♡▪Kejujuran▪♡

819 49 9
                                    

Arisha menghembuskan nafas lelahnya, setelah melewati masa-masa sulit selama empat hari berturut-turut. Akhirnya ia bisa bernafas dengan Lega dan bebas. Di saat semua orang merayakan usainya ujian nasional di lapangan, Arisha memilih untuk menyendiri. Duduk menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya sambil memandang indahnya kota bandung dengan kedua netra indahnya.

Arisha meneguk habis air minumnya yang sisa setengah, sementara roti sarinya sudah habis sedari tadi.

Dari ketinggian atap sekolah. Suara riang gembira siswa-siswi di bawah sana bisa terdengar oleh kedua telinga Arisha, Arisha ikut merasa bahagia dengan apa yang di rasakan oleh teman-temannya di bawah sana. Arisha menolak untuk pergi ke taman belakang sekolah bersama kedua temannya--Azkia dan Tina. Kedua gadis itu juga menolak berada di tengah lapangan yang ramai. Dan memilih untuk ke taman belakang sekolah, hanya untuk sekedar tiduran di atas rumput sambil berteduh di bawah pohon rindang. Tidak hanya lapangan saja yang ramai. Taman belakang sekolah pun ramai. Namun suasananya sunyi, karena siswa-siswi yang berada di taman belakang memilih untuk tiduran di atas rumput, membaca buku, bermain ponsel. Atau sekedar ngobrol-ngobrol namun dengan volume suara yang tidak terlalu besar. Terlihat menenangkan memang, namun bagi Arisha. Tempat yang paling tenang hanya ini. Atap sekolah.

Tak terasa ia hanya memiliki waktu sedikit lagi untuk tetap berada di gedung ini, dan besok. Untuk merayakan usainya ujian nasional. Pihak sekolah mengadakan sebuah acara bertema Casual Day. Acara yang hanya akan di hadiri oleh kelas dua belas saja. Yang Arisha dengar, selain acara Casual Day. Besok pun akan ada sambutan dari bintang tamu yang di undang pihak sekolah, dan ada juga bazar-bazar yang di dirikan di sekitar lapangan. Seperti Bazar makanan, minuman, aksesoris, buku. Dan lain-lain. Tentu acara esok hari pasti akan terlihat sangat ramai.

Jika bisa, lebih baik Arisha izin saja. Untuk tidak datang ke acara besok. Ketahuilah. Arisha benci tempat ramai. Karena berdiri di tengah-tengah keramaian hanya akan membuat Arisha benci kepada dirinya sendiri. Maka dari itu, Arisha lebih suka menyepi.

Dan mengenai kejadian itu. Selama empat hari pula, Laskar berlaku tak baik padanya. Laki-laki itu selalu menghindar setiap bertemu Arisha, seolah-olah Arisha adalah sesuatu yang menjijikan yang tak pantas untuk di lihat. Sakit? Tentu. Arisha bisa merasakan kesakitan itu dengan jelas, ia sendiri tidak bisa berbuat apa-apa selain diam dan menikmati kesakitannya seorang diri.

Tidak hanya Arisha saja yang di hindari laki-laki itu. Teman-temannya yang lain, seperti Genta dan Inu terlihat  tidak bersama dengan Laskar beberapa hari ini. Laskar terlihat selalu menyendiri, ia selalu mengabaikan panggilan teman-temannya dan memilih untuk langsung pulang.

Arisha tidak berani bertanya mengenai ini kepada Genta ataupun Inu. Karena ia sadar, ia bukanlah siapa-siapanya Laskar. Jadi Arisha tidak berhak terlalu mengikut campuri urusan laki-laki itu.

Dulu, yang selalu mempunya tekat untuk menjauh adalah Arisha, namun yang benar-benar menjauh sekarang adalah Laskar. Sementara Arisha malah semakin mendekat. Bodohnya gadis itu.

Arisha menghela nafas cukup panjang, ketika ia ingin minum. Ia baru tersadar kalau minumannya sudah habis, lagi-lagi Arisha menghela nafas. Melempar botol kosong itu ke sembarang arah.

Lalu ia kembali menikmati pemandangan di depannya walaupun tak semenyenangkan tadi.

"Nih."

Arisha terkejut kala sebuah botol teracungkan tepat di depan wajahnya, perlahan. Arisha menggerakan kepalanya, menoleh ke arah seseorang yang mengejutkannya barusan.

Spontan Arisha bangkit berdiri, kedua kakinya mundur beberapa langkah. Kedua tangannya berada tepat di depan dadanya. Arisha bisa merasakan jantungnya berdetak begitu kencang. Keterkejutannya semakin bertambah kala melihat seseorang yang membawa botol minuman itu.

Secret Of The Heart ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang