Aletha bangun saat matahari menerobos celah jendela kamar angga. Ia membuka mata perlahan lalu mengambil handphone nya dan dilihatnya sebuah notofiksi.
Jesyca
Tha gw denger lo kabur dari rumah, trs lo sekarang ada dimana?Aletha
Bukan urusan loSetelah membalas pesan tersebut aletha bangkit dan menuju kamar mandi, benar pagi ini aletha tidak berangkat sekolah karena tubuhnya masih terasa lemas, dan angga pun sudah berangkat ke sekolahnya bersama araya. Selepas mandi aletha turun ke bawah menuju tempat bundanya angga berada.
"Tan--ehh bunda, angga udah ke sekolah?" tanya aletha pada bunda angga yang sedang membersihkan dapur.
"Ehh sayang kamu udah bangun, oh itu iya angga tadi berangkat ke sekolah sama adik nya" jawab bunda.
"Bunda aletha bantuin yah?" tawar aletha saat melihat bunda angga kewalahan.
"Kamu kan masih lemes nak?" jawab bunda dengan nada sedikit khawatir.
"Aletha udah sehat ko bun" ucap aletha.
"Yaudah geh kamu potong sayuran aja yah" jawab bunda.
Akhirnya ia melakukan pekerjaan seperti layaknya anak dan ibu.
🦂🦂🦂Sedangkan ditempat lain angga sedang membaca buku ditempat duduknya. Kemudian ada guru yang datang.
"Assalamualaikum anak-anak" ucap bu Sri seraya masuk kelas.
"Wa'alaikum salam" jawab anak kelas serempak.
"Kita kedatangan teman baru, mari nak perkenalkan nama kamu" kata bu Sri semabri menunjuk anak baru diambang pintu.
Anak itu pun masuk dengan wajah menunduk, setelah itu ia memperkenalkan dirinya.
"Hai nama saya kania syaqilla delvania, saya pindahan dari Turki" ucap kania selaku anak baru.
Setelah anak baru itu memperkenal kan diri tiba-tiba angga mendongakan kepala nama itu begitu familiar dipikirannya. Setelah ia mengangkat kepala ia terkejut bukan main anak baru itu ternyata.
"Baik nak kamu boleh duduk dengan lyla" ucap bu sri
Kania pun duduk dibangku sebelah lyla, tak sengaja pandangannya bertemu dengan angga.
"Angga" ucap kania dengan raut wajah sumringah seperti seseorang yang tak pernah bertemu seabad tahun.
Angga pun dengan cepat mengalihkan pandangan nya dan bersiap memperhatikan bu Sri.
"Oke siapa hari ini yang tidak hadir" ucap bu Sri.
"Aletha bu" jawab anak serempak
"Ada yang tau kenapa dia gak hadir?" tanya bu Sri.
Semua anak menggeleng tanda tidak tahu. Namun angga menjawabnya.
"Dia sakit" jelas angga.
Semua anak kelas melongo tak percaya anak pendiam dan terkenal dengan cool boy nya mengetahui keadaan aletha anak yang selalu bikin masalah disekolahnya.
Pelajaran bu Sri pun telah berakhir semua anak pergi berhamburan ke kantin entah kemana.
"Ga ko lo tau kalau aletha sakit, bahkan gw chat dia, dia balesnya ketus banget" tanya jesyca
"Dia dirumah gw, lo gak usah khawatir" ucap angga datar
"Apaah?! Dia di rumah lo ko bisa" kaget jesyca saat mengetahui keberadaan aletha, bagaimana mungkin seorang aletha ada dirumah angga.
"Panjang ceritanya, udah sono gw mau belajar" usir angga pada jesyca dengan nada ketus.
"Yaelah biasa aja kali" ucap jesyca.
Pandangan angga bertemu saat kania meliriknya. Kemudian kania mendekat dan duduk di samping angga.
"Angga gw gak nyangka kalau gw bisa satu kelas sama lo, gua juga sebelumnya tau kalau lo sekolah di sini, lo masih inget gue kan?" tanya kania panjang lebar.
