12 | Mereka Datang

1.3K 107 9
                                        


Semuanya berubah setelah kejadian hari itu. Agi ditempatkan di satu sel khusus. Sel untuk orang yang sangat berbahaya. Tetapi di dalam sel tersebut ia bebas berbuat sesukanya. Ia tetap tak diizinkan untuk keluar dari fasilitas rahasia. Maka dari itu selama di fasilitas rahasia ini ia hanya berjalan-jalan berkeliling ruangan saja. Ia juga telah berganti baju menjadi seragam berwarna biru dengan corak putih. Di baju tersebut terdapat nomor 001. Mirip seperti baju tahanan.

Berbeda nasibnya dengan Galuh. Meskipun dia telah resmi mau membantu dalam project rahasia militer itu, dia tetap harus pulang ke rumah mengemasi barang-barang yang perlu dia bawa berikut juga harus membagi waktunya dalam mengajar. Waktunya akan sangat sedikit untuk berada di luar fasilitas. Ia harus menemani Agi karena di dalam fasilitas ini hanya kepada Galuh saja dia percaya. Ia mengancam kalau tidak bertemu Galuh dalam satu hari maka ia akan meluluh lantakan fasilitas militer tersebut. Ini bukan ancaman yang mengada-ada sebagaimana yang hampir saja dia lakukan kemarin.

Galuh pulang ke kosnya malam hari. Tak dia sangka berada di fasilitas militer selama berjam-jam. Ririn juga sempat bertanya-tanya saat ponselnya tak diangkat. Yuyun juga tampak keheranan dengannya.

"Apa yang terjadi Mbak Gal? Koq tadi nggak diangkat teleponnya, bahkan pesan saja tak dibalas?" tanya Ririn khawatir. "Terjadi sesuatukah? Bagaimana kencannya?"

"Hush, saat ini bukan waktunya membahas itu," jawab Galuh.

"Trus?"

"Yuyun!?" panggil Galuh.

"Iya mbak. Ada apa?" sahut Yuyun yang saat itu baru saja keluar dari kamarnya. "Gimana kencannya ama Agi Oni-chan? Sukses? Hehehe."

Galuh cemberut hingga pipinya menggembung. "Kalian ini menggoda aku terus. Saat ini bukan membahas aku berhasil kencan atau tidak, saat ini yang penting adalah membahas apa yang akan aku lakukan ke depannya. Sebab keadaan sedikit genting sekarang ini."

"Genting? Ini ada urusannya ama cowok itu? Kenapa? Kecelakaan? Dia berusaha melindungimu dari preman trus terluka?" kata Ririn memberondongnya dengan banyak pertanyaan.

"Agi Oni-chan terluka??" Yuyun terkejut sambil menutup mulutnya.

Galuh menggeleng. "Please deh. Dengerin aku ngomong dulu kenapa?"

"Baiklah," ucap Ririn sambil membekap mulut Yuyun. "Kita nggak bicara." Ririn juga membekap mulutnya.

"Jadi aku besok akan sangat sibuk. Aku sekarang sedang melakukan penelitian dengan salah satu peneliti dari LAPAN dan aku tidak bisa tinggal di kos untuk sementara waktu. Aku akan mengepak barang-barangku, bahkan mungkin setelah mengajar di kampus aku akan langsung ke tempat penelitian. Penelitian ini sangat rahasia, aku tidak ingin kalian bertanya apapun, membicarakan apapun tentang apa yang terjadi kepadaku, jadi kalau ada yang mencariku cukup kirimkan saja email atau SMS atau apapun. Aku akan membukanya pada jam-jam tertentu. Aku juga akan meminta izin ke prodi dan rektorat, aku juga akan meminta izin ke beberapa orang dan lain sebagainya. Intinya aku tidak ingin ada yang mencariku, baik itu mahasiswaku, dosen, rekan kerja, teman bahkan orangtuaku sekalipun."

"Tapi Mbak Gal, itu tidak mungkin. Apa yang harus aku katakan ke Om dan Tante?" tanya Ririn.

"Kau bisa kasih alasan aku sibuk penelitian. Ini tidak selamanya koq. Cuma sementara, tapi sementaranya kapan aku tak tahu," jawab Galuh.

"Lalu apa hubungannya dengan Mas Agi?" tanya Yuyun.

"Agi ikut serta, jadi aku butuh bantuannya untuk project ini. Jadi kalau kamu tak bisa mencari dia cukup cari aku saja. Oh ya, ingat yah! Ini rahasia. Ini rahasia, jadi semakin sedikit orang semakin baik. Kuharap kalian mengerti," jelas Galuh. "Tapi jangan khawatir kita nggak macem-macem koq."

ECHO [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang