Aku menghabiskan sebelas hari terakhir dengan lebih banyak di dalam kamar. Tugas-tugas menggambar yang setumpuk sudah banyak yang selesai kukerjakan.
Aku menghitung setiap garis dengan hati-hati. Aku habiskan ratusan menit dengan bergumul bersama rumus-rumus fisika.
Aku tak tahu, kenapa akhir-akhir ini aku jadi malas melakukan banyak hal.
Author juga sama kok sering males heheh
Back to topic
Liburan Natal dan tahun baru bukannya aku pakai untuk refreshing, tapi malah aku pakai belajar seharian. Sebenarnya aku tahu betul apa alasannya. Aku sedang menyibukkan diri. Atau dengan kata lain aku menjadikan belajar sebagai pelampiasan?
Ya, termasuk melupakan kejadian Natal kemarin. Makan malam yang menunjukkan padaku kenyataan yang sebenarnya terjadi. Bahwa aku masih menyukai Angga, bahwa sampai saat ini aku belum dapat mencari pengganti dirinya di hati.
Tak bisa diingkari lagi apa yang aku rasakan. Aku baru menyadarinya. Karena yang membuktikannya adalah kecemburuan pada gadis yang dibawa Riksa malam itu. Malam yang sempurna.
Damn! Aku kembali menggambar seperti orang kesurupan.
Di hadapanku terdapatnya sebuah gambar yang sudah rampung, sudah sempurna. Gambar ini adalah tugas dari sebuah mata kuliah yang di bimbing oleh profesor Winstontijn. Sudah lengkap.
Rumah balkon kayu luas yang mencolok. Rumah dengan banyak sekali jendela mozaik. Rumah dengan tempat-tempat nyaman untuk menggambar dan mengamati langit.
Aku cepat-cepat menggulung gambar itu dan memasukkannya ke dalam tabung. Gambar itu mungkin tak berguna lagi. Aku salah memilih orang untuk menjadi dedikasi dari gambar itu.
Author : sumpah si Aletha ya sok pinter banget. Udah tau tugas harus cepet-cepet dikumpulin. Eh lah pas udah selesai ngapain di buang lagi? Dikira gw bikin cerita lu ngegambarnya gampang apa?
Aletha :serah gw dong_- bacot banget si
Author :kmprtttt
Back to topic
Aku melihat kincir angin di sudut jalan yang kini tertutup salju. Dari kaca jendela, aku bisa melihat keadaan di luar sana. Ada tram yang sedang lewat. Tram berwarna biru itu melaju lancar di atas permukaan yang sepenuhnya putih.
Lalu, tiba-tiba saja aku mendapatkan satu ide yang mungkin saja bisa sedikit mencerahkan keruh di otakku. Aku menemui Bli Rae yang ternyata sedang duduk sendiri di meja makan. Dia sedang asyik menikmati heineken, bir Belanda yang cukup kuat. Dia bilang, sekadar menghangatkan tubuh.
"Bli, boleh ganggu sebentar?"tanyaku tepat didepan wajahnya.
"Duduk saja, Leth"jawabnya.
"Bisa beri tahu, dimana kota yang pemandangannya Bagus, nggak jauh dari Leiden? Rencananya, besok aku ingin jalan-jalan sendiri, menyegarkan pikiran. Aku ingin berkeliling pakai tram, Bli"ujar Aletha
Bli tersenyum aneh. "Akhirnya kamu keluar dari gua itu. Dua minggu terakhir ini, kamu seperti beruang yang sedang hibernasi, "candanya. Kami pun tertawa kecil.
Bli menyebutkan nama kota-kota besar yang selama ini jadi favorit wisatawan dunia: Amsterdam, Den Haag, Limburg, Rotterdam, atau Volendam. Dia menjelaskan kota itu satu persatu secara rinci.