"Hmm"angga hanya menucapkannya malas
"Lo masih dendam sama gw ngga?" tanya kania karena omongannya dibalas ketus oleh angga
Angga hanya menggelengkan kepalanya saja. Ia ingat sekali waktu kania meninggalkannya tanpa alasan yang jelas bahkan kania meninggalkan dia disaat dia sedang sayang-sayangnya, mungkin luka itu masih membekas di hati angga, mana mungkin luka yang sudah mengering ia buka kembali. Memang dulu kania itu mantan pacar angga, dan kania meninggalkan angga begitu saja, tentu saja membuat hati angga sakit.
"Lo harus dengerin penjelasan gw ga" ucap kania memelas
"Sorry gw duluan mau ke toilet" ucap angga datar dan beranjak meninggalkan kania.
"Asal lo tau ngga, gua udh tiga tahun nunggu lo dan berharap lo kembali lagi sama gw" kata kania pada dirinya.
🦂🦂🦂Aletha hanya berdiam diri dibalkon kamar angga sebenarnya dia sangat bosan, ingin sekali keluar tapi ia merasa malu akan bicara pada bunda angganya.
"Kalau gw bakar nih rokok, gw malu sama bunda angga, angga saja yang cowok gk pernah ngerokok" ucap aletha lalu membuang rokok itu ke tong sampah, memang sejak tadi aletha memegangi rokok.
Tok tok tok..
Suara ketukan pintu dan itu bunda angga."Nak makan siang dulu yuk, bunda udah siapin" ucap bunda angga pada aletha.
"Iyah bun" ucap aletha dan pergi beriiringan menuruni tangga menuju meja makan.
Saat sedang makan ia melihat jam di tangannya yang menunjukan pukul setengah 2 siang, pasti angga akan pulang sebentar lagi.
Ting nong...
Benar saja angga pulang beriringan bersama araya.."Angga pulang"
"Araya pulang"
Ucap mereka bergantian. Kemudian mereka menyalami tangan bundanya.
"Eh sudah pulang sini makan bareng" ucap bunda pada angga dan araya.
Aletha hanya menampakn senyum saja pada angga dan araya, dan itu dibales oleh keduannya. Kemudian mereka pun makan bersama.
Aletha melamun betapa harmonisnya keluarga angga yang saling perhatian, kesannya berbalik dengan keluarganya aletha sangat miris memikirkan keluarganya.
"Aletha" ucap bunda namun belum disadari oleh aletha.
"Aletha" ucapnya lagi dan mampu membuyarkan pikiran aletha
"Ehh iya" ucap aletha gelagapan.
"Kamu kenapa ko bengong" tanya bunda
"Gapapa ko" jawab aletha.
"Yaudah lanjutin makannya" ucap bunda..
Setelah mereka menyelesaikan makan siang araya memutuskan untuk pergi ke toko buku angga duduk di sofa ,bunda pergi ke toko kue, dan aletha pergi ke kamar angga.
Saat araya ingin melangkah keluar tiba-tiba pandangannya tercekat dengan orang dihadapannya.
"Araya"panggil orang itu
"Mau apa" ketus araya saat mengetahui orang itu adalah kania.
"Angga ada di rumah?" tanya kania
"Gak tau aku mau pergi" ucapnya ketus lagi dan pergi meninggalkan kania.
"Gak Ade nya gak abang nya ko sifat nya sama yah, yaudah deh gw nanti malam lagi kesini" ucap kania pada diri sendiri.
🦂🦂🦂Jangan lupa vote and comen
Follow ig:
@cantbna
@jesycahrmn
@khsl.13
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETHA √
Teen FictionFinish Aku cemburu Aku ingin memilikinya kembali Aku menyayangi dia " Ya, itulah yang sebenarnya aku rasakan. Aku tak mungkin bisa berpura-pura lagi. Aku tak bisa berbohong lagi. Aku tak bisa berpura-pura tak membutuhkannya. Sudah sekian lama kami...