Beberapa tahun kemudian.
"Dimana?"
"Jalan."
"Ck, gak lama bisa gak sih? Gak lupakan sama hari ini?"
"Kalau gue lupa, ngapain gue keluar rumah pake baju rapih begini. Mending rebahan di rumah."
"Cepet!"
Tut.....
Seorang laki-laki yang baru saja berbicara dengan seseorang di telefon. Menyerahkan ponselnya ke pada seorang gadis yang duduk tepat di sampingnya. Yang kemudian gadis itu masukan kedalam tas slempangnya. Laki-laki tersebut mendarartkan telapak tangannya yang besar tepat di atas kepala gadis itu. Kemudian ia mengelusnya dengan lembut. Seolah-olah itu adalah benda yang mudah pecah.
Setengah jam yang lalu, Laskar dan Arisha baru saja mengunjungi sebuah makam seseorang yang sudah sangat lama tak mereka kunjungi.
Makam tersebut nampak tak terurus, banyak sekali rumput-rumput liar yang memenuhi makam tersebut, sampai kapanpun. Ayla tetap segalanya untuk Laskar. Maka dari itu, Laskar meminta seseorang untuk mengurus makam Ayla. Agar makam tersebut terlihat lebih bersih dan rapih.
Kembali keingatan beberapa tahun yang lalu. Arisha memandang sebuah foto, foto yang beberapa tahun lalu di kirim oleh Raefal ketika ia berada di korea. Saat itu, perasaan Arisha benar-benar sulit di jelaskan. Ada ketakutan yang ia rasakan, bahkan sampai detik ini.
Ayla meninggal saat proses ijab kabul. Yang Arisha tahu, saat Laskar menjabat tangan Ayahnya Ayla. Ayla terjatuh, jatuh tepat di pelukan Laskar.
Dan foto ini, foto ini sampai kapanpun tak akan pernah Arisha abaikan. Foto dimana saat Laskar dan Ayla melakukan sesi foto prewedding di sebuah rumah sakit tempat dimana Ayla di rawat. Di foto tersebut, Arisha bisa melihat bagaimana cerianya wajah Ayla. Meskipun saat itu kondisinya bisa di bilang tidak baik-baik saja. Banyak selang yang menempel di seluruh tubuhnya, tak ada sehelai rambutpun yang menutupi kulit kepalanya, wajahnya yang pucat sama sekali tak mengurangi kadar kecantikan yang Ayla miliki.
"Sha, simpen." Ujar Laskar, sambil melirik ke arah selembar foto yang ada di tangan Arisha. Arisha yang mengertipun segera menaruh kembali foto tersebut kedalam tas slempangnya.
Meskipun kejadiannya sudah berlalu, tapi tetap saja. Tak mudah bagi Laskar untuk melupakan semuanya, semuanya terasa sangat menyakitkan. Saat hari dimana Laskar benar-benar harus melepas orang yang sangat ia sayangi untuk selama-lamanya. Sampai saat ini, Laskar masih sering di rundung rasa bersalah. Rasa bersalah karena Laskar tak memiliki kemampuan apa-apa untuk mencari keberadaan Ayla dan saat mereka di pertemukan, keadaan benar-benar tak mendukung. Laskar harus merelakan kebahagiannya hanya untuk melihat Ayla bahagia. Namun, tuhan lebih sayang kepada gadis itu. Sehingga meminta Ayla untuk segera pulang.
Dan tanpa sadar, setitik air mata jatuh membasahi pipi Laskar, Arisha menyadari hal itu. Ayla benar-benar sesuatu yang sangat berharga untuk Laskar. Wajar jika laki-laki itu masih sering di rundung kesedihan akibat kepergian Ayla. Mungkin, yang bisa Arisha lakukan saat ini adalah hanya memberikan dukungan agar Laskar bisa kembali berdiri di atas pijakannya.
"Inget kan? Ayla gak pernah suka liat kamu kayak gini." Ujar Arisha sambil mengelus bahu Laskar.
Laskar tak menjawab. Namun, satu tangannya bergerak membawa tubuh Arisha masuk kedalam pelukannya. Saat ini, ada yang lebih berharga yang telah Laskar miliki. Yaitu Arisha. Selama ini, Arisha tak pernah mengeluh dan selalu sabar ketika Laskar tak henti-hentinya menceritakan soal Ayla. Arisha tak henti-hentinya menenangkan Laskar ketika Laskar sedang di rundung ketakutan dan kesedihan. Hanya karena seseorang yang telah pergi. Laskar menyadari, ia telah berulang kali menggoreskan luka di hati Arisha. Tapi meskipun begitu, tak pernah sekalipun kata ingin berpisah keluar dari mulut Arisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Of The Heart ✓
Teen FictionCover by : @skysie_design Azkia, Arisha dan Tina. Adalah tiga anak manusia yang terlahir menjadi seorang pengecut namun mudah kepincut. Hanya mampu mengagumi seseorang dalam diam, hanya mampu menatap laki-laki yang mereka kagumi dari jarak kejauhan...