"Kamu bisa ke ibu kota yang terkenal sebagai kota kanal. Atau ke Volendam supaya bisa pakai kostum tradisional Belanda. Pilihan lain mungkin bisa ke Den Haag, mengunjungi pelabuhannya."ucap Bli
Ibu kota Belanda adalah Amsterdam. Sedangkan Den Haag adalah ibu kota pemerintahan, tempat penguasa 'monarki oranye' bermukim dan roda pemerintahan bergulir.
Sejak berabad-abad lalu, Ratu, Raja, para pewaris kerajaan, dan para gubernur telah menetapkan di Den Haag. Begitu juga para duta besar, atase militer, dan atase kebudayaan dari berbagai negara. Semua bermukim di kota yang cantik itu.
"Apa yang bisa kunikmati di Den Haag Bli?"tanyaku pada Bli
"Istana, monumen, museum, atau pantai. Sepertinya semua ada disana. Kamu bisa ke Scheveningen, lihat kecantikan pantai dan pelabuhan di sana. Di sana juga ada Binnenhof. Itu loh, gedung yang cukup terkenal di Indonesia karena proses kemerdekaan tanah air kan dibicarakan di gedung itu waktu konferensi Meja Bundar. Atau ke art museum Mauritshuis"balas Bli
"Oh, museumnya John Maurice of Nassau, tempat menyimpan koleksi seni abad emasnya Belanda, kan?"tanyaku untuk memastikan apakah yang kukatakan benar.
Bli mengangguk. "Ya, kamu bisa lihat lukisan-lukisan terkenal milik Rembrandt, Johannes Vermeer, Jan steen, Paulus Potter dan Frans Hals. Tapi, kalau mau pergi ke kota yang penuh museum seni, lebih baik ke Amsterdam saja"ujarnya
"Amsterdam? Apa yang menarik di Amsterdam ? Hari pertama sampai di Belanda dulu pun sudah mendarat di Amsterdam."ucapku
"Ya, tentu saja kamu nggak akan menemukan landmark megah, seperti Colosseum atau Eiffel. Menurutku, justru setiap sisi Amsterdam itulah keindahannya. Kotanya eksotik dan bangunannya klasik. Yah, kamu akan menemukan bangunan-bangunan berumur tiga ratus sampai empat ratus tahun. Dan Amsterdam adalah kota kanal. Kamu bisa menemukan puluhan kanal dan ratusan jembatan di atas kanal-kanal itu."ucapnya sembari meminum heineken.
"Lalu? "Tanyaku
"Kalau ke Amsterdam, kamu bisa ke museumnya pelukis sun flower. "Jawabnya
"Van Gogh? "Tanyaku lagi.
"Iya! Atau yang menarik, ke Madame Tussaud Museum, isinya ratusan patung lilin dari tokoh-tokoh dunia dari Gorbachev, Lady Diana, Marilyn Monroe, Brad pitt juga, "ucap Bli penuh semangat
"Seandainya sekarang ini musim semi, kamu juga bisa ke Keukenhof, ladang bunga tulip yang luas sekali. Disana kamu bisa melihat tulip-tulip mekar"ucap Bli
Aku tersenyum geli sambil melihat butiran salju seperti kapas yang masih tampak melayang-layang di balik jendela dapur. Bahkan, salju pun masih Setia turun dan Bli sudah membayangkan musim semi.
" Ik ga naar Amsterdam! "
("Aku akan pergi ke Amsterdam")
🦂🦂🦂
Halo semua apa kabar?
Maafin author yang suka telat update.
Btw gimana nih ama cerita Aletha?
Semoga terus suka yaaa.Love you kalian semua ♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETHA √
Teen FictionFinish Aku cemburu Aku ingin memilikinya kembali Aku menyayangi dia " Ya, itulah yang sebenarnya aku rasakan. Aku tak mungkin bisa berpura-pura lagi. Aku tak bisa berbohong lagi. Aku tak bisa berpura-pura tak membutuhkannya. Sudah sekian lama kami...