My Husband (Kim Taehyung) ✔

part 9 : dinner

Lagi-lagi aku mendapati sebuah kertas kecil di meja makan yang bertuliskan sesuatu di atasnya.

Nona Kim
Kenapa kau selalu bangun siang, heum?

Aku jadi tidak bisa melihat reaksimu secara langsung :(

Kemarin aku janji membelikanmu mobil kan?

Dan aku tidak pernah ingkar janji.

Lihat lah keluar.

Tenang, aku tidak menggadaikan rumah kita sebagai pinjaman.

Tapi ginjalku.

Bercanda.

Kuncinya di kamarku, di atas kasur.

Sama-sama ;)

Hari ini aku pulang cepat.

Apa?!!

Aku segera berlari keluar. Dan benar saja, sebuah mobil terparkir di halaman.

Kim Taehyung gila!

Aku tidak akan seterkejut ini jika itu hanya mobil biasa. Tapi ini sungguh mewah. Warna merah dari mobil itu tampak sangat mengkilap. Aku hampir lupa menutup mulut.

Bahkan mobilnya tak semewah ini.

Aku melirik arloji. Sudah hampir tengah hari. Kebiasaan buruk yang sulit atau bisa dibilang tidak bisa aku hilangkan adalah bangun siang. Dan aku sangat sulit dibangunkan. Oleh sebab itu aku paham betul perasaan Nobita. Oke, itu informasi yang tidak penting.

Tidak bergeser dari daun pintu, aku bisa melihat sebuah mobil hitam familiar yang berhenti di depan rumah. Bersebelahan dengan mobil baruku.

Seorang laki-laki keluar dari sana, dengan senyum kotaknya ia berjalan menghampiriku. "Baru bangun?"

Aku menggaruk rambutku, memberi balasan bahwa dugaannya benar.

"Taehyung,"

Ia sedikit menundukkan kepalanya, mengimbangi tubuhku yang hanya sebatas dadanya. "Apa?"

Aku menggerakkan bola mataku ke arah mobil merah yang terlihat silau karna pantulan sinar matahari. "Kenapa membelinya? Aku yakin itu tidak murah."

"Karna kau menginginkannya...?"

"Aku hanya bergurau, astaga." Ucapku frustasi. Aku tidak akan bercanda lagi dengannya. Dia terlalu serius menanggapinya.

"Tapi aku terlanjur membelinya, tidak mungkin aku membuangnya bukan?"

Aku menggaruk rambutku yang mendadak gatal setelah mendengar kalimat yang tampak sangat enteng ia ucapkan.

"Aku tidak akan menerimanya." Ucap tegas.

"Oh, ayolah. Setelah menolak perasaanku, sekarang kau menolak pemberianku. Sakit tahu."

Aku mengernyit. Nada suaranya benar-benar terdengar seperti anak kecil yang merengek. Sungguh tidak cocok dengan penampilannya yang sedang menggunakan jas hitam dengan dasi yang melingkar rapi di kerahnya.