Happy Reading🤗
♥♥♥
Kejadian tak terduga tiba dalam kisah kita. Entah karena kau yang tidak berujar, atau karena aku yang tidak mencari tau sejak awal. Akankah ini suatu kejutan? Kejutan tidak selamanya indah bukan. Ku harap tidak.
-Alicya-
Alicya bersyukur kejadian beberapa detik yang lalu hanyalah mimpi. Tapi ketakutan terlihat dari wajah Alicya, ditambah keringat yang mengalir dipelipisnya menambah kekhawatiran Difa.
"Cya tenang Cya, nih minum dulu" ucapnya mengelus bahu Alicya sambil memberinya sebotol air mineral untuk menenangkan.
'Heuh heuh'
"Tenang Cya. Kayaknya lo kecapean banget sampe ketiduran gitu, makanya gue biarin lo tidur"
"Gak papa Dif"
"Mimpi buruk? Moga gak kejadian Cya" tebak Difa kemungkinan benar.
"Aku harap gitu Dif"
Pasalnya Difa sering mendengar cerita mimpi Alicya, entah baik maupun buruk. Pernah ketika jam kosong Difa mengajak Alicya tidur di uks, Alicya yang merasa kantuk pun mengangguki ajakan Difa. Setelah satu jam pelajaran hampir habis, ia terbangun karena mendengar ringis kesakitan Alicya yang sedikit kencang. Ia guncang tubuh Alicya untuk menyadarkannya, dan ternyata itu hanya mimpi. Selang 3 hari kemudian mimpi itu menjadi kenyataan, kejadian dimana hari pertama Alicya bertemu Devin.
-Skip
Alicya menatap kosong kaca mobil disisinya. Mimpi itu seakan-akan menariknya untuk mengingat bahkan melihat kejadian 2 tahun lalu.
"Rez berapa lama lagi?"
"5 menit. 5 menit lagi kita sampe rumah sakit Galaksi"
"Makasih Rez, thanks my bestie"
"Mau peluk?" Alicya tersenyum sambil mengedipkan kedua matanya tanda setuju. Dipeluklah Alicya oleh Difa untuk menenangkan sahabatnya.
"Ehemm berasa sopir. Atu gue mau dipeluk Difa" sindir Farez
****
Setibanya mereka di rumah sakit Galaksi, Alicya begitu tergesa-gesa, sampai-sampai ia menabrak seseorang.
"Ehh maaf mas"
"Maaf juga ya-- kamu Alicya kan?"
"I-ya, mas tau na--"
"Gue anter ke Devin"
Laki-laki itu berbalik arah mengantarkan Alicya ke ruangan yang Alicya cari. Alicya yang khawatir sampai tidak sadar bahwa Difa dan Farez tidak bersamanya.
"Sobat lo terlalu bersemangat, rumah sakit segede ini mau dimasukin semua kali kamarnya" celoteh Farez yang hanya angguki Difa. Satu chat masuk pada ponsel Farez, ia dan Difa segera menuju pada isi chat.
"Lo tunggu sini aja"
"Aku mau pastiin kondisi Devin gimana"
"Alicya" panggil Difa menghampiri, disusul buntutnya.
"Lo tenang Cya Devin gak kenapa-kenapa" Difa merangkulnya untuk mereda tangisan Alicya."Maksud kamu gimana sih Dif, Devin dari pagi gak ada kabar, tau-tau dapet telpon dia lagi dirumah sakit. Aku khawatir, aku gak ma--"
"ALICYA" interupsi seseorang. Alicya yang sedikit kalut menoleh, ia tak tau harus bahagia atau bagaimana. Alicya berdiri menghampiri seseorang yang menyebut namanya tadi. Tangisnya pecah seketika, ia tundukkan kepalanya sambil menutup wajahnya dengan tangan kirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Devilicya [END]
Teen FictionTeguran menjadi sapa, sapa menjadi bersama, bersama menuntut pada sebuah cerita. Ya.. cerita masa lalu kita. Dimana tidak boleh dilupa, dan kan terkenang dalam jiwa. Aku, Alicya Adhara, tak suka tingkah lakumu yang selalu membuatku kesal. Namun keke...