Vote dulu, lalu baca
Baca dulu, baru beri komentPelajaran pak anton hari ini membuat Aletha benar-benar mengantuk, atau teknisnya memang selalu sukses membuatnya ingin buru-buru pulang dan tidur di kasur nya yang empuk.
Entah sudah ke berapa kalinya ia menguap, pelajaran ini benar-benar membosankan. Hampir tiga jam lebih pelajaran ini berlalu dan aletha tidak merasakan bahwa ia mendapatkan sesuatu yang berfaedah.
Ia hanya terus-menerus melihat beacam-macam rumus yang sulit dimengerti dan menurutnya rumus tersebut amat sangat tidak berguna. Meski ini tahun keduanya ia mempelajari pelajaran fisika, tetap saja rumus-rumus di papan tulis itu terasa asing baginya.
Tiba-tiba saja saja Aletha mengangkat tangannya seraya memanggil pak anton, Sontak guru itu menoleh dan menanyakan tujuan Aletha mengangkat tangannya seperti itu.
"Saya mau ijin ke toilet pak"Ucap Aletha
Tanpa berlama-lama Pak Anton pun langsung mengijinkan Aletha untuk pergi ke kamar mandi. Dengan senyum miring Aletha berdiri sembari mengedipkan sebelah mata kepada pada angga yang memandangnya kesal karena aletha bukan berniat ke toilet melainkan bolos.
Ia, aletha bukan mau pergi ke toilet. Toilet hanyalah alibi supaya ia bisa keluar dari kelas lebih cepat dari yang seharusnya. Lagipula tadi juga sudah di absen, jadi tidak mungkin juga kan ia dia anggap alpa karena ia keluar disaat jam pelajaran terakhir yang di ajarkan pak anton.
Setelah beberapa menit akhirnya angga pun memutuskan untuk mengikuti aletha. Ia pun mengangkat tangannya dengan alasan ijin kepada sang guru karena ingin ke toilet.
Tempat yang aletha tuju ialah surganya para murid disini yaitu kantin.Tapi baru beberapa langkah aletha menuju kantin tiba-tiba saja tangannya ditarik dan badannya pun ikut terseret ke dalam ruangan.
Bau berbagai obat-obatan terasa sangat menusuk indera penciuman. Sebenarnya aletha paling tidak menyukai jika harus berada di tempat seperti ini.disinilah di UKS angga membawa sang pujaan hati untuk di obati. Sebab sejak tadi pagi ia melihat wajah aletha penuh dengan luka lebam.
Angga dengan telaten mengkompres pipi sebelah kiri Aletha dengan air hangat. Aletha tak menyangka perbuatan yang kini dilakukan Angga sat ini menimbulkan efek yang amat dasyat, kini aletha tengah menahan rasa jantungnya yang mungkin bergerak lebih cepat daripada biasanya.
"Ouchh...ouchh Sakit bego, kamu bisa ngobatin gak sih ga. Kalau gak ikhlas bilang dong.ishh pelan-pelan sakit tau"rintih Aletha
"Ini juga udah pelan-pelang sayang. Makanya kalau udah tau bakal sakit gak usah sok-sok an tawuran. Pake acara bonyok lagi kan entar kecantikan lu hilang"balas angga
"Apaansih sayang-sayangan, kok kamu tau aku tawuran sih?"tanya aletha
"Pasti dong gw tau kan kamu pujaan hati gw hahahha"goda angga sambil tertawa
"Ishh angga mah akutuh lagi serius nanya"ucap aletha jengkel
"Ciee kamu mau aku seriusin,yuk aku seriusin kapan kamu mau nikah"goda angga
"Apaan sih, kok kamu jadi kaya gini sih ? Jijik tau gak"ucap aletha
"Yaudah yuk balik ke kelas, kan luka kamu udah aku obatin"ucap angga
"Aku gak mau ke kelas lagian bentar lagi kan pulang, gimana kalau kita bolos "ajak aletha
"Trus entar gimana ama tas kita? "Tanya angga
"Gampang, entar gw tinggal nyuruh si rikcho anterin kerumah gw"jawab aletha
"Rickho siapa? "Tanya angga
"Dia anak buah aku di geng scorpion's"jawab aletha
Akhirnya mereka pun langsung pergi meninggalkan sekolah untuk bolos. Tujuan utama mereka yaitu ke mall,dikarenakan aletha saat ini ingin sekali membeli kan bunga untuk seseorang sekaligus angga yang ingin membeli buku untuk belajar.
