CHAPTER 29

2.2K 79 1
                                    

PART 29 MASUKKK😊😊😊... YEEEYYYYY, SENENG DEHHH...😂😂

KLIK BINTANG YAA😭😭😭

♻️♻️♻️

Pria dengan wajah kusut itu terus berjalan dengan langkah gontai. Rambutnya acak-acakan. Bahkan ia bukan lagi seperti seorang CEO di perusahaan besar, melainkan nampak seperti seseorang yang telah bakrut.

Selama hampir dua tahun kondisinya menjadi seperti ini. Reihan, pria itu adalah Reihan. Setelah mendapat kabar dari Nayla bahwa Aisyah telah pergi ke Austria untuk membuka lembaran hidup yang baru, ia serasa di tusuk seribu belati.

;kamu yang pergi dari hidupku, atau aku yang pergi dari hidupmu. kata-kata Aisyah itu terus terngiang di kepalanya.

Karena rasanya pilihan Aisyah itu terlalu berat untuk Reihan jawab.

Tentang Zenia, wanita itu telah memutuskan untuk menceraikan Reihan setelah kondisi Reihan berubah drastis. Ia lebih memilih untuk pergi bersama Ayah tirinya dan meninggalkan Reihan disaat masa keterpurukannya kini.

Pergi? Aku bahkan nggak pernah berpikir kalau kamu akan pergi, Aisyah. batin Reihan terkekeh sedih.

biarkan kamu saja yang pergi, Aisyah. Karena aku nggak akan pernah pergi dari kamu. batinnya lagi sambil menatap cincin pernikahan yang Aisyah tinggalkan bersama kenangan pahit untuk Reihan.

♻️♻️♻️

"pulang ke Jakarta?!!!" ujar Aisyah kaget. Bahkan sangat kaget.

"iya sayang. Ayahnya Salma sakit, jadi Bunda harus kesana." jawab Nania sambil memasukkan barang-barangnya ke koper.

"astagfirullah halazim..." gumam Aisyah.

"kamu cepet beres-beres ya, pesawatnya berangkat satu jam lagi." pinta Nania. Aisyah hanya mengangguk pelan.

Hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai di Bandara. Setelah menunggu selama 35 menit, pesawat yang di tumpangi keluarga Nania pun berangkat menuju Indonesia.

S

K

I

P

Udara siang kota metropolitan ini cukup panas. Kemacetan lalu lintas begitu padat, gedung-gedung yang menjulang tinggi kini Aisyah bisa melihatnya lagi. Sepuluh menit yang lalu ia telah keluar dari pesawat, dan kini berada di mobil milik Adrian, suami Salma.

Lampu merah menyala, membuat Adrian yang memang sedang membawa mobil menginjak rem agar mobil berhenti. Aisyah berbalik keluar jendela, ia di samping kiri kanan yang dilihatnya hanyalah mobil. Namun ada satu mobil yang membuatnya menutup kaca, sebuah mobil Nissan putih yang dikemudikan oleh seorang pria berjas abu-abu dengan dasi hitam.

"ada apa, Aisyah?" tanya Salma yang duduk di sebelahnya.

"nggak apa-apa, Mbak Salma." jawab Aisyah sambil tersenyum tipis. Salma hanya mengangguk pelan.

Sesampainya di rumah, Aisyah langsung menarik kopernya masuk ke dalam. Begitu pun dengan Nania, Argus, dan Anthony, mereka sekeluarga akan tinggal untuk sementara di rumah Aisyah.

Fatma dan Hamka menyambut mereka dengan suka cita. Fatma langsung memeluk Aisyah saat melihat wanita yang begitu ia sayangi datang.

"Assalamu'alaikum, Ummi." ucap Aisyah masih dalam memeluk Fatma.

"Wa'alaikum salam, nak. Kamu apa kabar?" tanya Fatma sambil melepas pelukan.

"alhamdulilah baik, Ummi." jawab Aisyah.

Sore ini Aisyah tengah berjalan-jalan keliling komplek, sekedar meregangkan otot-ototnya yang seharian ini hanya duduk. Juga sekedar menghirup udara segar Jakarta di sore hari.

Dengan menggunakan baju panjang berwarna putih yang di balut dengan switer abu-abu dan celana longgar hitam, Aisyah terus menyusuri jalanan yang basah karena hujan yang mengguyur kota sejam yang lalu.

Beberapa menit kemudian, Aisyah merasa lelah, ia pun duduk di salah satu bangku yang di sediakan untuk di komplek itu. Tiba-tiba, seseorang datang dan langsung duduk di sampingnya sambil menyodorkan sebotol air mineral.

"nggak, makasih." ujar Aisyah menolak pemberian orang itu.

"anggap aja ini dari temen kamu. Karena memang kita udah nggak punya hubungan apa-apa lagi, kan?" tanya orang itu yang tak lain adalah Reihan.

Aisyah seketika berbalik, matanya menatap pria itu dengan mengerutkan alis. Ekspresinya begitu kaget, bahkan semua orang dapat membacanya.

"maksudnya?" tanya Aisyah balik.

"dua tahun aku nggak menafkahi kamu dan dua tahun kamu memberi aku makan masakan kamu. Dalam agama itu udah bercerai." jawab Reihan membuat Aisyah terdiam.

"makasih sudah mau menjadi bagian dari hidup aku, walaupun itu hanya untuk waktu enam bulan." lanjut pria berjaket hitam itu.

"apa kamu nggak ada pikiran untuk memulainya?" tanya Reihan.

Aisyah berbalik, menatap lama wajah pria yang begitu ia cintai.

"maaf. Pilihan yang aku kasih ke kamu dua tahun lalu nggak akan aku tarik." jawab Aisyah.

Reihan mengangguk, ia lalu berdiri.

"Assalamu'alaikum." salam Reihan.

"Wa'alaikum salam." jawab Aisyah.

Lelaki yang usianya 3 tahun lebih tua dari Aisyah itupun melangkahkan kakinya untuk keluar komplek. Aisyah menatapnya dengan tatapan sendu.

Maaf, tapi aku nggak mau jatuh ke lubang yang sama, karena aku sudah tau, jatuh ke lubang yang sama itu rasanya sakit. batin Aisyah dengan linangan air mata yang membasahi pipinya.

HUAAAAA😭😭😭😭, RASANYA NGGAK MAU PISAH DARI REIHAN SAMA AISYAH DEH.

PART SELANJUTNYA, ENDING. ABIS INI, AKU LANGSUNG TULIS ENDINGNYA OKE😊😊

KOMEN DAN KLIK BINTANG YAA🤗🤗

SEE YOU NEXT CHAPTER👉👉

ASSALAMUALAIKUM, My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang