Taehyung menatap heran rumahnya yang tampak gelap. Tidak ada pencahayaan sedikitpun dari sana. Semua lampu mati padahal malam sudah begitu larut. Satu satunya pencahayaan yang ia dapat berasal dari lampu jalan, itu pun sangat minim karena jaraknya yang cukup jauh.
Apa Hyerim lupa menyalakan lampu?
Taehyung memutar kenop pintu setelah memasukkan kunci miliknya. Gambaran rumahnya yang begitu gelap semakin jelas saat ia sudah masuk ke dalam. Tanpa menunggu lama, Taehyung segera mencari sakelar lampu. Setelah berhasil dinyalakan, ia segera membawa diri menuju kamar.
"Hyerim?" Panggilnya saat mendapati kamar itu kosong. Awalnya ia mengira wanita itu sudah tidur, tapi tidak. Tidak ada siapa-siapa di sana.
Taehyung beralih menuju dapur. Walau tidak mungkin Hyerim sedang memasak dalam keadaan segelap tadi, namun ia tidak memiliki tempat lain lagi untuk dicek. Tapi lagi-lagi tidak ada. Taehyung mengernyitkan dahinya samar sebelum akhirnya berusaha menghubungi nomor Hyerim.
Siang tadi Taehyung juga berusaha menghubungi Hyerim untuk memberitahukan bahwa ia akan pulang sangat larut, namun Hyerim tidak mengangkat panggilan saat itu. Sekarang Taehyung mencoba menghubungi lagi, tapi ponsel Hyerim justru tidak aktif. Ia terus mencoba namun hasilnya tetap sama.
Gerakan jari Taehyung membawanya menekan kontak orangtua Hyerim. Berharap mungkin saja wanita itu sedang menginjungi rumah keluarganya. Namun orang tua Hyerim juga tidak mengangkat panggilan darinya.
Taehyung tidak memiliki pilihan lain selain mendatangi rumah mertuanya itu. Tanpa sempat mengganti baju kerjanya dengan baju yang lebih santai, Taehyung sesegera mungkin melajukan mobilnya ke rumah keluarga Lee. Ia menyetir menggunakan satu tangan yang mana tangan lain digunakannya untuk menghubungi kontak Hyerim.
Namun seperti percobaan pertamanya, nomor Hyerim tidak bisa dihubungi.
Setibanya Taehyung di rumah orangtua Hyerim, tangannya langsung menekan bel rumah itu berkali-kali hingga akhirnya mendengar sahutan dari dalam. Tidak lama kemudian pintu itu terbuka
Ayah Hyerim tampak begitu mengantuk. Ia menguap kecil "Ada apa Taehyung? Kenapa bertamu selarut ini?"
"Maaf mengganggu. Aku mencari Hyerim, apa dia ada di sini?" tanya Taehyung. Setelahnya ia bisa melihat kerutan samar di dahi kepala keluarga Lee itu.
"Tidak. Putriku terakhir ke sini minggu lalu, itu pun bersamamu. Dia tidak ke sini lagi setelah itu."
Mendengar menuturan itu, Taehyung mulai khawatir. Ia melirik jam tangannya yang menunjukkan sudah lewat tengah malam. "Di mana dia?" Gumamnya kecil.
"Ada apa?" tanya pria di hadapannya.
"Hyerim tidak ada di rumah. Sudah coba dihubungi tapi ponselnya tidak aktif, aku tidak tahu di mana dia sekarang." ucap Taehyung lelah. Ia baru saja pulang kerja, sekedar duduk untuk beristirahat saja belum. Tubuhnya benar-benar lelah ditambah kini pemikiran buruk telah bersarang di benaknya.
"Sedari kapan tidak bisa dihubungi?"
"Siang tadi. Dia tidak bilang ke mana akan pergi, aku tidak tahu lagi harus ke mana mencarinya." Taehyung mengusap wajahnya. Kepalanya berdenyut sakit, tubuhnya lelah dengan pikiran yang jauh lebih lelah.
"Kau pulang lah, ini sudah terlalu larut. Jika Hyerim masih belum kembali hingga besok, kita cari dia sama-sama. Kau beristirahat lah dulu." pesan ayah Hyerim.
Taehyung mengangguk. Ia membungkuk kecil lalu segera meninggalkan kediaman orangtua Hyerim.
Taehyung mengendarai mobilnya cepat, tapi rumah bukanlah tujuannya sekarang, ia masih ingin mencari Hyerim. Taehyung tidak bisa tidur dengan nyenyak jika ia belum mengetahui di mana keberadaan istrinya itu sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband (Kim Taehyung) ✔
ФанфикLee Hyerim tidak pernah menyangka bahwa nasib sial harus menimpa dirinya. Ia dijodohkan dengan seorang laki-laki yang tak ia kenal sama sekali. Yang Hyerim tau tentang laki-laki itu hanya satu, namanya. Kim Taehyung. Dan Hyerim membencinya, sangat. ...