Mobil angga saat ini tengah berada di jalanan yang begitu ramai, terkadang macet pun sering dilewatinya.
"Leth"ucap angga
"Hmm"jawab aletha
"Kamu mau beli bunga buat siapa emang, kok tadi kamu bilang buat orang yang istimewa. Berarti aku bukan orang yang istimewa dong"ucap angga dengan dengan lirih
"Entar kamu juga tau ga, tenang aja kamu tetep spesial kok di hati aku"ucap aletha
Sedangkan angga yang mendengar ucapan aletha tersebut hanya bisa tersenyum. Angga pun sangat fokus dalam menyetir.
Di mall
"Mau kemana dulu nih ? "tanya aletha
"Emm toko buku dulu aja deh, abis itu baru kita ke toko bunga yang mau kamu beli"jawab angga dengan santai
"Yaudah yuk"ucap aletha tanpa disadari ia langsung menggandeng tangan angga
"Ciee gandeng tangan aku"ucap angga menggoda
"Ishh udah deh itu juga gak sengaja"jawab aletha
Kemudian, Angga dan Aletha berjalan menuju toko buku sambil sesekali bercanda ria. Tak sedikit yang melihati ke arah mereka karena kemesraan mereka berdua.
"Ga, mending buku yang ini aja Bagus tau,lagian ini juga keknya banyak banget informasi yang penting"seru Aletha sambil menunjuk ke tumpukan buku pelajaran sejarah
"Hmm... "Angga hanya hanya menjawab dengan gumaman sambil tetap fokus kepada tumpukan buku tentang rumus fisika yang menurutnya lebih menarik.
"Kacangin aja terus, kacangin"ucap Aletha
Sambil berjalan menjauhi Angga. Angga pun langsung melirik ke arah Aletha dan terkekeh"Cie ngambek, ciee Aletha ngambek, makin imut deh"kata angga sambil mengacak rambut Aletha
Aletha tak menjawab. Ia tetap berjalan tanpa menghiraukan Angga sedikitpun. Angga pun langsung menghalangi jalan Aletha.
"Awas ih ! Sono kejar aja bukunya ngapain ngejar aku"ucap Aletha sambil mendorong tubuh Angga, tetapi tak berhasil
Saat Aletha hendak melanjutkan jalannya, ia tak sengaja menginjak tali sepatunya sendiri hingga terjatuh.
BRUK!
Aletha terjatuh menimpa Angga. Kini, posisinya sedang menindih tubuh Angga.
Dan Angga hanya diam dibawah Aletha sambil mendekap Aletha. Kedua matanya pun saling pandang. Semakin lama kemudian Angga memajukan wajahnya. Aletha hanya diam sambil memejamkan matanya."Aletha ? !"ucap sosok laki-laki
🦂🦂🦂
Halo para readers ku tercintaa, terima kasih ya sampai saat ini kalian masih ngikuti cerita ALETHA. pokonya aku ngucapin terima kasih banyak buat kalian semuaa. Dan mungkin buat kalian yang agak kurang suka ama cerita ini mohon maaf karena ini bener-bener cerita perdana aku. Jangan lupa vote dan coment ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETHA √
Teen FictionFinish Aku cemburu Aku ingin memilikinya kembali Aku menyayangi dia " Ya, itulah yang sebenarnya aku rasakan. Aku tak mungkin bisa berpura-pura lagi. Aku tak bisa berbohong lagi. Aku tak bisa berpura-pura tak membutuhkannya. Sudah sekian lama kami...