CHAPTER 3

2.9K 129 1
                                    

Tugas numpuk banget guys😭. Maafin kalo lambat update ya😅😅. You stay in the number one. Further stories Aisyah come.

Klik 🌟 sebelum baca😊

Jangan lupa like, vomment, and share😊

♻️♻️♻️

Untuk menjadi sekuat ini, aku juga pernah menjadi serapuh itu.
-AISYAH

♻️♻️♻️

Sebenarnya Aisyah sangat malas untuk pergi hari ini. Namun, ia harus ikut Ayahnya untuk melihat desain gambar butiknya yang di gambar oleh Reihan. Walaupun Aisyah belum bertemu dengannya, namun Hamka mengatakan bahwa karya yang dibuat oleh Reihan tidak pernah mengecewakan orang.

Kini Aisyah tengah duduk di kursi tunggu bersama Hamka. Kata petugas Resepsionist, Reihan sedang menjalani mitting yang penting. Satu jam berlalu, Aisyah merasa bosan menunggu, sedangkan Ayahnya sedari tadi membaca ayat suci Al-Qur'an dengan suara pelan. Memang membuat hati Aisyah sejuk, namun tetap saja Aisyah merasa bosan.

Namun, kebosanan Aisyah hilang ketika melihat seorang pria dengan stelan jas hitam keluar dari ruang mitting.

"Pak Hamka." ucap pria itu sambil tersenyum ramah, sehingga kedua lesung pipinya kelihatan.

'jadi dia...' batin Aisyah kagum.

"eh.. Astagfirullah.. Aku nggak boleh sekagum itu kepada yang bukan muhrimku." gumam Aisyah pelan.

"nak. Ini Reihan, dia yang Abi ceritain ke kamu." ujar Hamka kepada Aisyah.

Aisyah tersenyum, begitu pun dengan Reihan.

"perkenalkan, Reihan." ucap Reihan sambil mengulurkan tangannya ingin bersalaman.

"afwan.. Aisyah." balas Aisyah sambil menangkupkan tangan di depan dada.

Reihan pun menarik tangannya tanda mengerti lalu tersenyum sekilas.

"yasudah, Pak. Kita ngobrol di ruangan saya aja ya." ujar Reihan. Hamka dan Aisyah mengangguk.

"silakan." ucap Reihan mempersilakan Hamka dan Aisyah duduk.

Hamka dan Reihan pun mulai berbincang tentang desain gambar butik yang akan di bangun nanti. Sedangkan Aisyah sesekali menganggukkan kepalanya mengerti. Sesekali matanya dan mata Reihan bertemu dengan tidak sengaja. Membuat Aisyah menunduk atau mengalihkan pandangan.

Saat disela-sela perbincangan, tiba-tiba handphone Hamka berbunyi, ia lalu sedikit menjauh dari Aisyah dan Reihan untuk mengangkat telepon.

Hening. Tak ada suara yang keluar dari mulut mereka masing-masing saat Hamka keluar dari ruangan. Aisyah sengaja menyibukkan diri dengan ponsel. Padahal tak ada apapun yang ia lakukan di dalam benda pipih berbentuk persegi itu.

"jadi gimana? Kamu suka dengan desain butik yang saya buat?" tanya Reihan memecah keheningan.

"ha? ehmm... Iy.. Iya, saya suka perpaduan warna catnya. Lagipun saya suka warna biru muda." jawab Aisyah sedikit gelagapan, tak lupa senyuman yang selalu terukir di bibir wanita itu.

ASSALAMUALAIKUM, My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang