Bab 2 (4)

97 15 0
                                        

Tidak terasa sudah malam. Semua squad memberhentikan kereta kudanya untuk beristirahat sementara. Lagipula semuanya kelaparan jadi ini kesempatan untuk makan. Hal yang kupikirkan pertama adalah membuat api unggun.  Rasanya seperti kamping di sekolah. Ah.. aku ingat waktu di sekolah dulu aku tersesat di hutan dan menangis sambil meneriakkan tolong. Da untungnya ada guru  yang mendengar teriakanku jadi aku terselamatkan. 

Fumiko memerintahkan semua squad untuk membantu api unggun yang lumayan besar. Aku membantu membawa kayu bakar. Aku mondar - mandir dari kereta kuda ke tempat untuk membuat api unggun. Ambil, angkat, jalan. Proses yang sangat mudah tapi pada saat di jalankan sangat melelahkan. 

Akhirnya, api unggun sudah di buat. Aku duduk di sebelah Fumiko sambil memegang daging yang ditusuk kayu.

"Hari yang melelahkan, ya?"

"Ya, hari ini cukup melelahkan."

"Dari tampangmu saja sudah terlihat kamu kelelahan."

"Berisik, ah!"

"Hee... Seram."

Melihat Fumiko kesal sedikit menghilangkan rasa lelah ini. Aku menaruh daging di api unggun sambil menunggu aku berbincang dengan Fumiko. Dia banyak curhat tentang squadnya yang dulu. Aku dan Fumiko diberi sake oleh squad-ku. Fumiko langsung menyerobot sakenya. Dia alkoholik? Apa hanya untuk menghilangkan lelah? Dia langsung minum sakenya.

Glek Glek

"Fuaaahh! Enaknya !"

"Segitu enaknya minum sake sampai tumpah gitu."

Dia saking banyak meminum sake sampai - sampai membuatnya mengantuk. Terlihat dari mukanya dia agak terkantuk - kantuk. Mengangguk - angguk sedikit demi sedikit dan akhirnya... Kepalanya terjatuh di samping pundakku. 

Eh?

A..Apa?

Aku panik tapi tidak bisa berbuat apa - apa. Bagaimana ini? Sebaiknya aku pindahkan ke kereta kuda dia saja. Aku menggendong Fumiko layaknya seorang putri. Aku bergegas jalan menuju kereta kudanya, naik ke kereta kudanya dan menaruh dia pelan - pelan di dalam. Aku keluar dan mendapat pandangan ingin mengolok - olok dari squadku. Ternyata itu benar aku menghampiri mereka aku dikatai - katai. Ada yang bilang aku pacarnya atau mengambil kesempatan. Aku membiarkan mereka. Sebenarnya aku tahu kalu mereka sudah tahu situasinya seperti apa.

Aku kembali ke api unggun untuk memakan daging sapi yang tebal ini. Aku makan dengan lahap. Makan terus makan tidak mempedulikan sekitarku. Tanpa sadar squadku sudah di sampingku untuk makan bersama. Mereka bercanda dengan bahagianya. Aku hanya senyum dan tertawa dengan mereka. 

Hangat sekali ya.

Situasi ini jarang terjadi di kehidupanku.

Aku ingin ini terjadi lagi.

Tapi...

Aku setelah membunuh Raja Iblis akan pergi dari dunia ini. 

Sedih sekali hidupku ini.

Aku kembali ke kereta kuda meninggalkan squadku yang masih berbincang dengan serunya. Aku berbaring menatap atap kereta kuda. Mata kututup perlahan - lahan dan tidur. 

Afterlife : RPG AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang