Taehyung kembali sibuk pada pekerjaannya.
Taehyung bilang ia mendapatkan proyek besar, aku tidak tahu di mana pastinya, yang jelas itu bukan di Korea. Ia bercerita banyak tentang pekerjaannya padaku, namun aku tidak terlalu mengerti. Yang aku tahu, ia seorang CEO. Aku bahkan tidak tahu tugas CEO apa saja, intinya Taehyung benar-benar sibuk.
Ini sudah memasuki hari keenam dan Taehyung masih belum pulang. Malam sebelum pergi, Taehyung bilang padaku bahwa ia harus ke luar negeri untuk mengurus proyek barunya. Katanya ini memakan waktu sangat lama, kemungkinan paling cepat ia akan kembali adalah satu minggu. Jika benar, itu berarti besok.
Namun Taehyung menyuruhku untuk tidak terlalu menunggu, karena ia sendiri tidak yakin besok sudah bisa kembali. Bahkan Taehyung ragu ia bisa pulang bulan ini.
Aku mencoba untuk memakluminya. Taehyung sangat sibuk, aku tidak ingin menambah beban pikirannya. Meskipun jujur, aku merindukannya.
Terakhir kali Taehyung menelponku tiga hari yang lalu, ia bertanya mengenai kabarku, dan apa saja yang kulakukan selama dia tidak ada. Panggilan itu hanya berlangsung sekitaran tiga menit lalu diakhiri dengan pernyataan bahwa ia sangat merindukanku.
Rumah terasa begitu sepi. Tidak ada bau masakan yang menyambutku saat bangun tidur. Tidak ada pelukan erat yang selalu ia berikan saat pulang dari bekerja. Aku benar-benar merasa kesepian beberapa hari ini.
Bahkan pagi ini aku tidak semangat melakukan apa pun. Aku hanya berbaring di atas tempat tidur menatap langit-langit sambil membayangkan apa yang Taehyung lakukan sekarang.
Apa tidurnya nyenyak?
Taehyung bilang, jika tidak memelukku, ia akan kesulitan untuk tidur, jadi apa ia kekurangan banyak jam tidurnya? Atau ia justru tidak tidur sama sekali seperti waktu itu?
Taehyung sangat sibuk, ia harus mendapatkan banyak istirahat, aku tidak ingin ia pulang dalam keadaan sakit.
Sungguh, aku ingin sekali menghubunginya sekarang. Namun aku takut menggangu jam kerjanya, terlebih aku tidak tahu di tempatnya sudah jam berapa sekarang. Bagaimana jika ia justru tengah tertidur saat ini.
Aku semakin terhanyut dalam pikiranku sendiri hingga tanpa sadar, langit sudah tampak memerah. Jam di dinding kamar menunjukkan hampir pukul enam sore. Aku jadi teringat jika aku belum memakan apa pun hari ini.
Aku pun menyeret langkah malasku menuju dapur. Membuka lemari pendingin untuk melihat bahan masakan apa yang kupunya.
Sebelum pergi, Taehyung sempat berbelanja keperluan dapur, ia membeli begitu banyak bahan makanan. Dan selama ia pergi, aku jarang sekali memasak. Aku lebih sering membeli makanan jadi. Itu lah mengapa isi lemari pendingin ini tidak beda jauh saat sebelum Taehyung pergi.
Aku mengeluarkan beberapa jenis sayuran dari dalam sana. Akhir-akhir ini cuaca sangat dingin, aku berencana membuat sup untuk makan malam.
Kemampuan memasakku telah banyak meningkat, Taehyung rajin sekali mengajariku memasak walaupun ia sendiri sedang sibuk.
Taehyung bilang, dia suka masakanku. Aku tidak tahu apakah ia berkata jujur atau bohong, tapi Taehyung selalu menghabiskan masakan yang sudah kubuat, itu membuatku bersemangat untuk membuatkannya makanan.
Tapi kali ini, aku hanya memasak untuk diriku sendiri. Kukupas wortel lalu memotongnya membentuk lingkaran kecil abstrak. Wortel itu sedikit memucat akibat sudah terlalu lama disimpan, namun aku masih tetap mengolahnya. Selagi tidak busuk kurasa itu bukan masalah.
Aku benar-benar fokus pada wortel di hadapanku saat ini hingga tidak sadar bahwa seseorang telah melingkarkan tangannya di pinggangku.
Aku terlonjat kaget hingga membuat wortel tadi terjatuh ke lantai. Detik setelahnya aku mencium wangi maskulin yang begitu familiar lalu disusul suara berat yang sangat mudah untuk kukenali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband (Kim Taehyung) ✔
FanficLee Hyerim tidak pernah menyangka bahwa nasib sial harus menimpa dirinya. Ia dijodohkan dengan seorang laki-laki yang tak ia kenal sama sekali. Yang Hyerim tau tentang laki-laki itu hanya satu, namanya. Kim Taehyung. Dan Hyerim membencinya, sangat. ...