21. Tantangan

309 54 5
                                    

Happy Reading🤗

♥♥♥

Kolam akan tetap jernih selagi manusia tidak datang membawa lumpur.

-Devilicya-

Mungkin jika ditanya hormon Devin yang begitu boros hari ini pasti jawabannya hormon adrenalin. Gugup Devin tidak cukup sampai di rumah sakit dengan pingsannya Alicya. Setibanya di bandara Devin segera berlari dengan pikiran yang bercabang, salah satunya penyebab mengapa Silvi diculik. Sampai-sampai ia menabrak beberapa orang dibandara yang menarik koper. Devin mencari keberadaan orang tuanya dahulu, dan tampak Fredela yang menangis duduk dibangku bandara, dengan Sigit yang mondar-mandir menghubungi seseorang.

"Devin, Silvi.. dia gak bisa dihubungi."

"Tenang ma, Devin disini." Ucap Devin memeluk mamanya menenangkan.

"Mama gak tenang Vin, Silvi dimana.."

"Ada Devin ma, Devin bakal lakuin supaya Silvi kembali ke mama." Walaupun Silvi bukan putri kandung Fredela, tetapi ia begitu merasa sangat khawatir akan keselamatannya.

Tak selang lama teman-teman Devin datang
diperhatikan dengan pandangan takut oleh banyak orang dibandara. Mungkin karena penampilan mereka yang tampak seperti geng motor, dan bahkan ada beberapa anak yang telinganya diberi anting hitam. Sampai-sampai ada security yang menghampiri mereka. Devin yang tak enak diperhatikan orang-orang disekitarnya segera mengajak Fredela, Sigit dan teman-temannya keluar dari bandara.

Dering ponsel Sigit berbunyi. Ada panggilan dari nomor tak dikenal, lalu ia angkat begitu saja tanpa berpikir panjang.

".........."

"Dimana putri saya?! Jika anda memiliki urusan dengan saya, jangan bawa putri saya!"

".........."

"Jangan segan-segan menyentuh putri saya! Atau saya laporkan anda ke polisi!"

".........."

"Apa yang anda mau?"

".........."

'Tut tut tutt...' Panggilan terputus oleh penelepon tak dikenal itu.

"Penculik yang menyandera Silvi menelpon om. Penculik itu dibayar seseorang agar menyuruh om dan mama mu bercerai. Jika tidak nyawa Silvi taruhannya. Dan mereka mengancam agar tidak melaporkan kasus ini ke polisi." Ucap Sigit menatap depan menahan emosi bercampur khawatir akan keadaan putrinya.

"Mengapa keadaannya rumit seperti ini." Ucap Fredela yang mulai lunglai.

"Jangan terpengaruh ancaman itu ma, om. Devin bakal temuin Silvi."

"Kita semua bakal bantu Devin, om tante."

"Terimakasih semuanya, tolong bantu selamatkan Silvi." Sigit mengajak Fredela untuk masuk ke mobil, menenangkannya. Dengan sebelumnya, ia menepuk bahu Devin berterimakasih bersedia membantunya.

"Mana Vando?" Tanya Devin.

"Tadi dia ngendarain motor dibelakang Vin"
"Apa jangan-jangan... dia ngelacak dan berangkat sendiri?" tebak teman Devin.

Devilicya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang