Ting
Bunyi lonceng pintu kaca yang dibuka oleh seorang gadis cantik dengan rambut panjang di kepang dua serta sebuah kamera DSLR yang menggantung di lehernya, membuat seorang pria paruh baya penjaga kasir datang menghampirinya.
Gadis yang kerap kali datang ke sebuah toko yang berbau kertas-kertas yang mungkin orang lain tidak akan suka masuk ke dalam toko yang hanya di penuhi oleh deretan rak-rak tinggi dan panjang berisi buku-buku yang sudah di tata dengan rapih.
"Setiap minggu kamu tak pernah lupa datang kesini."
Gadis tersebut mencium punggung tangan keriput Kakek penjaga kasir tersebut.
"Kek, ada novel terbaru gak?" Tanya Gadis tersebut.
Kakek yang biasa dipanggil Abinaya tersebut menuntun Gadis cantik tersebut ke deretan rak paling ujung. Di sana banyak sekali deretan novel-novel dari tahun 2002 sampai tahun sekarang. Walaupun lebih banyak novel jadul tapi tetap saja laku terbeli oleh para pengunjung yang datang ke toko yang tidak besar ini.
"Dedek pilih-pilih saja, kakek kekasir dulu." Kakek Abinaya meninggalkan gadis tersebut. Membiarkan gadis itu untuk memilih novel-novel kesukaannya.
Azkia Ciara Faranisa.
Gadis yang lebih suka berlama-lama di tempat seperti ini di banding di tempat-tempat nongkrong seperti caffe ataupun mall yang cocok untuk kalangan remaja sepertinya, Azkia tak pernah suka berada di tempat ramai seperti mall maupun caffe.
Bagi Azkia tempat seperti inilah yang sangat cocok untuk dirinya. Tempat yang begitu sepi dikunjungi oleh remaja-remaja seumurannya.
Setiap minggu Azkia tak pernah absen untuk datang ke tempat ini, ia selalu datang hanya untuk sekedar membaca buku selama berjam-jam atau membeli novel-novel terbaru untuk menambah koleksi novel di rumahnya.
Azkia mengambil sebuah novel bersampul pink, ia tidak tahu di dalam isi novel tersebut menarik atau tidak? Untuk itu Azkia membelinya, jangan dilihat dulu dari covernya yang tidak menarik siapa tahu di dalamnya begitu cepat memikat hati. Azkia segera berjalan menuju kasir tempat dimana Kakek Abinaya tengah melayani para pembeli.
Setelah kasir kosong dari pembeli, Azkia segera menghampiri Kakek Abinaya yang saat itu tengah memasukan beberapa lembar uang kedalam laci.
"Dedek, sudah dapat novelnya?" Tanya Kakek Abinaya.
Azkia mengangguk, "Bungkus ya Kek."
"Dedek jangan bosan-bosan datang ke toko Kakek, tak apa tak membeli pun. Asalkan Dedek datang untuk menemani Kakek." Kakek Abinaya memberikan kantung plastik yang sudah terdapat novel yang tadi di beli oleh Azkia.
Azkia tersenyum, ia memang terlihat begitu akrab dengan Kakek Abinaya karena sejak Sekolah Menengah Pertama Azkia sering berkunjung ke toko buku ini sampai ia Duduk di bangku SMA.
"Seperti biasa Bunga Mawar untuk Dedek." Kakek Abinaya memberikan Setangkai Bunga Mawar untuk Azkia.
"Bunga Mawar pemberian Kakek sudah menumpuk di kamar Dedek hehe." Azkia terkekeh sambil menerima Setangkai Bunga Mawar tersebut.
"Kek, Dedek pulang dulu ya. Takut dimarahin Bunda." Azkia mencium punggung tangan Kakek Abinaya.
"Hati-hati Dek bawa Sepedanya." Azkia mengangguk. Kemudian ia segera berlari keluar.
⚘⚘⚘⚘
Azkia menuntun Sepeda berwarna Pink miliknya saat ia tengah melewati sebuah gang. Di keranjang Sepedanya sudah terdapat Setangkai Bunga Mawar pemberian Kakek Abinaya.
Ia harus cepat-cepat pulang karena hari sudah semakin sore, jam pun sudah menunjukan pukul 16:00. Di hari minggu ini biasanya Sang Ayah berada di rumah. Azkia hanya takut dimarahi karena pulang terlalu sore.
Sesampainya di depan sebuah rumah bercat Abu-abu. Azkia langsung memasuki sepedanya kedalam halaman rumah tersebut. Rumahnya memang tidak di pagar jadi Azkia langsung masuk saja.
Ia menstandar Sepedanya. Kemudian ia segera berlari menghampiri Sang Ayah yang sudah menunggu di pintu depan.
"Assalamualaikum Yah," ucap Azkia. Azkia langsung mencium punggung tangan Sang Ayah.
"Waalaikumsalam, Kia beli novel lagi?" Tanya Ezra, Ayah Azkia.
Azkia menggaruk tekuknya yang tak gatal, ia mengangguk kikuk.
"Ayah ko tahu?" Tanya Azkia.
Ezra menunjuk keranjang sepeda pink milik Azkia yang terdapat Setangkai Bunga Mawar, "Pemberian Kakek?" Tanya Ezra.
"Kakek gak pernah lupa kasih Kia Bunga Yah."
"Ya sudah, ayo masuk. Bunda sudah menunggu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Of The Heart ✓
JugendliteraturCover by : @skysie_design Azkia, Arisha dan Tina. Adalah tiga anak manusia yang terlahir menjadi seorang pengecut namun mudah kepincut. Hanya mampu mengagumi seseorang dalam diam, hanya mampu menatap laki-laki yang mereka kagumi dari jarak kejauhan...