3 | Reuni Kecil

1.6K 111 39
                                    

"Reuni kecil dan kerinduan"

Samudra sedang berada di ruangan atasannya. Letnan Kolonel Juan Gunawan. Ruangan itu diisi empat orang, termasuk Samudra. Suasananya sedikit tegang, karena ketiganya harus menyerahkan laporan tentang apa yang mereka hadapi di langit udara Malang. Sayangnya karena kejadian tersebut satu orang teman mereka tidak selamat, yaitu Ade Husnan. Samudra dan yang lainnya begitu terpukul.

Letkol Juan menipiskan bibirnya setelah membaca laporan dari ketiga penerbang terbaik di negeri ini. Dia mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja sambil sesekali mendongak menatap ketiga anak buahnya. Dia mau tidak percaya tetapi kemelut yang terjadi dua hari yang lalu telah membuat berita besar. Media massa mulai memberitakan tentang pertempuran yang terjadi di udara, serta alien yang dihadapi oleh prajurit TNI AU. Pemerintah sudah berusaha untuk menutupinya tetapi ada masyarakat yang sempat merekam kejadian yang terjadi kemarin, sehingga viral di internet. Hal itu menyebabkan berita tentang kedatangan alien di Indonesia sampai terdengar oleh negara-negara lainnya.

"Aku bukannya tidak suka kalau kita bisa mengetahui kalau ada kehidupan lain di luar sana, tetapi ini lebih dari apa yang kita kira. Saat ini semuanya mulai heboh, wartawan, orang-orang militer, pejabat dan orang-orang sipil juga heboh dengan aksi yang kalian lakukan," ucap Letkol Juan.

Samudra dan yang lainnya tidak menjawab. Mereka malah berharap segera keluar dari ruangan tempat mereka sekarang berada.

"Laporan kalian saya terima, hanya saja akan sangat sulit untuk menjelaskan ini ke Panglima," ucap Letkol Juan. "Pihak atasan sekarang akan membentuk tim khusus untuk menyelidiki makhluk itu. Makhluk itu sudah dievakuasi dan diamankan oleh divisi baru bentukan dari Panglima langsung."

"Ijin bicara, pak," kata Samudra.

"Silakan!"

"Kalau boleh tahu dimana tempat makhluk itu berada?" tanya Samudra.

"Makhluk itu ada di Malang. Di sana kita ada pangkalan militer rahasia. Di sana basis kita karena tiga kekuatan besar tentara di negeri ini ada di kota itu. Kita juga memanggil orang-orang yang terpilih untuk menyelidiki dan menginvestigasi makhluk itu. Dalam taraf apakah berbahayanya, ataukah makhluk itu membawa teman. Kalau misalnya dia membawa teman, seperti apa teman-temannya? Tetapi satu hal yang pasti kita bisa menumbangkannya, karena salah satu pilot kita mampu untuk menumbangkannya meskipun tanpa memakai misil," jelas Letkol Juan.

"Maaf pak, saya kira saya bisa mengalahkannya hanya karena keberuntungan," ucap Samudra.

"Keberuntungan kamu bilang? Kamu itu terlalu merendah, saya sejak pertama kali melihatmu sudah yakin kamu ini pilot terbaik. Kamu bisa mengetahui kelemahan dan kekuatan pesawat yang kau piloti bahkan kau bisa membuat keputusan yang cepat untuk mengalahkan makhluk itu seolah-olah kau sudah faham kelemahannya. Kau belajar cepat, itulah salah satu hal yang tidak dimiliki oleh pilot-pilot lain selain kamu," tukas Letkol Juan. "Termasuk kalian!" sambungnya sambil menunjuk ke dua rekan Samudra.

"Siap pak!" ucap kedua rekan Samudra serempak.

"Hari ini kau beserta rekan-rekanmu pergi ke Malang. Langsung bergabung dengan tim Garuda Besi yang telah dibentuk oleh Panglima Angkatan Udara. Di sana kau menjadi komando tim udara untuk berjaga-jaga terhadap segala sesuatu yang akan terjadi. Aku yakin sekali karena kita menangkap satu makhluk, maka akan datang makhluk-makhluk yang lain," lanjut Letkol Juan. "Kau sekarang tak lagi menjadi instruktur. Kau terjun langsung."

"Siap pak!"

"Segera berkemas! Bubar!" perintah Letkol Juan untuk terakhir kalinya. Ketiga pilot menghormat kepada atasannya, kemudian balik badan untuk keluar dari ruangan atasannya itu.

ECHO [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang