HAPPY READING🤗
❤❤❤
Yang bersama belum tentu diberi perasaan. Yang baru belum tentu dibentengi keasingan. Bisa jadi bersama hanya sebatas suka, bahkan yang baru justru mendapat harapan.
-Author-
Jam olahraga pada jam pertama merupakan salah satu kebahagiaan bagi siswa-siswi SMA, terutama bagi kelas IPA. Waktu paginya begitu lejar bergerak bebas, tidak seperti pagi biasanya yang terkungkung di ruang kelas dengan otak yang terpacu pada soal-soal numerik yang diberikan guru.
Pokoknya, otak mereka tidak begitu terkuras hari ini, berkat jam penjasorkes. Tapi kebanyakan siwi, tidak sepenuhnya menggunakan jam olahraga seperti siswa. Paling hanya 45 menit, minim lagi 30 menitnya, dan kalian pasti tau sisa waktu yang banyak itu digunakan untuk apa?
Para siswa yang terlihat bahagia, leluasa berlari kesana-sini hanya untuk mengejar satu bola untuk dimasukkan ke ring. Sedangkan siswinya bagaikan pameran toa, meneriaki pemain basket andalannya sambil berteduh dibawah pohon. Merasa greget sendiri ketika dukungan mereka gagal mencetak gol. Maklumlah namanya juga cewek.
Satu lagi, katanya sih cewek itu kulitnya sensitif, kena sinar uv sebentar kulit kebakar. Kepanasan beberapa menit perawatannya membutuhkan banyak rupiah. Sampai-sampai ada yang menghabiskan weekendnya seharian disalon. Herzzz membosankan.
Lain halnya dengan Alicya dan Difa, mereka lebih memilih bermain bulu tangkis dari pada harus ikut berteriak mensupport layaknya penonton bayaran seperti teman yang lainnya.
"Eh Cya udah yuk, mataharinya mulai ganas. Di kelas ngadem sekalian nunggu jam olahraganya habis." Ucap Difa lelah.
"Ya udah yuk. Kasian sampe ngucur gitu keringatnya."
"Gue udah kayak Liliyana Natsir belum Cya, tadi mainnya?"
"Hm." Alicya beranjak gitu saja.
"Ihh ditanya malah pergi."
"Cya gimana sih perasaan lo sekarang?" Tanya Difa ketika di kelas.
"Maksudnya?"
"Iya perasaan lo ke Novan."
"Novan sama aku sahabatan. Malah Novan pengen aku anggep dia kakakku sendiri. Kan aku juga udah pernah cerita ke kamu."
Difa menggeleng lelah selalu mendapat jawaban seperti ini dari Alicya.
"Riset membuktikan dan udah mutakhir banget, nggak ada kedekatan cewek cowok itu murni sahabatan, yang ada itu kalo gak sodara ya pacar."
"Mamaku deket sama papaku, mereka bukan sodara ataupun pacar seperti yang kamu bilang."
"ALICYA ADHARA BIN BAPAK REHAN---" belum sempat Difa melanjutkan ucapannya, Alicya dengan entengnya memotong ucapan Difa yang ngegas itu.
"Yang cantik tiada tara." Alicya tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapi.
Difa meniup poninya, pusing juga bersahabat dengan Alicya yang cuek nan polos dan bisa tiba-tiba menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devilicya [END]
Novela JuvenilTeguran menjadi sapa, sapa menjadi bersama, bersama menuntut pada sebuah cerita. Ya.. cerita masa lalu kita. Dimana tidak boleh dilupa, dan kan terkenang dalam jiwa. Aku, Alicya Adhara, tak suka tingkah lakumu yang selalu membuatku kesal. Namun keke...