Samudra menyaksikan bagaimana ECHO dilemparkan begitu saja. Apakah semuanya telah berakhir? Terlihat Ultima juga demikian. Terkaman Omega sangat kuat sehingga tubuh Ultima yang juga besar itu pun bisa dilempar begitu saja kali ini dengan rahangnya. Cahaya yang tadi redup kini muncul lagi dan lebih terang. Sekarang dari mulut Omega mulai mengeluarkan lagi bola api. Cahaya dari kedua sayapnya mulai menyusut mengalir ke dalam sayapnya hingga bola api di mulutnya makin besar. Dia siap menembak.
"Aku tak akan membiarkannya!" ujar Ultima. Dia juga mengeluarkan bola api dari mulutnya, lalu dia tembakkan ke mulut Omega. Ledakan besar pun terjadi. Ledakannya sama seperti bagaimana serangan Omega sebelumnya, tetapi kali ini ledakan tersebut hanya terjadi di kepala Omega.
Sang monster meraung. Bagi monster yang tak merasakan sakit, tentunya tak ada jeritan-jeritan pilu pada dirinya. Tetapi kekesalan karena sebagian tubuhnya rusak dan harus dengan cepat-cepat dipulihkan. Perlahan-lahan luka di leher Ultima mulai menutup seperti anyaman jerami. Luka itu menutup dengan sendirinya dengan cepat. Luka di leher Omega juga menutup dengan cepat sama seperti Ultima. Makhluk-makhluk yang susah mati ini sepertinya punya cara tersendiri untuk bertahan hidup.
Ultima segera mengejar ke tempat Agi tenggelam, tubuhnya kemudian masuk ke dalam lautan untuk bisa menyelamatkan Agi. Tubuh ECHO benar-benar ringsek seperti kaleng tenggelam dengan cepat menuju ke dasar samudra. Agi hanya menatap nanar tanpa bergerak sama sekali. Dia merasa tulang-tulangnya seperti remuk dan hancur.
Samudra yang mengerti keadaan segera memimpin rekan-rekannya untuk menyerang Omega yang sekarang ini sedang mengamuk. Mereka berusaha menghalangi monster itu untuk mencapai Shangri-La, meskipun peluru-peluru dan misil tak ada yang mampu menggores luka sama sekali. Semua orang putus asa. Bagaimana mereka bisa keluar dari permasalahan ini?
"Push kawan-kawan! Push!" ujar Samudra.
Puluhan pesawat terus menyerang Omega yang berjalan menuju ke Shangri-La. Tubuh raksasanya yang perkasa sudah mulai utuh seperti semula setelah sebelumnya rusak terkena gigitan Ultima.
"Kapten, mungkin kita harus serang matanya," terdengar salah satu pilot di radio.
"Ide bagus. Coba kita serang matanya. Mungkin ia akan terganggu dengan itu," ucap Samudra.
"Atau mungkin semakin marah," lanjut sang pilot.
Akhirnya burung-burung besi berputar-putar di udara membentuk formasi menyerang. Mereka menyebar, mengatur posisi yang tepat untuk kemudian dengan serempak menyerang Omega tepat di matanya. Omega tentu saja meraung. Getarannya hingga menggema ke berbagai arah. Bahkan, suara mesin jet pesawat tempur saja bisa tenggelam oleh bunyi raungannya.
"Aku bukan makhluk rendahan seperti kalian. Serangan kalian hanya akan memperpendek usia kalian menghirup udara di planet ini," geram Omega.
Tiba-tiba ada sesuatu yang berbeda dengan tubuh raksasa Omega. Sisik-sisik yang ada di sekujur tubuhnya berdiri. Samudra mulai merasakan sesuatu yang tidak enak. Ada bahaya yang sedang mengancam, bukan saja kepadanya tetapi juga kepada semua makhluk hidup yang ada di tempat itu.
"Semuanya lari!" perintah Samudra. "Pergi sejauh-jauhnya!"
Peringatan Samudra itu terlambat. Sisik-sisik dari kulit Omega terlepas seperti anak panah. Sisik itu seperti duri-duri tajam yang sanggup menembus baja setebal apapun. Semuanya menyebar ke segala arah membuat puluhan pesawat yang ada di sekitar tempat tersebut terkena, tak terkecuali Samudra. Kedua sayap pesawatnya langsung patah tertebas oleh sisik-sisik itu. Langit pun bersih, hanya tersisa kepulan ledakan pesawat-pesawat yang nahas terkena serangan Omega.
Samudra segera menekan kursi lontarnya. Dia dan beberapa pilot yang sempat menekan kursi lontar selamat. Tampak beberapa parasut terbang di udara menjauh dari pertempuran. Samudra sudah mulai putus asa, bagaimana caranya untuk bisa mengalahkan Omega, atau paling tidak menyelamatkan Galuh yang sedang berjuang di dalam Shangri-La. Kalau saja Agi bisa menolong. Ya, kalau saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
ECHO [end]
Science FictionAgi mengalami kecelakaan pesawat ketika ia masih kecil yang mengakibatkan ia harus berpisah dengan ibunya. Dia selamat ditolong oleh Kesadaran Bumi sekaligus diberikan kekuatan yang luar biasa. Waktu berlalu ketika dia bertemu lagi dengan perempuan...