Vote dulu, lalu baca
Baca dulu, baru beri komentMemorinya menjelajahi lorong waktu, terhempas pada kejadian-kejadian yang pernah ia alami.
Semua tiba-tiba seperti film dokumenter, terputar berurutan. Ada binar rindu dari matanya. Raut wajahnya kian menjadi sendu, namun rautnya kembali kecewa dan marah. Semuanya benar-benar terputar begitu saja tampak rapi dan elegan.Tanpa ia sadari air matanya mengalir begitu saja.
Memorinya kembali menjelajah pada kejadian yang lampau mengenai dirinya dengan Dia.semuanya tampak apik bahkan Indah untuk dijadikan kenangan.Dimana ia pernah jalan bersama, makan bersama, bolos bersama tertawa bersama atau saling mengutarakan perasaan yang sama. Namun itu semua kini hanyalah angan diatas kepala. Semuanya benar-benar lenyap oleh kekejian waktu.
Sejujurnya dari lubuk hati yang paling dalam ingin sekali ia bersatu kembali. Seperti masa-masa ia bahagia bersama. Namun apa daya bila tuhan berkehendak demikian ia harus menerimanya. Lagipula kata-kata yang sempat dilontarkan lelaki itu masih terus tergiang di otaknya.Andai ia amnesia untuk saat ini bahkan esok ataupun selamanya sepertinya ia akan baik-baik saja atau merasa senang sekali.
Sungguh malam telah larut sekali. Bahkan ia masih saja sempat menajamkan sudut matanya, bahkan terus menguatkan hatinya hanya untuk mengingat masa-masa kelam bersama lelaki itu.
Tanpa di sadari kelopak matanya kini mulai memejam dan angin-angin pun ikut menyapa gadis yang tengah mabuk dan kecewa itu.malam akhir nya menyanyikan lagu yang Indah untuk dialunkan kepada gadis itu.hingga ia pun benar-benar terlelap dalam mimpi yang Indah.
Cukup untuk sampai sini saja ia mengingatnya dan kini ia hanya perlu mengistirahatkan hatinya dan badannya yang lelah.
________
Pagi itu, Aletha berangkat menuju ke sekolahnya. Cahaya matahari yang menerobos dedaunan, membuat bercakan cahaya di jalan aspal yang ia lalui.
Setelah beberapa menit menuju sekolah, akhirnya Aletha sampai di gerbang sekolahnya. Gerbang yang saat ini tengah dijaga oleh beberapa kawanan Organisasi siswa.
"Alethaaa jangan asal lo masuk seenaknya dong , liat ini udah jam berapa ? Apa perlu lu kita bacain peraturan tentang sekolah ini ? " tanya bela sang ketua osis yang sedang berjaga
"Jam tujuh lewat empat puluh dua, emang kenapa ? Masalah buat lo kalau gw datang jam segini "balas Aletha dengan acuh
"Lo kira ini sekolah milik keluarga lo apa? Berangkat jangan seenaknya dong dasar murid berandalan gak tau diri"ucap bela menghina aletha
"Berisik"ucap aletha sembari meninggalkan kawan osis itu
"Awas aja liat permainan gw leth"~batin Bela
Kringgh......
Bel sekolah telah berbunyi menandakan sekolahnya telah diperbolehkan pulang. Akhirnya ia langsung bergegas menuju ke suatu tempat.
Sekolah kini sudah tampak sepi. Mungkin sekarang tinggallah anak-anak ekstrakurikuler yang ada di sekolahnya itu. Tepat di rooftop ia sedang menunggu seseorang. Jujur saja ini benar-benar membuatnya malas, bahkan hampir setengah jam seseorang yang sedang ditunggunya tak kunjung datang.
Karena kesal menunggu lama. aletha akhirnya memutuskan untuk membatalkan rencana bertemu dengan seseorang itu. Lebih baik sekarang ia pulang.
Namun tiba-tiba saja tangannya di cekal dari arah belakang oleh seseorang. Tangan yang begitu kekar tangan yang sebelumnya sempat ia rindukan namun kini tak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETHA √
Teen FictionFinish Aku cemburu Aku ingin memilikinya kembali Aku menyayangi dia " Ya, itulah yang sebenarnya aku rasakan. Aku tak mungkin bisa berpura-pura lagi. Aku tak bisa berbohong lagi. Aku tak bisa berpura-pura tak membutuhkannya. Sudah sekian lama kami...