Kami jalan lurus sekitar 20 langkah (ya, aku menghitungnya) setelah itu belok kiri sektiar 12 langkah dan sampailah kami di rumah ayahku. Jadi, ini apartemen ayahku. Kami masuk apartemen disambut oleh satpam yang berjaga di pintu. Kami masuk ke lift yang berada di samping resepsionis. Aku menekan tombol lantai
Aku membawa buah tangan yang mungkin disukai ayahku. Seingatku, ayah suka memakan coklat dan meminum kopi pahit. Itu yang aku bawa bersamaku dan senjataku, tentu saja. Kalau di duniaku pasti kami sudah di laporkan ke polisi, karena dunia ini berbeda jadi tidak. Negara ini dikelilingi wilayah Raja Iblis. Wilayah jepang dunia ini berlubang-lubang. Raja Iblis wilayahnya ada dimana-mana. Pada saat Fumiko memberitahukanku tentang itu aku shock. Untuk membunuh Raja Iblis aku harus menghancurkan semua wilayah yang dikuasai oleh Raja Iblis. Pekerjaan yang sangat berat tapi tidak apa-apa, imbalannya itu sangat berharga, kembali ke duniaku yang sebelumnya.
Lift kami berhenti di lantai 25. Kami berjalan mencari nomor E15 di pintu-pintu kamar. Ah,disini ternyata! Aku memencet bel sekali. Terdengar bel berbunyi dari dalam kamar. Ada langkah kaki yang mendekati pintu (pendengaranku tajam karena latihan). Pintu dibuka dan tahu siapa yang aku lihat? Ya, ayahkulah, siapa lagi?
"Ah, pagi Tanaka. Silahkan masuk!"
"Sebentar ayah Tanaka, izinkan saya perkenalkan dir-"
"Perkenalannya nanti saja, masuk dulu."
"Ah,hmh."
Kami masuk, melepas alas kaki, dan berjalan menuju ruang tamu. Aku melihat sekeliling ruangan ini. Ruangannya terlihat seperti apartemen yang baru di sewa, kenapa aku bilang begitu? Karena di ruangan ini tidak ada barang yang sama sekali punya ayahku. Aku duduk di sofa dan disuguhkan 2 teh, satu untuk aku dan satu untuk Fumiko. Ayah duduk berhadapan dengan kami.
"Izinkan saya perkenalkan diri, saya Fumiko. Fumiko saja, tidak ada nama keluarga."
"Senang sekali bertemu dengan teman SD Tanaka."
"Bagaimana anda tahu?"
"Ehm.. Tanaka menceritakannya kepadaku."
Aku memberikan buah tangan kepada ayahku setelah mereka selesai berbincang. Dia mengucapkan terima kasih dan menaruh buah tangan itu di samping sofanya.
"Lama sekali aku tidak bertemu denganmu, nak. Sejak kapan ya? Kira-kira setelah kamu sembuh dari kankermu."
Ayahku di dunia ini mempunya ingatan yang sama dengan ayahku di duniaku, ternyata. Tapi, apa yang terjadi dengan ibuku? Aku bingung.
"Kalian sudah jatuh ke perangkapku."
"HAH?!" Aku dan Fumiko shock.
Tiba-tiba kami berpindah tempat ke tempat yang gelap, sangat gelap. Ayahku berubah menjadi iblis yang berpakain seperti bangsawan. Aku beridiri dan langsung megeluarkan pedangku. Dia berjalan mendekati kami. Aku mengeluarkandeagle (desert eagle) dari pedang. Aku menembak dia dengan pistolku. Pelurunya merobek baju iblis bangsawan tersebut. Dia tersenyum dan mengelap bajunya.
"Woah, woah, tidak usah kasar. Aku disini hanya ingin memperkenalkan diri. Aku komandan dari semua pasukan Raja Iblis. Namaku Ardolph Harlow. Mungkin kita akan bertemu sekali lagi. Maka aku harus memperkenalkan diri."
"Dimana ayahku?!"
"Ayahmu? Ah, ayahmu dan ibumu sebenarnya tidak ada. Aku mengorek pikiranmu agar kita bertemu disini. Jadi, ayahmu dan ibumu itu hanya ilusi yang aku buat. Dan aku tahu bahwa kau berasal dari dunia lain. Semua hero datang dari dunia lain. Pada waktu itu ada hero yang sangat kuat dan membunuh Raja Iblis terhormat. Untungnya aku mempunya kekuatan untuk membuat Raja Iblis baru lagi."
Dia dalang terbentuknya kerajaan iblis. Dia sangat berbahaya, aku harus berhati-hati. Aku mengembalikan pistolku kedalam pedang. Aku kaget sedikit karena orang tuaku di dunia ini hanya ilusi.
"Welp, adios amigos!"Iblis menjetikkan jari dan kami kembali ke apartemen tersebut. Iblis itu hilang entah kemana. Buat apa dia susah-susah bertemu denganku? Ini tidak masuk akal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Afterlife : RPG Adventure
Aventura[COMPLETE] Berkisah seorang pemuda SMA yang didiagnosis kanker otak . Dia diberitahu bahwa ia akan meniggal dalam 3 hari. Keesokannya ia bangun dari tidur dan bertemu malaikat. Malaikat ini mengetahui mimpi pemuda ini lalu malaikat mengirim pemuda S...