Bab 2 (5)

91 11 0
                                    

Dak Dak Dak

Bunyi pertanda untuk bangun sudah terdengar. Sinar matahari mulai menyilaukan mata. Aku yang masih terkantuk - kantuk menyiapkan peralatan perang. Squadku sudah siap untuk berangkat. Semuanya duduk sambil memegangi senjata. Di squadku yang ahli memantau adalah Yashuhiro-san jadi dia memantau segala kejadian di sekitar dia. Assassin memang harus ahli memantau sekitar tetapi ini khusus karena Yashuhiro-san bisa mengenali Ki seseorang.

Kami melewati pohon - pohon yang besar tingginya sepeti titan atau sekitar 10 m. Aku melihat dari kejauhan markas kecil musuh hampir kelihatan. Semua squadku seperti menyiapkan hati untuk tidak gagal. Squadku diberi tugas yang sama dengan yang pertama. 

Sesampainya di markas kecil musuh walaupun tidak dekat kami langsung turun dan mengendap - endap. Musuh mungkin sudah tahu kalau markas kecil yang pertama sudah di hancurkan oleh kami. Kali ini harus lebih berhati - hati. Kalau pria itu datang harus aku pancing ke squad Warrior. Setelah mendekat dengan markas musuh aku dan Osamu-san membunuh dua penjaga yang berada di pagar markas kecil. Setelah itu aku menyuruh sisa member untuk membunuh semua penjaga. Penjaga berada di segala arah angin.

Setelah terbunuh semua penjaga semua squad langsung menyerbu prajurit yang ada. Semua gubuk dibakar tapi sebelum dibakar kami mengambil semua persenjataan dan makan - makanan. Tapi aku tidak mengambil karena tugasku hanya membunuh penjaga. Walaupun ada berbagai alasan yang di katakan semuanya aku tidak peduli. Sebenarnya itu juga mengambil harta kerajaan Iblis.

Kami kembali ke kereta kuda untuk beristirahat. Aku meminum air dengan rasa lelah. Dehidrasi langsung punah dari kerokongan. Keringat tidak terasa bercucuran dengan banyak karena panasnya matahari. Kegiatan menghancurkan markas kecil musuh sepertinya akan berhasil.

Mengancurkan markas kecil musuh yang ketiga juga berhasil dan begitu juga dengan keempat. Tinggal markas kecil yang kelima. Ternyata...

Markas kecil yang kelima SAMA SEPERTI YANG LAIN TIDAK ADA BEDANYA ! Ini penyerangan yang paling gampang dan melelahkan di waktu yang sama. Tidak ada yang terluka sama sekali. Apa yang dipikirkan oleh Raja Iblis? Apa penyerangan ini tidak ada efeknya sama sekali? Ah.. Jangan memikirkan hal seperti ini dulu persoalan seperti membuat kepalaku pusing.

Kami semua pulang sambil tertawa dengan terbahak - bahak. Untuk merayakan keberhasilan ini kami dan Fumiko pergi ke bar. Aku beradu shot dengan Takahashi-san. Jangan salah walaupun tampangnya seperti di karakter anime -H dia tahan dengan bir. Aku kalah dengannya. Dia bergembira dan tertawa dengan keras sementara aku hanya meletakkan kepalaku di meja. 

Perutku sakit ingin mual...

Aku langsung ke toilet dan muntah. Semuanya mentertawakanku tapi Fumiko yang ketawanya paling keras. Padahal dia juga tidak tahan mabuk. Oh, iya ! Aku lupa. Kami lagi di bar pantas dia tertawa dengan keras ternyata karena mabuk. Dan kamu tahu siapa yang membayar semuanya? Yap, karena kalah aku harus membayar semuanya. Uangku habis seketika. 

Fumiko jalan sempoyongan pada saat jalan pulang. 

"Mau aku gotong?"

"Hah? Tidak usah.." Nada dia bicara seperti orang mengantuk

Karena jalannya sempoyongan terpaksa harus aku bantu jalannya. Untung kamarnya ada di sebelah kamarku. Akhirnya sampai juga di rumah Akiko-san. Aku membuka pagar dan pintu rumah. Membawa Fumiko ke atas memang sulit. Dia.. berat. Aku membuka pintunya dan meletakkan dia di atas ranjang yang empuk. Karena aku mengantuk juga secara tidak sadar aku tertidur di sebelahnya.

Afterlife : RPG AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang