Bab 2 (7)

81 10 0
                                    

Aku harus menyingkirkan membunuh sang Raja Iblis. Aku penasaran dengan orang yang ada di duniaku sebelumnya, apakah mereka masih ada disini? Contohnya orang tuaku. Dunia yang ku tempati sekarang ini sama persis hanya saja dunia ini lebih high - tech. Aku harus mencari petunjuk.

Pertama, alamat rumahku dulu. Aku tinggal bersama orang tuaku kemungkinan alamat rumahnya masih sama. Sekarang aku harus berangkat ke rumahku yang dulu. Aku mengajak Fumiko berangkat kesana. Dia setuju dengan ajakanku.

"Jadi rumah kamu yang dulu dimana?"

"Aku tinggal di Yokohama."

"Distrik?"

"Kohoku-ku."

"Tunggu apalagi? Ayo berangkat !"

Kami beranjak pergi ke stasiun terdekat. Kami sekarang ada di Tokyo. Lumayan dekat dengan Yokohoma mungkin sekitar 30-an menit sampai tujuan. Aku semangat untuk pergi ke rumahku (kalau masih ada). Sepanjang jalan menuju stasiun aku termenung memikirkan itu. Semoga saja masih ada. Kalimat itu aku ulang berkali - kali. Tiba - tiba ada pikiran yang muncuk di kepalaku. Bukannya ada kontak orang tuaku di HPku ya?.  Aku mengambil HPku dari saku celanaku. Hmm... ibu, ibu, ibu, ayah, ayah, ayah. Aku mengscroll layar hp-ku berkali - kali. Oh, iya kan ada kolom search...

Aku memencet kolom search dan mengetik nama ibuku. Hasilnya... Ada!! Aku sangat bahagia saking bahagia tanganku gemetaran. Fumiko melihatku dengan bingung. Wajahnya menunjukka simpati, ia ingin menanyakan ada apa. Sebelum menanyakan pertanyaan, dia melihat layar HPku. Dia melihat nama ibuku yang terpampang di layar HPku.

"Itu siapa?"

"Hah?? Ah.. I-ini kontak ibuku."

Fumiko mengangguk - angguk tanda mengerti dengan situasi yang ku alami. Dia tahu kalau aku sekarang bahagia. Dia menyarankan untuk mencoba menelpon ibuku. Aku menerima sarannya dan memencet tombol call.

Piip Piip Piip

"Ah, halo! Rumah **** dengan siapa?"

"Halo ibu! ini aku anakmu."

"Hmm...?? Ada apa kenapa kamu menelpon? Kamu baru saja berangkat ke sekolah. Apakah kamu sakit? Suara kamu berubah lho."

"Suaraku tidak berubah sama sekali ibu. Ini aku anakmu Usagi Tanaka."

"Sepertinya kamu salah sambung nak."

"Tidak aku tidak mungkin salah sambung. Aku tahu nama ibu. Nama ibu itu ****."

"Memang benar itu namaku tapi kamu bukan anakku."

"Ibu tidak bercanda?"

"Saya bilang kamu bukan anakku. Jadi sampai disini saja ya."

"Ta-"

Piip Piip Piip Piip

Ibu menyudahi telepon sebelum aku berkata - kata.

Ternyata dugaanku salah tapi ada yang aneh. Ibu tadi mempunyai nama yang sama dengan ibuku. Dia bilang aku bukan anaknya dan kata dia anaknya baru berangkat sekolah. Ada yang aneh... Aku menyimpulkan bahwa yang dikatakan Fumiko benar. Semua yang ada di duniaku dulu berbeda dengan dunia yang ku tempati sekarang. Aku hanya orang asing yang muncul tiba - tiba di dunia yang berbeda ini.

Aku duduk di kursi stasiun dan menunduk kecewa. Fumiko mencoba menghiburku tapi itu tidak berguna. Dia memikirkan sesuatu di kepalanya sambil menggoyangkan alisnya dan melihat ke sana kemari. Dia mengepalkan tangan kanan dan menepukkannya ke telapak tangan kiri. Sepertinya dia mendapat ide untuk menghiburku.

"Kamu punya kontak ayahmu?"

Hm..? Sepertinya aku punya. Aku mengangguk menjawab pertanyaan Fumiko. Aku membuka kontak HPku dan mencari nama ayahku. Ada. Ada nama ayahku. 

"Ada."

"Berarti masih ada harapan!"

"Maksudnya?"

"Nanti telepon ayahmu, jangan sekarang!"

Ah, benar masih ada harapan. Ini teori Fumiko, mungkin saja ibuku dan ayahku bercerai. Ibuku sudah mempunya suami baru dan mungkin ayahku juga sudah mempunyai istri baru atau tidak.

Afterlife : RPG AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang