Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam, sementara seorang gadis masih tetap menunggu seseorang yang tak kunjung sadar. Arisha terus duduk di atas dinginnya lantai rumah sakit. Kedua kakinya ia tekuk, sementara kepalanya ia tumpu di atas dengkulnya. Keadaan Arisha bisa di bilang tidak baik-baik saja. Kedua matanya membengkak, hidungnya memerah, ada sisa-sisa air mata di pipinya. Arisha sudah cukup lama menangis, terlebih setelah mendengar kabar dari Raefal.
Laskar mengalami kecelakaan di jalan, motor yang di kendarai laki-laki itu di tabrak oleh sebuah truk dari arah lain. Dari yang terdengar, tubuh Laskar terpental cukup jauh. Sementara motornya terseret sejauh lima meter. Hingga motor kesayangan laki-laki itu tak berbentuk.
Sebelumnya ada dua polisi yang menemani Laskar di rumah sakit, namun saat melihat Arisha dan Raefal yang notabennya adalah teman dekat Laskar. Kedua polisi itu memilih pamit karena masih ada yang harus di urus mengenai kecelakaan Laskar sore tadi.
Luka yang di terima oleh Laskar cukup parah, Arisha belum tahu bagian tubuh Laskar yang mana sajakah yang mendapat perban. Arisha belum berani untuk masuk ke dalam, padahal ia sudah di izinkan untuk melihat Laskar. Sungguh Arisha tak seberani itu, mengingat hal ini terjadi akibat kesalahannya juga. Coba saja Arisha dapat berpikir lebih benar, coba saja Arisha tidak egois. Mungkin Laskar tidak akan semarah ini sehingga membuat laki-laki itu kecelakaan.
Arisha sudah tak mampu lagi menangis. Yang ia lakukan hanya melamun. Arisha sudah tak perduli dengan keadaannya yang terlihat berantakan, baju seragamnya terlihat begitu kusut. Beruntungnya Raefal memberikan ikat rambut untuk Arisha sehingga rambut panjang gadis itu tak membuat keadaan Arisha terlihat sangat buruk.
Sudah lama pula Raefal meninggalkannya seorang diri di sini. Arisha mengecek ponselnya, batre ponselnya habis. Arisha lupa membawa powerbank, beruntungnya ia sudah mengabari Abangnya kalau Arisha tidak pulang hari ini. Arisha beralasan jika ia menginap di rumah Azkia.
"Sha...."
Arisha mengangkat kepalanya, kedua matanya memanas seketika.
Azkia langsung merengkuh tubuh sahabatnya itu. Sementara Arisha sudah menangis terisak-isak di pelukan Azkia.
"Gue takut..."Lirih Arisha di sela-sela isak tangisnya.
"Ada gue Sha, ayo bangun. Nanti lo masuk angin duduk di lantai." Azkia membantu Arisha untuk berdiri di bantu oleh Raefal, Azkia menuntun tubuh lemah Arisha untuk duduk di kursi tunggu.
Raefal segera menyerahkan sebotol air mineral untuk Arisha yang langsung Arisha sambut.
"Keadaan Laskar gimana?" Tanya Azkia sambil mengusap punggung Arisha.
Arisha menggeleng, "Gue nggak tau, gak berani buat masuk ke dalem."
"Maaf ya, gue bener-bener baru tau berita itu tadi."
"Gak apa-apa." Jawab Arisha.
"Ganti baju dulu yuk, gue bawa baju ganti buat lo. Siapa tau lo mau nginep nemenin Laskar."
Arisha hanya mengangguk, Azkia segera menuntun sahabatnya itu menuju ke toilet. Sementara Raefal memilih untuk masuk ke dalam ruangan, ingin melihat bagaimana keadaan laki-laki sombong itu.
💧💧💧💧
Setelah mengganti pakaian, Arisha dan Azkia langsung masuk ke dalam ruangan tempat dimana Laskar berada. Arisha tidak akan mau menginjakan kaki di ruangan ini jika Azkia tak memaksanya.
Arisha menahan nafas cukup lama. Di sebuah brankar, ia melihat tubuh Laskar terbaring lemah di temani selang-selang yang membantu laki-laki itu untuk bernafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Of The Heart ✓
Teen FictionCover by : @skysie_design Azkia, Arisha dan Tina. Adalah tiga anak manusia yang terlahir menjadi seorang pengecut namun mudah kepincut. Hanya mampu mengagumi seseorang dalam diam, hanya mampu menatap laki-laki yang mereka kagumi dari jarak kejauhan...