Prolog

33.3K 1.2K 28
                                    

Brakk

Sial!

Stick drum kesayanganku patah. Padahal aku baru membelinya minggu lalu.

Jendela sialan. Bagaimana cara membuka benda ini sih? Tanganku mati rasa karna terus-terusan mencoba untuk membukanya. Pasti jendela ini dikunci dari luar. Aku benar-benar seperti seorang tahanan

Dan gaun ini. Ugh! Sempit sekali. Aku kesulitan bernafas dibuatnya. Rasanya aku ingin sekali merobek gaun putih norak ini.

Bahkan mereka juga mendandaniku seperti boneka Annabelle.

Aku bukan tipe gadis yang tidak suka berhias. Hanya saja, make up dan gaun ini membuatku benar-benar ingin mati sekarang juga.

Tok Tokk

"Hyerim, saatnya kau keluar."

Itu ibuku.

Astaga bagaimana caraku kabur dari sini?!

Rumahku sedang ramai-ramainya saat ini. Bagaimana aku bisa keluar tanpa diketahui siapa pun?

"Jangan membuat orang lain menunggu, Lee Hyerim!"

Oke baiklah! Aku menyerah.

Aku pun akhirnya membuka pintu sialan itu dan pemandangan pertama yang kulihat adalah wajah marah ibuku.

"Kau mencoba kabur lagi?" Tanya ibuku dingin. Aku rasa tidak harus menjawabnya, karna ia juga sudah tau jawabannya.

"Ini sudah yang ketiga kalinya. Kau terus-terusan membuat Tuan Kim malu!"

"Bukankah ibu bilang untuk tidak membuat orang lain menunggu? Apa tidak apa-apa kita ngobrol sekarang?"

Ya, aku sudah pasrah dengan perjodohan ini.

Perjodohan kolot yang memaksaku untuk ikut masuk ke dalamnya.

Aku dijodohkan bukan karna tidak ada yang mau denganku. Fyi, aku memiliki seorang kekasih yang sangat tampan, lelaki paling tampan di universitas ku.

Perjodohan ini juga tidak dilatarbelakangi masalah hutang piutang. Keluargaku kaya, sangat kaya. Aku mulai terlihat sombong sekarang.

Perjanjian antar keluarga. Ya, itu satu-satunya latar belakang perjodohan gila ini.

Kenapa sih orangtua suka membuat janji yang akan menyusahkan keturunan mereka?

Aku bukanlah anak penurut yang langsung mengiyakan perjanjian aneh itu. Tentu saja aku menolaknya.

Memberontak, kabur, lari dari rumah, bahkan meninggalkan acara pernikahanku dengan tamu yang telah ramai juga sudah pernah aku lakukan.

Namun hasilnya? Di sini aku sekarang. Berdiri di hadapan seorang pendeta yang disaksikan oleh banyak orang.

Oh ya, jangan lupa seorang laki-laki yang berdiri di sampingku lengkap dengan jas hitamnya.

Apa aku harus pura-pura pingsan lagi seperti acara pernikahan yang kedua? Tidak tidak! Aku tidak suka menggunakan cara yang sama dua kali.

Aku sudah tidak bisa lagi kabur, mengingat ada hampir sepuluh penjaga yang tidak lepas mengawasiku.

Sepertinya tidak ada jalan lain. Aku harus menerima perjodohan ini.

Tapi membayangkan hidupku sebagai istri orang saja sudah membuatku mual. Apalagi orang itu bukan lelaki yang aku harapkan.

Lamunanku pun hancur saat mendengar deheman kasar dari orang di depanku.

"Apa?" Tanyaku.

"Kau bersedia?" Ulang Pendeta itu berusaha untuk sabar.

Memangnya sudah berapa lama aku melamun?

My Husband  (Kim Taehyung) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang