part 39 : miracle

9.4K 794 50
                                    

Hyerim terjatuh di kamar mandi dan dia harus segera melahirkan karena kantung ketubannya pecah. Itulah informasi yang Taehyung sampaikan pada seluruh keluarganya. Taehyung tidak tahu lagi harus memilih kalimat yang seperti apa, karna itulah adanya. Meski terdapat perasaan was-was, takut para orangtua mereka tidak sanggup mendengarnya.

Untungnya kondisi Hyerim masih memungkinkan untuk melahirkan normal. Hyerim tidak ingin melakukan operasi sesar. Selain karena efeknya yang sangat lama, Hyerim ingin merasakan apa yang ibunya dulu rasakan. Meski Taehyung khawatir akan itu, tapi dia berusaha menghargai keputusan Hyerim.

Segala kemungkinan dapat terjadi, termasuk kemungkinan terburuk. Taehyung hanya perlu berdoa dan terus berada di sisi Hyerim. Menggenggam tangannya. Memberikan senyuman terbaiknya walaupun ia sendiri diselimuti rasa takut yang begitu besar.

Kini mereka sudah berada di ruangan bersalin. Hanya Taehyung anggota keluarga yang diperbolehkan masuk. Mungkin orangtua Hyerim ataupun Taehyung sudah datang, tapi mereka diharuskan untuk menunggu di luar. Taehyung tidak tahu lagi. Sejak memasuki ruangan itu, dia tidak memegang ponselnya sama sekali.

"Taehyung-ah... " panggil Hyerim begitu lirih yang membuat rasa nyeri di hati Taehyung ketika mendengarnya.

Taehyung mendekatkan wajahnya. Ia mengusap rambut Hyerim pelan berusaha menenangkan perempuan yang begitu dicintainya itu. Taehyung tahu Hyerim pasti sangat ketakutan dan juga kesakitan. Terlihat jelas dari wajah dan deru napasnya.

"Kenapa?" tanyanya begitu lembut.

"A-aku takut... "

"Semua akan baik-baik saja. Percaya padaku." ucap Taehyung lebih kepada dirinya sendiri.

Seorang dokter menghampiri lalu berdiri di depan kaki Hyerim yang telah terbuka. Matanya sedikit menyipit menandakan adanya senyuman hangat yang tertutup oleh masker yang ia gunakan. Dokter itu menyuruh Hyerim untuk mengikuti instruksi darinya. Hyerim hanya mengangguk patuh.

Genggaman Taehyung semakin kuat seiring dengan Hyerim yang mulai merintih kesakitan. Keringat membasahi wajahnya. Taehyung mengelap bulir-bulir itu agar tidak mengenai mata Hyerim.

Hyerim mengerang keras bersamaan dengan air mata yang keluar dari sudut matanya. Satu tangannya mencengkeram selimut hingga membuat buku-buku jarinya memutih.

"Hyerim... " Taehyung tidak sanggup melihat Hyerim yang seperti ini. Hatinya ikut sakit. Tapi tidak ada yang bisa dilakukannya.

Hyerim berhenti sejenak. Ia mengatur napasnya yang sudah tidak karuan. Ia sempat menoleh pada Taehyung sekilas yang dibalas oleh senyuman sebelum kembali mendorong bayinya dengan mata yang dipejamkan kuat.

Itu berlangsung selama beberapa menit hingga membuat tenaga Hyerim hampir habis. Lalu pada satu titik, saat bayinya hampir keluar, Hyerim mendorong sekuat tenaga dengan menghabiskan sisa energi yang ia miliki.

"Ahhhh.... " desah Hyerim panjang saat merasakan sesuatu telah benar-benar keluar dari tubuhnya. Tenaga Hyerim telah habis sepenuhnya. Lalu ia bisa mendengar Taehyung berbisik lembut pada telinganya,

"Kau berhasil, Hyerim."

Hyerim butuh beberapa menit untuk meredakan rasa sakit pada pusat tubuhnya, ia lalu membuka matanya. Hyerim menatap Taehyung dengan pandangan yang sayu dan napas yang masih naik turun.

"Tae... "

"Hm?"

"Bayinya... hah... hah... " Hyerim sulit untuk meneruskan kalimatnya karena dadanya yang masih sesak.

"Ada apa?"

"Ke-kenapa tidak menangis... " mendengar itu, Taehyung baru tersadar. Ia segera mengalihkan pandangannya pada dokter yang tengah menggendong bayi mereka.

My Husband  (Kim Taehyung) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang