Selepas pulang dari acara liburan ke dufan kemarin, ke esokan harinya seluruh anggota eskul basket kembali masuk sekolah. Banyak yang mengeluh dari mereka karena tidak ada waktu istirahat, terutama Arisha dan Tina yang terus menggerutu dari rumah sampai ke sekolah. Kedua gadis itu berjalan bermalas-malasan menuju kelas.
Sementara di depan pintu kelas, sudah ada Azkia yang begitu antusias menyambut kedatangan kedua sahabatnya. Azkia ingin segera memeluk kedua sahabatnya itu setelah di tinggal selama satu hari kemarin.
Namun, senyum Azkia yang awalnya merekah kini meredup kala ia mengingat sesuatu. Azkia segera berlari menghampiri Arisha dan Tina yang berada tak jauh darinya.
"Arisha!" Panggil Azkia.
Arisha dan Tina pun menoleh.
"Ki, kenapa?" Tanya Arisha.
"Ko masuk sekolah, gue dapet kabar kalau lo pingsan waktu jalan-jalan kemarin." Ujar Azkia.
"Kan kemarin, sekarang gue udah gak pingsan kan." Kata Arisha santai sambil kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.
"Setidaknya istirahat satu hari aja di rumah, Tina juga. Si tukang tidur, kecapean dikit aja badannya udah lemes gitu kayak habis di gigit vampir."
"Gak apa-apa di gigit Vampir. Asal Vampirnya Suga." Jawab Tina sambil cengengesan.
Azkia dan Arisha memutar bola matanya malas.
"Eh gak jadi deh. Gue kan sama Suga udah cere, sekarang yang nempatin posisi di hati gue adalah Biiiiiii aiiiiii." Lanjutnya.
Azkia dan Arisha memilih melangkah cepat meninggalkan Tina yang sedang asik menghalukan bias-biasnya yang ada di korea itu. Pusing lama-lama mendengar suara Tina yang begitu cerewet kala membahas soal bias-biasnya.
Sesampainya di kelas. Ketiga gadis itu duduk di kursinya masing-masing. Di bagian pojok kelas ada segerombolan cewek-cewek yang tengah sibuk dengan alat make up yang mereka bawa, padahal peraturannya di sekolah ini tidak boleh membawa alat make up semacam apapun. Hanya memakai lipstik saja sudah di larang. Kalau ketahuan memakai alat make up langsung kena hukum. Hukumannya memang tidak berat, hanya harus menghapus make up di wajah menggunakan tisyu yang sudah di basahi oleh air ludah murid-murid sekelas.
Bagian pojok kantin begitu ramai oleh suara Salsa beserta teman-temannya. Gadis-gadis itu sibuk membicarakan alat-alat make up yang tentu harganya tak murah, Salsa yang notabennya anak orang kaya. Begitu sombong menyebutkan harga-harga make up yang ia miliki. Mulai yang dari harga ratusan hingga jutaan.
Jika Azkia, Arisha dan Tina ada di posisi Salsa. Mungkin mereka akan menghabiskan uang sebanyak itu untuk memborong semua novel keluaran baru, daripada harus membeli Make up yang belum tentu kualitasnya bagus, bukannya sering terjadi penipuan make up-make up seperti itu.
"Gila Sa. Make up lo bagus-bagus banget, pasti harganya mahal ya?" Seru salah satu temannya Salsa yang bernama Ani.
Salsa tersenyum sombong, "Ya jelas. Orang susah kayak mereka tuh gak mampu beli make up semahal ini." Jawab Salsa. Tatapannya tentu mengarah pada Azkia, Arisha dan Tina.
Tina yang mengerti jika Salsa tengah menghinanya, segera bangkit berdiri. Tina memutar tubuhnya berhadapan langsung dengan Salsa.
"Kenapa?" Tanya Salsa sewot.
"Eh cabe-cabean warna warni. Jangan cuma Make up doang di mahalin. Kalau perlu harga diri lo tuh mahalin, lagian. Percuma lo beli make up mahal-mahal tapi muka lo aja berminyak gitu kayak bungkus gorengan!"
Brak
Salsa menggebrak meja. Lalu bangkit berdiri, ia menatap tajam ke arah Tina yang juga tengah menatap tajam ke arahnya padahal Tina melotot saja susah di karenakan matanya yang sipit seperti orang cina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Of The Heart ✓
Teen FictionCover by : @skysie_design Azkia, Arisha dan Tina. Adalah tiga anak manusia yang terlahir menjadi seorang pengecut namun mudah kepincut. Hanya mampu mengagumi seseorang dalam diam, hanya mampu menatap laki-laki yang mereka kagumi dari jarak kejauhan...