31. Rules

279 20 0
                                    

Happy Reading🤗

♥♥♥

Cewek yang terlalu jaim atau cowok yang terlalu engga peka?

-Author-

"Kak, mama pergi dulu. Nanti kalo ada yang ketuk pintu bukain ya, itu nganter pesanan mama." Seru Jihan di depan pintu kamar putri sulungnya.

"Iya, maa," saut Alicya dari dalam kamar yang hendak mandi.

'Tok tok tokkk' Terdengar ketukan dari pintu utama.

"Iya.. sebentar" Seru Alicya sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Dibukalah pintu utama oleh Alicya, dan "Atas nama bu Jihan Dara, pesanannya tiba," Devin membuka wajahnya yang tertutup dua plastik besar berisi pesanan yang ia bawa, memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi.

"Devin?" Alicya sedikit terkejut dengan kernyitan didahinya. Sedetik kemudian ia sadar, bahwa rambutnya masih awut-awutan, terlebih lagi black mask diwajahnya. Iya, memang Alicya sudah berpakaian tuk pergi dengan Devin, tapi penampilannya belum seluruhnya rapi. Alicya yang malu membalikkan badan "Duduk dulu, Vin di dalam. Aku ke kamar dulu." Ujarnya lalu berlari kecil menuju kamarnya. Devin yang melihat kelakuan Alicya hanya terkikik. Bisa-bisanya suatu pasangan yang sudah berbulan-bulan punya rasa malu karena penampilan. 'Alicya, Alicya' gumam Devin lalu duduk di ruang tamu.

Menanti perempuan berdandan, perumpama seperti menyelesaikan banyak pekerjaan rumah. Banyak yang harus dilakukan dan lama sekali. Terkadang Devin, tak hanya Devin mungkin banyak laki-laki lain berpikiran 'apa yang mereka lakukan sebelum kencan? Hanya kencan, jadi untuk apa dandan begitu lama. Toh bukan dandan pernikahan kan?' Ya perempuan itu ribet, tidak se simple laki-laki. Apalagi kalau disodori tempat belanjaan. Akan sangat lama dalam memilih. Mungkin jika ditinggal membuat brownies akan menghasilkan 3 loyang. Sudah ribet lama pula. Seperti itu bukan, wahai perempuan?

Devin yang jengah menanti, meletakkan ponselnya. Ia benahi duduknya dengan nyaman disofa ruang tamu Alicya tuk menyandarkan punggungnya dikepala sofa. Sesekali matanya terpejam. Entah berapa menit, tiba-tiba suara seseorang menginterupsinya

"Nak Devin?" Devin membuka matanya, dan beranjak berdiri.

"Tante," ucapnya menyalimi tangan Jihan yang sedari luar.

"Loh, Alicya nya mana?"

"Lagi siap-siap, tan. Sekalian saya izin mau ajak Alicya keluar."

"Pasti karena ulang tahun Alicya. Semoga Alicya senang ya. 2 tahun Alicya tidak merayakan ulang tahunnya, entah kenapa."

"Iya tante."

"Mama? Cepet banget." Ucap Alicya berjalan menghampiri mamanya dan Devin, sembari mengenakan sling bag nya.

"Iya, udah di handle partner mama tadi. Oh iya, Cya. Pesanan mama ini?"
Tanyanya menunjuk dua plastik besar di ruang tamu.

"Iya ma, Alicya lupa bawa ke dapur. Itu tadi yang bawain Devin, ma."

"Devin?"

"Iya tante. Kebetulan tadi alamatnya rumah Alicya, jadi saya bawa sekalian."

"Maksudnya gimana, tante bingung."

Devilicya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang