10. Curhat

425 92 0
                                    

Happy Reading🤗

♥♥♥

Gue yang banyak bacot, atau lo yang dermawan ngasih telinga? Dan gue cuma bisa berucap, Thanks.

-Devin-

Hembusan angin yang mendorong tubuhku hingga berjalan kemari. Tepat di tengah rooftop ada seorang laki-laki berbaring merentangkan kedua tangan dan kakinya disana. Wajahnya yang tertutup sapu tangan tidak bisa aku kenali. Aku menyapanya. Dia masih pada posisi awal. Nampaknya itu posisi nyaman nya.

"Alicya." Ada suara yang memanggilku. Refleks ku menoleh pada sumber suara. Tapi nihil, tidak ada siapa pun.

Aku ingin tau siapa laki-laki yang berbaring tadi. Baru kutinggal beberapa detik menoleh, laki-laki itu lenyap. Entah tadi itu apa?

"Alicya.. bangun, sekolah nak." Oh itu suara mama.

"Iya ma."

Alicya membuka matanya, dalam hati ia berucap tadi hanya mimpi. Tapi rooftop itu. Alicya segera bergegas membersihkan dan merapikan diri untuk berangkat sekolah.

"Pagi dek, ma-- Papa pulang." Ekspresif Alicya menghambur kepelukan papanya sebelum mencium tangan. Yaps Alicya dan Valdin dididik ayah ibunya mejadi anak yang berilmu dan berkarakter. Salah satunya menghormati orang yang lebih tua, dan mencium tangan keluarga atau saudara yang lama tidak jumpa. Tidak hanya itu, termasuk berpamitan sebelum berpergian.

"Semalam. Papa ke kamarmu, tapi kamu sudah tidur. Padahal baru pukul 20:30."

"Kakak kan hobi tidur pa."

"Ishh." Desis Alicya tak terima dikatai Valdin.

"Hehe ngantuk pa." Cengir Alicya.

"Ya sudah mari sarapan dulu, mama sudah memasakkan makanan kesukaan kita. Seusainya, nanti papa antar kalian ke sekolah." Ucap Rehan menggiring anak-anaknya untuk sarapan bersama, termasuk Jihan--istrinya.

"Papa kan baru tiba semalam, masih lelah juga. Istirahat saja pa."

"Bener kata kak Cya. Kita berangkat sendiri aja pa,"

"Lelahnya papa hilang, bila bersama kalian anak-anak yang papa sayangi ini." Ucap Rehan menggenggam kedua masing-masing tangan anaknya, di atas meja.

Jihan yang menyaksikan kedekatan suami dan putra-putrinya. Hati perempuan mana yang tidak bahagia dan bersyukur melihat kebahagiaan yang tercipta begitu sederhana ini.

****

"Hei Cya." Sapa Difa tiba-tiba, berniat mengageti Alicya.

"Astagah, kebiasaan deh." Alicya mengusap dadanya. Satu sahabatnya ini memang usil.

"Gue lagi bahagia Cya. Coba Tebak, karena apa?"

Alicya sedikit berpikir,

"Habis beli album baru? Dapet tambahan uang jajan? Atau.. dapet kantong doraemon??"

"Gimana sih nebak nggak ada yang bener sama sekali."

"Namanya juga nebak. Ya apa dong?"

Devilicya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang