Kantung mataku menghitam. Aku benar-benar tidak bisa tidur setelah kejadian semalam, ah salah, maksudku pagi tadi.
Dan efeknya, aku sungguh mengantuk sekarang. Aku tidak tahu apa yang dikatakan dosenku saat ini. Aku merasa seperti sedang dibacakan sebuah dongeng.
Mataku terasa sangat berat. Mulutku tidak henti-hentinya menguap. Aku sungguh membutuhkan tidur siang.
Baiklah, aku tidak bisa menahannya lagi. Kujatuhkan kepalaku di atas meja dengan kedua tangan yang berperan sebagai bantal.
Dan aku pun segera berpindah alam.
Hanya sebenar aku menikmati tidur ini kemudia suara seseorang sungguh menganggu telingaku.
"Bangunlah." Aku tidak memedulikannya. Berniat melanjutkan tidur namun aku bisa merasakan pundakku ditepuk pelan.
"Hyerim-ah, bangun." Aku menggeser tubuhku sedikit, memberikan isyarat untuk jangan mengangguku.
Ayolah, aku sungguh mengantuk.
"Lee Hyerim, kau tidak lupa bahwa kita ada janji hari ini bukan?" Sepertinya aku tahu ini siapa.
Tapi aku benar-benar membutuhkan tidur sekarang. "Lima menit lagi." Jawabku tanpa menatap lawan bicara.
"Aku sudah menunggu lebih dari satu jam."
Aku mendongak. Menatap jam tangan. Dan bola mataku membulat.
Yang benar saja, aku rasa baru beberapa menit memejamkan mata. Tapi kenapa ini sudah sore?
"Astaga, kenapa tidak membangunkanku dari tadi?!" Ucapku kaget. Dan bisa kulihat lawan bicaraku pun juga kaget mendengarnya.
"Nanti pertunjukannya selesai, ayo cepat!" Aku segera menarik tangannya dan membawanya keluar dari kelasku.
Catatan penting untukku. Jangan pernah tidur di kelas, karna waktu berputar cepat di sana.
Kami sampai di parkiran kampus dalam waktu singkat. Sangat singkat hingga nafasku terasa sesak.
"Cepat!" Desakku. Aku benar-benar tidak ingin melewatkan pertunjukan itu, aku sudah lama menantinya.
"Sabuk pengamanmu dulu." Titahnya.
Aku segera memasang sabuk pengaman dan mobil pun melaju. Kugunakan waktu sesaat ini untuk merapikan rambutku yang terlihat berantakan, lalu mengecek apakah ada jejak air liur yang tertinggal.
Syukurlah tidak ada.
"Kenapa oppa tidak membangunkanku?" Tanyaku sambil menatapnya yang terlihat fokus mengemudi.
"Jika aku tidak membangunkanmu, sekarang kau tidak akan berada disini." Jelasnya. Aku terdiam sesaat. Benar juga.
"Lagi pula kenapa kau tidur di kelas, heum? Kau tidak pernah seperti itu sebelumnya." Jungkook tahu persis bagaimana diriku. Aku memang tidak pernah tidur di tempat umum seperti kelas. Tapi kali ini berbeda, aku sungguh mengantuk. Jangan tanya mengapa, karna aku benci mengingatnya.
"Aku hanya sedikit kelelahan." Jawabku sekenanya.
"Kalau begitu sehabis ini aku akan mengantarmu pulang, tidurlah di rumah."
"Tidak." Jawabku cepat. "Aku ingin bersamamu." Aku meraih tangan kanannya yang bebas, lalu menyelipkan jariku di sela-sela jarinya. Selanjutnya menempelkan kepalaku di bahu lebarnya.
Ia tersenyum sekilas, menampakkan gigi kelincinya yang sangat menggemaskan. Ia benar-benar terlihat manis saat tersenyum.
"Jangan memulainya Lee Hyerim, kau ingin segera sampai bukan." Sama seperti Jungkook, aku juga mengenalnya dengan sangat baik. Aku tahu pasti bahwa ia sangat tidak tahan ketika aku mulai bersikap manja seperti ini. Biasanya ia akan langsung memelukku, mencubit pipiku, atau menghancurkan rambut indahku. Tapi sekarang tidak bisa karna ia sedang mengemudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband (Kim Taehyung) ✔
FanficLee Hyerim tidak pernah menyangka bahwa nasib sial harus menimpa dirinya. Ia dijodohkan dengan seorang laki-laki yang tak ia kenal sama sekali. Yang Hyerim tau tentang laki-laki itu hanya satu, namanya. Kim Taehyung. Dan Hyerim membencinya, sangat. ...