37. Pict & Post

241 8 0
                                    

HAPPY READING🤗🤗🤗

❤❤❤

Benar kata orang, Jogja itu kota istimewa. Tapi julukan itu bisa lebih kalo nikmatinnya sama orang yang spesial, jadi kota cinta.

-Devin-

"Capek?" Tanya Devin melihat Alicya berhenti dan mendudukkan diri.

Alicya menggeleng. "Sebentar, mau minum."

"Kuat juga ya kamu," Devin mengacak manis puncak kepala Alicya. "Masih mau lanjut?" Tanya Devin memastikan, takut Alicya kelelahan.


Pasalnya Alicya mengajak Devin sejak sore, dimana janji sebelumnya adalah malam. Dan mereka menempuhnya dengan sepeda tandem yang terbilang cukup jauh jaraknya. Alasan Alicya berangkat awal dari janji sih ingin melihat sunset di titik 0 km Malioboro, sebelum berkeliling menikmati kota Jogja. Juga, bisa lebih lama dengan Devin untuk mengabadikan momen. Mungkin itu hanya alibi, tapi entahlah namanya juga remaja yang dilanda asmara. Bucinnya bisa tiada tara.

Alicya mengangguk antusias. "Mumpung, Vin. Kapan lagi coba?"

Devin menunjuk pada bulan dan meriahnya bintang, sebagai isyarat untuk menyudahi hal yang diinginkan kekasihnya karena waktu sudah malam.

Alicya menjatuhkan bibirnya, kecewa. Tapi benar sih, keinginannya untuk mengelilingi Jogja harus terhenti. Alicya teringat perkataan mamanya; malam bukan waktu yang baik untuk berkegiatan karena banyak kejahatan yang terjadi pada perempuan di malam hari. Alicya tau maksudnya. Dia pun tau kini sedang bersama laki-laki-- dimana kebanyakan pelaku kejahatan malam. Namun, laki-laki dihadapannya ini berbeda. Devin yang menyayangi Alicya, pasti akan berkorban dan menjaga Alicya seutuhnya.

Angguk Alicya menampilkan senyum tipisnya. "Nurutnya pacar aku,'' ujar Devin menampilkan deretan giginya-seperti bocah yang tidak punya salah.

"Iihhh, lebay deh," geli Alicya

"Aku kayak gini kan cuma sama kamu doang-"

"oh, jadi ada yang lain nih," pancing Alicya.

Raut Devin berubah, yash Alicya berhasil. " Tuh kan, kamu sukanya salah paham padahal aku belum selesai ngomong,"

Alicya terkikik, "iya iya, gitu aja baper." Enteng Alicya sambil mengabadikan gambar dengan kameranya.

"halah, cewek kan sukanya overthinking. Lagian aku tadi kan mau bilang 'aku kayak gini kan cuma sama kamu, karena kamu pacar aku' eh main dipotong aja." Devin memajukan bibirnya dengan ekspresi meledek.

"oh gitu ya sekarang, sukanya ngeledek." Ucap Alicya lalu berjalan begitu saja.

"Tuh kan, lagi." Dengus Devin, selalu saja kalah dengan Alicya dalam hal sepele pun. "Cya, mau kemana?" Seru Devin masih bisa melihat punggung Alicya.

"Laper, mau cari asupan," balas Alicya menengok sekilas.

"Ngapain jalan kaki, ini kan ada sepeda." Heran Devin di tempat-masih setia menyangga sepeda tandemnya.

"Udah buru. Kamu yang bawa aja." Alicya terkikik puas. Begitulah perempuan, bahagianya tercipta sederhana. Misalnya membuat sedikit kesal pada kekasihnya.

****

Dipintu masuk pasar Beringharjo, Devin dan Alicya menikmati kuliner malam Malioboro. Dan pecel senggol menjadi menu pilihan mereka, karena ajakan Alicya dan karena Devin si penggemar sambal kacang.

"Gimana, masih mau nolak aku ajak makan di kaki lima?" Tanya Alicya yakin kan mendapat gelengan dari Devin. Tapi kenyataannya Devin begitu menikmati menunya.

Devilicya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang