Selagi makan, aku memikirkan kata-kata untuk kuucapkan ke ayahku. Apa dengan "Halo ayah!" atau "Pagi ayah!"? Kenapa aku harus memikirkan ini juga? Aku sudah biasa menelpon ayahku di duniaku sebelumnya, mengapa harus gugup? Seperti orang yang sudah lama tidak bertemu saja. Oh, tunggu... Ya, aku memang sudah lama tidak bertemu dan berbicara dengan ayahku. Begini rasanya toh. Aku menundukkan kepalaku dan tertawa kecil. Fumiko melihatku dengan tatapannya yang aneh. Mungkin dia mengira aku sudah gila.
"Kamu kenapa tertawa sendiri?"
"Bukan urusanmu."
"Kok, kamu jadi dingin begitu?"
"Bukannya aku selalu begini."
"Perasaanku mengatakan, ada yang aneh denganmu hari ini."
"Itu perasaanmu saja."
"Memang."
Mungkin hari ini aku agak aneh. Aku sendiri tidak tahu kenapa (jangan menganggap aku sudah gila ya!) Ada perasaan bahagia dan sedih yang secara bersamaan muncul. Mungkin ini terlalu di dramatisir tapi yah... Itu yang kurasakan sekarang, mau bagaimana lagi? Rasa tidak bisa bertemu orang tua itu aneh. Kalau di manga isekai yang kubaca karakter utamanya tidak begitu ingat atau kangen dengan orang tua mereka. Sementara aku disini yang mimpi isekainya terwujud masih memikirkan orang tuaku. Apakah itu berarti aku tidak durhaka dengan orang tuaku? Aku cukup bawel dengan orang tuaku dimanapun kami berada. Semoga, ayahku bisa dihubungi.
Aku kenyang sekali menyantap makanan ini. Tempura sobanya enak sekali. Aku menyeruput teh hijau yang tadi aku pesan. Teh hijaunya lumayan. Aku melihat sekeliling restoran dari ujung ke ujung. Ada keluarga besar yang sedang duduk di meja yang melingkar besar, keluarga beranggotakan 4 orang, mahasiswa yang sedang makan dengan 2 temannya, dan masih banyak lagi. Aku mengingat sebelum kami masuk tidak sepenuh ini. Aku melihat jam dinding di samping kiri dinding. Oh.. Pantas saja, sekarang jam 6 malam, waktu untuk makan. Aku menunggu Fumiko menyelesaikan makanannya. Dia cukup lama pada saat makan karena dia ingin menikmati makanannya. Tidak ada salahnya juga sih. Aku menyeruput teh hijau sedikit demi sedikit.
"AKH!! Aku kenyang sekali." Teriak Fumiko. Semua orang melihat Fumiko dengan tatapan aneh.
"Oi, jangan teriak! Dilihatin orang tuh."
"Iya, iya maaf."
"Kalau begitu, aku boleh menelpon ayahku sekarang?"
"Oh, silahkan."
Aku mengeluarkan handphoneku dari saku celanaku. Menekan tombol kontak di handphoneku. Aku mengetik nama ayah sambil mengeja namanya. Setelah itu aku menekan nama ayah yang terpampang di layar. Aku memencet tombol telepon.
Tuut Tuut Tuut
Ayolah, angakat yah. Aku hanya mendengar bunyi tuut selama beberapa detik. Ah! Teleponnya di angkat.
"Halo, yah! Apa kabar?"
"Hmm.. Hah? Tanaka?"
"Iya benar, aku Tanaka."
"Ada apa Tanaka?"
"Ayah sekarang di mana?"
"Aku sedang di penginapan, oh! Sebaiknya kamu datang ke sini Tanaka."
"Ayah sedang di distrik apa? Aku akan segera kesana."
"Kohoku-ku, penginapannya bernama Shin-Yokohama Kokusai Hotel."
"Kalau begitu, aku berangkat pada saat pagi hari. Dah!"
Aku menutup telepon. Ada perasaan bahagia yang muncul. Aku lega sekali ternyata ayahku mengingatku. Aku mematikan handphoneku dan memasukannya ke saku celana kembali. Senyum tergambar di wajahku. Aku memandang Fumiko, dan tersenyum berbahagia. Tidak kusangka distrik ayah dan ibu sama, ya "ibu".
"Bagaimana? Lancar? Dari wajah dan percakapanmu tadi ayahmu mengingatmu. Bagus deh!"
"Huh."
"Tapi, aku agak aneh dengan suara ayahmu. Agak aneh dengan yang kuingat."
"Apa maksudmu? Suara ayahku sama aja seingatku."
"Mungkin perasaanku saja."
"Perasaanmu itu selalu salah.
"JANGAN MENGHINA PERASAANKU YA! PERASAANKU ITU SELALU MANJUR SETIAP SAAT." Teriak Fumiko sambil berdiri menunjuk-nunjukku
"Oi, aku bilang JANGAN TERIAK-TERIAK."
"SALAH KAU SENDIRI YANG MENGHINA PERASAANKU. MINTA MAAF, TIDAK?"
"TIDAK!"
Ada pelayan yang memandang kami dengan sangat sinis. Aku dan Fumiko ngeri melihat pelayan itu. Setelah melihat pelayan itu, kami berdua meninggalkan uang untuk bayar dan kabur dari restoran tersebut. Kami lari sambil tertawa di sepanjang jalan. Fumiko memandangku dan tersenyum dengan lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Afterlife : RPG Adventure
Adventure[COMPLETE] Berkisah seorang pemuda SMA yang didiagnosis kanker otak . Dia diberitahu bahwa ia akan meniggal dalam 3 hari. Keesokannya ia bangun dari tidur dan bertemu malaikat. Malaikat ini mengetahui mimpi pemuda ini lalu malaikat mengirim pemuda S...