enam

791 47 1
                                    

Saat sampai di rumah aletha kembali dimarahi, bahkan di mobil pun ia sudah habis di caci maki oleh papanya, namun aletha lagi-lagi mengacuhkannya.

"Aww lepasin tangan gw" rengek aletha saat tangannya digenggam erat dan diseret hingga memasuki kedalam rumahnya.

"Apa yang udah kamu buat, semua itu bikin malu papa! Kamu tahu?" tegas dewa papa letha .
Sedangkan disaat papanya bicara aletha hanya mengacuhkan bahkan enggan untuk mendengarnya.

"Kamu dengar gak? " tegas papanya sekali lagi namun masih diacuhkan aletha.

Plakk.....
Satu tamparan mendarat dipipi mulus aletha, dia hanya memegangi pipinya yang mulai memerah itu.

ucapnya sekali lagi, hingga tangannya hilang kendali.

"Hah? Harga diri lo bilang! Lo lebih peduliin harga diri? Lo gak pernah peduliin gw, lo selalu peduliin bisnis lo, jangan salahin gw kalau sifat gw kaya gini, bahkan gw nggak pernah ngerasain punya orang tua, kalau aja gw bisa gw pengen tuntut lo karena orang tua yg gagal mendidik anaknya. Lo selalu nomor satuin bisnis, lo gak pernah luangin waktu buat gw, gw kaya gini karena gw sadar. Gw gak perlu banggain orang tua gw, knp? Orang tua gua aja ngacuhin gw bisa__" jelas aletha dengan mata berkaca-kaca namun, ucapan nya terpotong karena air matanya lolos begitu saja, dan dapat dilihat jelas bahwa ada kobaran amarah didirinya.

Memang perkataan aletha barusan ada benarnya, orang tua nya hanya memikirkan bisnis dan perusahaannya saja, aletha tak pernah di pedulikan, bahkan aletha bisa dibilang anak broken home, dia seperti itu hanya ingin menarik perhatian orang tua nya agar peduli padanya. Namun orang tuanya malah makin membencinya, dia tak pernah dianggap olehnya, bahkan didalam keluarganya ia selalu merasa sendiri walaupun sedang berada dikeramaian.

"Asal lo tau, gw gak pernah ngelakuin kaya gitu, lo belum dener penjelasan gw ,lo gak tau apa-apa mungkin yang tau cuma gw sama tuhan" ucap aletha sebelum beranjak pergi ke kamarnya.

Namun malah papanya bicara lagi, dengan menghinanya, saat aletha berada dipertengahan anak tangga papanya kembali bicara.

"Dasar anak gk tau diuntung, gk tau diri, sekarang juga angkat kaki dari rumah ini" usir papa aletha dengan tegas. Aletha membalikan badan dan berkata.

"Gak perlu disuruh gw juga bakal pergi"ketus aletha dengan nada merah padamnya. Sebelum itu ia pergi ke kamarnya dan membereskan terlebih dahulu baju-bajunya di dalam kopernya, kemudian beranjak keluar.

"Gw kasih kunci mobil ini, gw pergi gk bawa harta lo, inget jangan nyesel kalau gw udah gak anggep lo orang tua gw lagi " ucap aletha sebelum keluar dari rumah itu.

Dapat dilihat dari papanya yang entah harus merasa senang atau sedih, mungkin senang karena ia sudah tidak mengurusi anaknya yang ia anggap brengsek itu.
🦂🦂🦂
Saat ditengah perjalanan aletha menangis sejadi-jadinya, ia merasa terpuruk ia tak tau harus kemana, dan cuaca pun sedang tidak baik seperti ikut merasakan perasaannya saat ini. Ia merasa orang yang paling sedih didunia, sekarang ia tak punya siapa-siapa.

"Gw benciii, gw capee" teriak letha sekeras-kerasnya, hingga dapat dirasakan kakinya terbentur aspal dan dirasanya perpaduan darah dan air hujan dilututnya.

Tittt.... Tittt... Tittt...
Tiba-tiba ada suara mobil mengklaksonnya, keberadaan aletha menghalangi jalan, sampai aletha mengacuhkan kelaksonan itu. Orang yang merasa terganggu perjalanannya pun keluar dari mobil itu dengan menggunakan payung karena keadaan sekarang hujan sangat lebat .

"Mbak.. Mbakk.. permisi" ucap lelaki itu saat dilihatnya aletha yang belum melihat bahwa ia menghalangi jalan.

Aletha tak menjawabnya dan merasa kepalanya yang amat pusing dan tubuh yang lemas akibat ia jalan terlalu jauh serta keadaan yang basah kuyup, bahkan sekarang hari akan larut malam.

Bughhhh...
Yups, benar sekali aletha pingsan bagaimana tidak, keadaan dia sekarang sangat lemah. Dan dengan replex lelaki itu kaget melihat aletha jatuh pingsan, ia langsung mendekatkan diri pada aletha.

"Hah! Aletha" terkejut angga, yang benar lelaki itu adalah angga. Angga langsung menggendongnya ala bridal style, dan mendudukannya di kursi belakang penumpang.

Bahkan sekarang keadaan angga pun ikut basah karena kehujanan.

"YaTuhann kenapa dia bisa kaya gini" tanya angga pada diri sendiri.

"Apa dia baik-baik saja?" tanya angga lagi

" ko gw ngerasa khawatir yah sama dia"~batin angga.

Angga memutuskan membawa aletha ke rumahnya saja, karena hari sudah larut malam.
🦂🦂🦂
Setelah memasuki rumah, angga di sambut oleh bundanya.

"yaallah bang kamu bawa siapa" terkejut bunda angga

"Ini temen aku bun, tadi dia pingsan di pinggir jalan, yaudah aku bawa aja ke rumah" ucap angga dengan nafas ngos-ngosan akibat masih menggendong aletha.

"Yaudah kamu bawa dia ke kamar kamu, nanti bunda bawain kompresan" ucap bunda angga kemudian beranjak ke belakang.

Jangan tanya kenapa angga membawanya ke kamar angga, karena kamar di rumah mereka hanya ada tiga ,yang dua lagi untuk araya dan bundanya.

"Tadi siapa bun?" tanya araya yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Ohh itu dia temennya abang kamu katanya, dia tadi pingsan" jawab bunda.

Sesampainya dikamar angga langsung meletakan aletha dikasurnya, angga melihat wajah damainya aletha ia terus saja menatapnya. "Cantik"~batin angga. Kemudian ia mengalihkan pandangannya ketika suara ketukan pintu.

"Ehh bunda" ucap angga ketika melihat bundanya masuk dan membawakan baskom kompres.

"Yaudah kamu mandi dulu sana, nanti masuk angin baju kamu basah" ucap bunda angga sembari berjalan kearah aletha.

"Iyah bun" jawab angga.
🦂🦂🦂

Hai guys jangan lupa vote&komen
Maaf yah lama update author nya lagi pts. 😂
Follow ig:@cantbna

ALETHA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang