bantal yang ada di dekatnya ke arah Billy, namun Billy dengan sigap menangkap nya.

MY CEO VS QUEEN JOMBLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang