Taehyung hampir saja membanting ponselnya jika tidak sadar bahwa benda itu sangat penting untuknya.
Kepolisian baru saja menghubungi jika mobil Hyerim berhasil ditemukan. Hanya mobil, tanpa Hyerim. Taehyung tidak peduli sama sekali dengan mobil itu, yang ia butuhkan adalah pemiliknya. Namun sampai saat ini, keberadaan istrinya itu belum juga diketahui.
"Lakukan apapun, cari dia. Akan kubayar berapa pun untuk itu. Temukan Hyerim secepat mungkin!" menjadi kalimat penutup panggilan tadi.
Taehyung mengusap wajahnya kasar. Ia sungguh tidak bisa berpikir tenang disaat seperti ini, semuanya terasa kacau. Ada begitu banyak pemikiran buruk yang diharap tidak akan terjadi, Taehyung tidak bisa berprasangka baik sedikit pun dengan situasi ini.
Hyerim tidak bisa dihubungi. Hyerim tidak memberi kabar. Taehyung tidak tahu Hyerim ke mana. Hyerim menghilang.
Tidak satu pun dari fakta itu yang bisa membuat Taehyung sedikit tenang.
"Demi Tuhan Hyerim kau di mana." Risaunya sembari menjatuhkan diri pada sofa ruang tamu, ia baru saja kembali dari rumah orangtua Hyerim untuk memberitahu bahwa anak mereka belum juga kembali hingga hari ini. Orangtua Hyerim kaget mendengar itu, terlebih ibunya. Wanita itu hampir menangis lalu mendesak agar suaminya segera pergi untuk mencari Hyerim. Ibu mana yang tidak khawatir mendengar anak perempuannya menghilang? Ditambah Hyerim adalah anak tunggal, satu-satunya permata yang ia miliki.
Taehyung sungguh merasa bersalah atas ketidak becusannya menjaga Hyerim.
Kepalanya berdenyut sakit, selalu sakit tiap kali memikirkan di mana Hyerim sekarang. Taehyung tidak akan serisih itu jika ia tahu bagaimana keadaan Hyerim. Setidaknya ia harus tahu Hyerim baik-baik saja atau tidak.
Drrrt drrrtt drrrtt
Ia menyambar ponselnya dengan segera setelah membaca nama yang tertera di sana.
"Ada apa, Jung?"
"Aku sedang di kampusku sekarang untuk memeriksa seluruh rekaman CCTV kemarin dan beberapa hari sebelumnya."
"Lalu? Apa kau menemukan sesuatu?"
"Kurasa kau harus melihat ini."
"Aku segera ke sana."
Ditutupnya panggilan itu. Menyambar kunci mobil, Taehyung dengan segera meninggalkan rumahnya.
Mobil yang dikendarainya melaju dengan cepat. Taehyung hanya ingin sampai sesegera mungkin. Apa pun yang akan dilihatnya nanti, sudah pasti berhubungan dengan di mana Hyerim saat ini. Jungkook tidak akan menghubunginya untuk hal yang tidak berguna saat ini.
Sebenarnya Taehyung tidak tahu jika Jungkook masih mencari Hyerim hingga saat ini. Ia kira Jungkook sudah berhenti setelah kemarin malam, pencarian yang tidak menghasilkan apapun. Taehyung tidak tahu jam berapa mereka pulang kemarin, benar-benar larut. Mereka menghabiskan waktu untuk memeriksa tiap sudut dan ruangan Universitas yang terbilang besar itu.
Dalam hal ini, Jungkook bukan membantu Taehyung. Ia tidak melakukannya atas nama persahabatan. Taehyung tahu itu. Jelas sekali itu semua karena Jungkook masih begitu mencintai Hyerim.
Bahkan pagi ini atau bisa dibilang mendekati siang, disaat Taehyung masih bergelut dengan pemikiran buruknya, Jungkook mengambil langkah untuk mencari Hyerim sendirian. Jungkook bertindak jauh daripada Taehyung yang berstatus sebagai suami Hyerim.
Taehyung terus-terusan merasa tidak berguna. Ia bahkan tidak terpikir untuk mengecek CCTV kampus Hyerim seperti yang dilakukan Jungkook sekarang.
Dibanding Jungkook, Taehyung jelas bukan apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband (Kim Taehyung) ✔
FanfictionLee Hyerim tidak pernah menyangka bahwa nasib sial harus menimpa dirinya. Ia dijodohkan dengan seorang laki-laki yang tak ia kenal sama sekali. Yang Hyerim tau tentang laki-laki itu hanya satu, namanya. Kim Taehyung. Dan Hyerim membencinya, sangat. ...