29. Tentang Kita

258 26 0
                                    

Happy Reading🤗

♥♥♥

Karena waktu gak melulu tentang kita. Ada hal lain yang lebih berguna dilakuin selain memikirkan cinta.
Toh, jika bosan pasti baikan.

-Devin-

Katanya jatuh cinta mengalihkan segalanya. Saat bersama, dunia seakan milik berdua. Lalu saat berjauhan yang ada hanya rindu membara. Sehari tak berjumpa rasanya seabad. Terlebih lagi tak berjumpanya karena ada perdebatan sebelumnya, kalbu seakan mati rasa. Sehiperbola itukah jatuh cinta?

Seperti hubungan Devin dan Alicya sekarang. Sudah tujuh hari lamanya mereka saling memberi waktu, agar keduanya saling memahami dan tak lagi berseteru. Namun tujuh hari rasanya begitu sangat berbeda. Yang biasanya diantar ojek dambaan, kini naik angkot. Yang biasanya diperhatikan, kini seolah diabaikan. Aishh cinta menjadikan segalanya anomali.

Devin rindu Alicya yang selalu memarahinya bila ketahuan mabal, apalagi tak mengerjakan pr. Devin rindu percakapan malam sebelum tidur dengan Alicya, meski sekedar 'tidur nyenyak, moga mimpi indah'. Devin rindu segalanya-bersama Alicya. Mengapa ia jadi budak cinta seperti ini. Apa mungkin karena ini pertama kalinya ia menjalin hubungan bernama pacaran selama hidupnya.

"VIN," Sentak Farez, mengejutkan.

"Sialan. Kaget, cok." Kesalnya.

"Lo tu kalo ngelamun, cakep dikit napa. Jangan pasang tampang cengo gitu."

"Gue sama lo juga soal tampang menangan gue." Memasang wajah sok nya.

"Percaya dah gua. Penting dah laku ini."

"Kupret lah, lo."

"Gue tau lo galau, Vin, tapi ya gak gini-gini amatlah."

"Yakin gue udah gak kuat begini teros," Sambatnya.

"Baikan lah, gitu kok ribet."

"Lu kira gampang. Gue kemarin aja gak ditanggepin." Farez tau kejadian kemarin, Devin yang cari perhatian dengan pura-pura keseleo saat basket saja tidak dipedulikan Alicya, padahal ia melintas di tepi lapangan.

"Lah gini nih, susah. Gue tau lo belum pernah pacaran sebelumnya. Tapi ya ngga garing-garing amatlah, kayak kanebo aje lu. Basah-basah dikitlah biar gemesin kayak gua."

"Njirr, ambigu lo," Sautnya dengan tatapan smirk.

"Mata kau ambigu. Perumpamaan, Devino Alastar. Lu garing kaku, macam kanebo. Mending gue, basah gemesin kayak jelly."

"Gak nyambung,"

"Otak lu bege yang gak nyaut. Konslet cinta ya gitu." Ledek Farez lalu menyeruput es teh nya.

"Bu, soto sama es teh, ya."

"Siap, neng." Respon ibu kantin.

"Euyy, pacar. Sendirian aja," Sapa Farez pada Difa.

"Dihh bahasa lo, kang."

"Yuyu kangkang? Huwahaha.." Ledek Devin membuat Farez menatapnya malas.

"Akang multifungsi gue, dia tu." Jawab Difa santai membuat Devin semakin tertawa.

Devilicya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang