Dua Puluh Tujuh

491 28 0
                                    

Vote dulu,lalu baca
Baca dulu, baru beri koment











Betapa terkejutnya aletha mengetahui orang itu, dia semakin kesal dan emosinya sudah meluap saat aletha hendak pergi meninggalkan area balap liar tiba-tiba ada tangan yang mencekalnya.

"Ohh ternyata lo, pantes kalah" ucap Angga menyombongkan diri.

Ya benar orang yang menjadi lawan aletha adalah Angga orang yang sangat ingin aletha hindari.

Aletha menyentakan tangannya kasar aletha tidak sudi jika tangan nya dipegang oleh orang yang membuat hatinya hancur.

Namun usaha nya gagal angga semakin menguatkan cekalannya sampai aletha memberontak Angga tak mau melepaskan tangannya itu.

"Lepasin anjing" maki aletha sudah kelewat kesal.

"Ternyata sifat lo gak pernah berubah yah" ucap angga meremehkan, cekalan tangan itu pun belum dilepaskan angga menyeret aletha sedikit kasar, menjauhi dari kerumunan manusia yang menatapnya dengan tatapan tanda tanya.

"Lepasin gak" aletha semakin dibuat kesal, karena tenaga nya lebih lemah dari angga aletha terpaksa mengikuti langkah kaki angga.

Sesampainya ditempat yang sedikit sepi angga menjatuhkan tangan aletha dengan kasar sehingga sipemilik tangan terasa perih.

"Apaan sih" sentak aletha.

"Emang yah sekali bitch tetap bitch, balapan, temenan sama banyak cowok, ngerokok, suka ke club.bahkan kalau di bilang hidup lo itu gak bakal berguna untuk semua orang" maki angga sembari menatap mata aletha intens namun tatapan mata itu bukan tatapan Indah melainkan tatapan membenci.

"Stop lo gak seharusnya ngina gw angga"ucap aletha memohon

Cukup sampai sini saja Aletha mendengar ucapan Angga yang benar-benar keterlaluan menurutnya. Padahal dulu ia yakin bahwa angga adalah sang Mentari untuknya.

Mentari yang membawanya ke hidup yang lebih baik,bahkan menjadi Mentari yang mampu menghilangkan segala duka,lara ataupun hidup yang amat pahit yang terus saja ia jalani.

Tapi, kali ini semua kepercayaan itu hancur berkeping-keping, hatinya kecewa. Perkataan itu benar-benar membuatnya sakit bahkan kecewa yang mendalam.

Dasar PELACUR! " lanjut angga dengan menekan kata terakhirnya

Plak...

Tangan mungil aletha mendarat tepat di pipi mulus angga.

Angga terkejut betapa melihat mata kobaran amarah aletha, setelah itu aletha berucap.

" gw ga nyangka kalau lo sama aja kaya lelaki berengsek di luaran sana.asal lo tau saat ini juga gw benci ama lo dan jangan pernah lo deketin gw lagi.padahal sebelum nya gw percaya kalau lo itu baik untuk gw.tapi kayanya kepercayaan gw udah hancur sampai disini.makasih untuk semua waktu yang lo beri ke gw"ucap aletha dengan penuh emosi iapun langsung meninggalkan angga sendirian ditempat tersebut.

Angga meratapi ucapannya barusan sambil memegangi pipinya yang memanas.

Sedangkan ditemapat lain aletha berada ditrotoar jalan untuk menghubungi raka.

Tuttt..tuttt..ttuuuuuttt.....

"ya ampun leth lo kemana aja gw tadi nunggu lo tau" cerocos Raka setelah sambungan diterima.

"Gw pinjem mobil lo, bawa sini dijalan merpati no 34" tegas aletha.

Ketika raka hendak berucap aletha mematikan sambungan sepihak.

ALETHA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang